Hasto: PDIP akan Dukung Penuh Panglima TNI Baru Pilihan Jokowi

Andika akan memasuki masa pensiun pada Desember 2022

Jakarta, IDN Times - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto mengatakan pemilihan calon Panglima TNI untuk menggantikan Jenderal Andika Perkasa menjadi hak prerogatif Presiden Joko "Jokowi" Widodo sepenuhnya. Isu bursa Panglima TNI kembali menjadi perbincangan lantaran Jenderal Andika bakal memasuki masa pensiun pada Desember 2022. Salah satu kandidat terkuat yang bakal menggantikan Andika adalah Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana Yudo Margono. 

"Penunjukkan Panglima TNI menunjukkan hak prerogatif dari presiden. Tentu saja kepentingan PDIP di dalam menjalankan politik pertahanan tersebut karena tantangan geopolitik kian nyata. Kita tentu memerlukan Panglima TNI yang visioner, memahami jati diri TNI dan memiliki suatu visi membangun kekuatan dengan cara pandang geopolitik seperti yang disampaikan oleh Bung Karno," ungkap Hasto ketika memberikan keterangan pers di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat pada Minggu, (9/10/2022). 

Meski begitu, Hasto mengutip pernyataan mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU), Agus Supriatna yang menyebut pertahanan di sektor maritim perlu diperhatikan sebaik-baiknya. Apalagi, kata Hasto, Indonesia merupakan negara maritim yang sebagian wilayahnya dikelilingi perairan. 

"Tetapi, siapapun yang diputuskan oleh Presiden Jokowi, tentu PDIP sebagai parpol pengusung utama akan memberikan dukungan," kata dia lagi. 

Lalu, apakah ini berarti petunjuk bahwa PDIP setuju bila pengganti Andika sebagai Panglima TNI berasal dari matra Angkatan Laut?

Baca Juga: Andika Perkasa Ungkap Cara Jokowi Tentukan Panglima TNI Baru

1. KSAL Yudo Margono dinilai kualifikasi mahir berdiplomasi sebagai calon Panglima TNI

Hasto: PDIP akan Dukung Penuh Panglima TNI Baru Pilihan JokowiKepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Yudo Margono mengaku kesal dengan Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) (ANTARA FOTO/Indrayadi)

Sementara, dalam pemberian keterangan pers, Hasto juga menyebut Panglima TNI mendatang bersama Menteri Pertahanan harus memiliki kemampuan di dalam membangun diplomasi pertahanan. Sehingga, ketika melibatkan Indonesia di dalamnya dapat berkontribusi terhadap perdamaian dunia. 

Dalam pandangan analis militer dan pertahanan, Connie Rahakundini Bakrie, pernyataan Hasto itu justru dianggap sebuah petunjuk bahwa Panglima TNI mendatang berasal dari matra AL. "Kalau merujuk ke pernyataan Pak Sekjen, Beliau kan ditanya kira-kira siapa calon Panglima TNI masa depan? Lalu, Beliau menyinggung soal kemampuan diplomasi. Di dalam 3 matra ini, yang memiliki kemampuan diplomasi sebagai unsur utama itu ada di TNI AL," kata Connie menjawab pertanyaan IDN Times juga di markas PDIP. 

"Jadi, kalau buat saya, itu adalah hint dari Sekjen PDIP bahwa ke depan, Panglima TNI nya pasti Pak Yudo Margono," tutur dia lagi. 

Namun, ini bukan kali pertama nama Yudo mencuat sebagai salah satu kandidat kuat Panglima TNI. Pada 2021 lalu, namanya juga digadang-gadang untuk menjadi Panglima TNI. 

Namun, Jokowi justru mengirim surat ke DPR dan memilih nama Jenderal Andika Perkasa sebagai calon tunggal Panglima TNI. 

Baca Juga: Andika Perkasa Hanya Menjabat Panglima TNI Setahun, Efektif Gak Sih?

2. Jokowi didesak untuk wujudkan visi poros maritim dunia dengan tunjuk Panglima dari TNI AL

Hasto: PDIP akan Dukung Penuh Panglima TNI Baru Pilihan JokowiPengamat Isu Militer dan Pertahanan dari Universitas Indonesia, Connie Rahakundini Bakrie ketika ditemui di kantor DPP PDI Perjuangan. (IDN Times/Santi Dewi)

Lebih lanjut, Connie menyarankan agar Panglima TNI pengganti Andika sebaiknya dari TNI AL bukan lantaran tahun ini dijanjikan jabatan itu bakal diberikan ke Yudo. Menurut Connie, sarannya itu merupakan dari desakan agar Jokowi mewujudkan konsep poros maritim dunia yang sempat digaungkan di awal-awal ia menduduki kursi presiden pada 2014 lalu. 

"Toh, kepemimpinan Presiden Jokowi sudah memasuki tahun-tahun akhir, maka mau tidak mau visi awal itu harus diwujudkan melalui Pak Yudo Margono. Itu sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi," kata Connie. 

Ia menambahkan bila Jokowi ingin benar-benar mewujudkan visi itu dan bukan slogan semata, maka Connie menyarankan mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut memberikan kesempatan Yudo jadi Panglima TNI. "Agar Beliau bisa buat road mapnya, paling tidak untuk panglima selanjutnya," tutur dia. 

Selain itu, menurut Connie, postur maritim adalah sesuatu yang paling mudah untuk dihitung. Sebab, patokan untuk mencapai proyeksi kekuatan laut sudah jelas parameternya. Dimulai dari brown water navy, green water navy hingga blue water navy. 

Brown Water Navy adalah angkatan laut dengan kekuatan yang bisa melindungi serta mempertahankan wilayah perairan di sekitar pantai yang dikenal sebagai zona lithoral. Sementara, Green Water Navy mencerminkan angkatan laut yang memiliki kekuatan yang diproyeksikan hingga ke perairan antara batas terluar Brown Water hingga batas terluar laut dangkal, wilayah kepulauan dan pulau-pulau terluar dari suatu negara. 

Sedangkan, Blue Water Navy menunjukkan AL yang proyeksi kekuatannya sudah menjangkau samudra dan perairan antar benua. 

3. KSAL Yudo Margono tak mau berandai-andai jadi Panglima TNI

Hasto: PDIP akan Dukung Penuh Panglima TNI Baru Pilihan JokowiPanglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I Laksamana Madya Yudo Margono (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Sementara, KSAL Laksamana Yudo Margono mengaku tak ingin berandai-andai soal peluang dirinya bakal terpilih menjadi Panglima TNI untuk menggantikan Jenderal Andika Perkasa. Sebab, hal tersebut merupakan keputusan dan hak prerogatif Presiden Jokowi. Andika rencananya akan memasuki pensiun dari TNI pada Desember 2022. 

"Saya sampaikan (pemilihan Panglima TNI) itu adalah hak prerogatif presiden. Jadi, jangan disebut-sebut, jangan diandai-andai. Ya sudah kita serahkan kepada bapak presiden yang memiliki kewenangan dan memiliki hak prerogatif untuk menunjuk Panglima TNI ke depan," ungkap Yudo kepada media di Jakarta pada 12 September 2022 lalu. 

Meski begitu, sebagai seorang prajurit, Yudo mengaku siap bila ditunjuk oleh Jokowi menjadi Panglima TNI. Ia pun mengaku siap menjalankan tugas yang diberikan sebaik-baiknya. 

"Tadi saya sampaikan, prajurit, bukan saya saja kalau diberi perintah dan ditunjuk pasti akan siap. Dan ini saya yakin jawaban semua prajurit kalau ditanya siap, pasti siap. Ya, memang tugas prajurit untuk diperintah dan melaksanakan tugas, pasti akan siap," tutur dia lagi. 

Baca Juga: KSAL: Tak Perlu Berandai-andai, Panglima TNI Hak Prerogatif Presiden

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya