Harapan KPK ke Kapolri Baru: Semoga Bisa Ungkap Teror ke Penegak Hukum

Kasus teror ke dua pimpinan KPK belum diungkap polisi

Jakarta, IDN Times - Prediksi publik akhirnya terkonfirmasi mengenai nasib Komjen (Pol) Idham Azis. Dalam sidang uji kepatutan dan kelayakan di komisi III DPR pada Rabu (30/10), Idham terpilih secara aklamasi oleh anggota parlemen sebagai Kapolri yang menggantikan Tito Karnavian. 

Nama Idham sesungguhnya sudah diprediksi akan menjadi Trunojoyo satu sejak ia masih menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya. Kini perkiraan itu menjadi kenyataan. 

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang merupakan salah satu mitra dekat Polri menyambut baik terpilihnya Idham. Bagi komisi antirasuah, Idham bukan orang baru. Ia termasuk pihak yang terlibat dalam tim teknis kepolisian untuk menuntaskan kasus teror yang dialami oleh Novel Baswedan. 

Juru bicara komisi antirasuah, Febri Diansyah mengurai harapan di bawah kepemimpinan Idham, hubungan Polri dan KPK bisa lebih erat. Apalagi bagi KPK, Polri bisa dikatakan sebagai saudara tua. Sebab, tenaga penyidik dan penyelidik yang bertugas di komisi antirasuah ada yang berasal dari kepolisian. 

"KPK berharap bisa bekerja sama dengan lebih baik dengan Polri dan Kejaksaan Agung untuk melakukan upaya pemberantasan korupsi dan penegakan hukum lainnya. Sebab, antara KPK dengan Polri juga sudah diteken nota kesepahaman agar saling membantu dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi," kata Febri yang ditemui di gedung KPK pada Rabu malam (30/10). 

Lalu, bagaimana dengan harapan terhadap kasus teror yang dialami oleh penyidik senior Novel Baswedan? Apakah KPK masih memiliki harapan di bawah kepemimpinan Idham maka pelaku teror itu bisa terungkap?

1. KPK berharap di bawah kepemimpinan Idham Azis, Polri mengungkap teror yang pernah dialami oleh dua pimpinan

Harapan KPK ke Kapolri Baru: Semoga Bisa Ungkap Teror ke Penegak Hukum(Teror terhadap dua pimpinan KPK) IDN Times/Sukma Shakti

Selain Novel, ada pula pihak di komisi antirasuah yang sempat diteror. Pihak yang dimaksud yakni dua pimpinan KPK, Agus Rahardjo (ketua) dan Laode M. Syarif (wakil ketua). 

Kediaman Syarif di area Pancoran dilempari dua bom molotov pada (9/1) lalu. Sedangkan, rumah Agus di daerah Bekasi diletakan bom pipa di hari yang sama. Belakangan diketahui bom pipa yang diletakan di pagar rumah Agus palsu. 

Polda Metro Jaya yang ketika itu masih dijabat oleh Idham pernah berjanji akan mengungkap kasus teror tersebut. Namun, hingga kini tidak pernah ada titik terang atas kasus itu. 

"Padahal, kita perlu secara serius menindak lanjuti serangan-serangan terhadap penegak hukum. Sebelumnya, kan sempat ada teror terhadap rumah dua pimpinan. Ini tentu perlu dicari siapa pelakunya agar tidak ada teror-teror lain terhadap penegak hukum," tutur Febri pada Rabu malam. 

Baca Juga: [BREAKING] Jadi Kapolri, Idham Azis Janji Akan Selesaikan Kasus Novel 

2. Idham Azis diwariskan oleh Tito untuk mengungkap kasus teror penyidik Novel Baswedan

Harapan KPK ke Kapolri Baru: Semoga Bisa Ungkap Teror ke Penegak Hukum(Penyidik senior KPK Novel Baswedan) ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

Begitu menduduki jabatan sebagai Kapolri, Idham sudah diberikan tugas lanjutan dari Tito Karnavian. Salah satunya untuk mengungkap kasus teror air keras yang menimpa penyidik Novel Baswedan. 

Uniknya, Idham pernah berkunjung ke gedung KPK ketika masih menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya pada 24 November 2017. Bersama dengan Ketua KPK, Agus Rahardjo, Idham menunjukkan dua sketsa yang diduga sebagai pelaku lapangan untuk menyiram air keras ke wajah Novel. 

Namun, sejak dari sana belum ada lagi gebrakan yang berhasil ditorehkan oleh Idham. Pelimpahan tugas pengusutan kasus Novel disampaikan oleh Mendagri Tito Karnavian. Padahal, sudah ada tim teknis untuk menindak lanjuti temuan Komnas HAM menyangkut Novel. 

"Silakan, kasus Novel juga (saya wariskan). Karena mekanismenya kan, sudah ada sistemnya. Sama seperti saya di Mendagri, banyak menerima tugas yang belum tuntas di Kemendagri," kata Tito. 

Kendati demikian, Idham tetap diucapkan selamat oleh Tito. Mantan Kapolri itu menegaskan ia tidak ikut campur dalam proses pemilihan Kapolri di komisi III. 

"Apapun juga pilihan bapak presiden yang mengajukan, silakan mekanisme fit and proper test dijalani. Kalau kemudian disetujui dalam paripurna, dilantik, saya ucapkan selamat kepada Kapolri yang baru," ungkap Tito.

Sayangnya, tim teknis yang juga sempat dipimpin oleh Idham mengaku kesulitan untuk mengungkap kasusnya. Usai terpilih, Idham malah menunjuk kabareskrim untuk melanjutkan pekerjaan rumah terkait teror terhadap Novel. Padahal, ia bisa melaporkan hasil temuan Polri selama tiga bulan ke publik. 

3. KPK percaya Polri akan mematuhi instruksi Presiden Jokowi untuk mengungkap kasus teror Novel Baswedan

Harapan KPK ke Kapolri Baru: Semoga Bisa Ungkap Teror ke Penegak Hukum(Juru bicara KPK, Febri Diansyah) ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Yang jadi pertanyaan menarik ketika pucuk kepemimpinan di kepolisian telah berganti, akan kah komitmen pengungkapan kasus teror yang menimpa Novel Baswedan tetap dipegang teguh? Apalagi tim teknis untuk mengusut teror itu habis masa kerjanya pada (31/10). 

Presiden Jokowi sempat meminta kepada Polri untuk menindak lanjuti hasil temuan Komnas HAM dalam kurun waktu tiga bulan. Padahal, Polri sempat meminta waktu enam bulan. Namun, mantan Gubernur DKI Jakarta itu tak mau berlama-lama. 

Sebelum 'berganti baju' menjadi Mendagri, Tito sempat melaporkan perkembangan kasus teror itu kepada Presiden Jokowi pada pekan lalu. Idham Azis yang pekan lalu masih menjadi Plt Kapolri menjelaskan ada perkembangan dari laporan tim teknis itu. Namun, perkembangannya apa, ia tak mau menjelaskan lebih lanjut. 

Maka, bagi KPK mereka menunggu saja bagaimana laporan tim teknis kepolisian yang disampaikan ke Presiden Jokowi. 

"Tugas dari Presiden Jokowi untuk menemukan pelaku penyerangan Novel adalah tugas institusional. Jadi, semestinya siapa pun unsur pimpinan di posisi-posisi tertentu tetap menjadi tugas dari presiden terhadap polri. Kami di KPK tetap berharap pelakunya ditemukan dan menunggu proses lebih lanjut ketika pelaku ditemukan," kata Febri pada Rabu malam. 

Sedangkan, tim dari kuasa hukum Novel sejak awal sudah mengaku pesimistis tim di bawah kepolisian mau mengungkap teror tersebut. Oleh sebab itu pada (18/10) lalu, mereka mengirimkan surat kepada Kementerian Sekretariat Negara agar presiden segera membantuk tim pencari fakta independen. Bahkan, di dalam surat itu turut dilampirkan draft Perpres untuk pembentukan tim tersebut. 

Gimana, guys, menurut kalian Polri pada akhirnya mampu mengungkap kasus teror terhadap Novel?

https://www.youtube.com/embed/k64IqcB8R7g

Baca Juga: YLBHI: Teror Air Keras Novel Baswedan Dibuat Agar Dilupakan Publik

Topik:

Berita Terkini Lainnya