Hati-hati! Ada Modus Baru Perdagangan Manusia dengan Kawin Kontrak

Korban dinikahi di Tiongkok lalu disiksa

Jakarta, IDN Times - Nurhidayat tidak menyangka mimpi anak perempuannya, MRD, untuk bisa bekerja di Jakarta, justru berakhir mimpi buruk. Perempuan di bawah umur yang berasal dari Purwakarta itu datang ke ibukota dengan harapan bisa membantu perekonomian keluarga. 

Tapi, yang terjadi justru hal itu berakhir mimpi belaka. Pria berusia 53 tahun itu justru mendengar suara tangis putri tercinta yang mengaku sedang berada di Tiongkok. Lho kok bisa? Karena semula putrinya meminta izin untuk bekerja di Jakarta sebagai SPG produk kecantikan. 

"Seminggu sebelum puasa Ramadan, tiba-tiba saya dengar, anak saya nangis dari China. Aku kan kaget anak di bawah umur, KTP belum punya, tanpa izin orang tua, kok bisa dia ke China?," tanya Nurhayati heran dan ditemui media di kantor Kementerian Luar Negeri pada Senin (30/7). 

MRD adalah contoh potret perdagangan manusia dengan modus baru yakni perkawinan kontrak. 

Hal ini terungkap, berkat adanya laporan dari mantan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi. Ia mengaku pada Jumat (27/7) lalu mendapat pesan pendek dari seorang perempuan berinisial D. 

Ia meminta tolong kepada Dedi agar dipulangkan dari negeri Tirai Bambu. D mengaku sudah tidak tahan karena terus disiksa oleh suaminya yang dikenal melalui kawin kontrak. 

Lalu, bagaimana awal mula WNI justru diboyong ke Tiongkok untuk dinikahkan secara kontrak? 

1. Awalnya diiming-imingi jadi SPG di Jakarta

Hati-hati! Ada Modus Baru Perdagangan Manusia dengan Kawin Kontrakwww.instagram.com/dezanover (Ilustrasi SPG)

Dedi yang saat ini tengah mencalonkan diri sebagai anggota legislatif dari provinsi Jawa Barat tersebut mengaku ia tergerak membantu karena ada warga Purwakarta yang ikut menjadi korban. Semula, para calon korban ini mengaku akan bekerja sebagai sales promotion girl di Jakarta. Tetapi, kenyataannya para korban itu akan melakukan kawin kontrak dengan warga Tiongkok. 

"Mereka sudah tahu dan bersedia dikawin kontrak. Tapi (pelaku) ke orang tuanya mengatakan kalau anak mereka mau menjadi SPG di Jakarta," ujar Dedi di kantor Direktorat Perlindungan WNI Kemenlu pada Senin siang (30/7).

Dedi memilih mendatangi Kemenlu karena ia berharap pemerintah bisa membantu memulangkan WNI yang masih terjebak pernikahan kontrak di Tiongkok.

Baca juga: Nama Gamawan Fauzi Kembali Disebut Dalam Dakwaan Setnov

2. Sudah ada 12 orang dari Jawa Barat yang menjadi korban

Hati-hati! Ada Modus Baru Perdagangan Manusia dengan Kawin KontrakIDN Times/Sukma Shakti

Data yang Dedi peroleh, ada 12 warga dari Jawa Barat yang menjalani praktik perdagangan manusia berkedok kawin kontrak di Tiongkok. Dedi ingin membantu, tapi sadar posisinya kini sudah bukan lagi sebagai bupati. Kendati begitu, ia berharap Kemenlu bisa membantu agar 12 WNI yang saat ini berada di Tiongkok, bisa dipulangkan. 

"Kami akan menunggu perkembangan yang ada di sana. Kalau memang diperlukan, ya kami harus berangkat ke sana," ujar Dedi lagi. 

Selain itu, pria yang kini menjabat sebagai Ketua DPD Golkar Jabar itu mengimbau agar warganya berhati-hati dengan modus baru perdagangan manusia yakni dengan pernikahan kontrak. 

"Jadi, modusnya mereka dibawa ke Jakarta untuk bertemu dengan calon suaminya," kata dia kemarin. 

3. Nurhidayat mengenal perempuan yang mengajak putrinya menjadi SPG

Hati-hati! Ada Modus Baru Perdagangan Manusia dengan Kawin KontrakIDN Times/Sukma Shakti

Nurhidayat mengaku putrinya bisa bekerja di Jakarta berkat bantuan seorang perempuan bernama Fifi. Ketika masih di Jakarta, MRD sempat meminta ayahnya agar bertanya soal pekerjaannya itu ke Fifi yang dipanggilnya dengan sebutan "Cece".

"Tanya aja sama Cece," ujar Nurhidayat menirukan suara putrinya.

Ia kemudian bertanya langsung ke Fifi dan dikonfirmasi oleh perempuan tersebut. Cece Fifi mencoba menenangkan ayah MRD dengan menyebut putrinya bekerja sebagai SPG produk kosmetik.

"Bapak gak usah khawatir, anak bapak kerja baik-baik. Dia bukan (melakukan) kerja yang haram-haram," kata Nurhidayat menirukan pernyataan Cece Fifi.

Sayangnya, ia keliru mempercayakan nasib putrinya kepada Fifi. Sebab, oleh Fifi, MRD diboyong ke Tiongkok untuk dinikahkan secara kontrak dengan warga setempat.

"Aku kan kaget, anak di bawah umur, KTP aja belum punya. Tapi izin orang tua dia bisa pergi ke China, apalagi dengan alasan dia ingin dinikahkan kontrak. Kan hati saya hancur, kawin di sana kulturnya berbeda, begitu juga budaya, bahasa dan agamanya. Belum tentu sama dengan kita. Yang paling ngeri, anak saya inilah (menikah) kontrak," tutur Nurhidayat dengan mata berkaca-kaca.

4. Sejauh ini Polda Jabar sudah menahan dua orang

Hati-hati! Ada Modus Baru Perdagangan Manusia dengan Kawin KontrakIDN Times/Sukma Shakti

Menurut informasi yang Dedi peroleh, sejauh ini sudah ada dua orang yang ditahan. 

"Yang satu merupakan WNI asal Kalimantan dan satu WNA Tiongkok. Mungkin ini bisa dikatakan sebagai perdagangan orang," kata Dedi lagi. 

Selaku perekrut, para pelaku pasti sudah membaca profil calon targetnya. Anak Nurhidayat diduga didekati karena dia putus sekolah dan tidak mendapat akses pendidikan yang cukup. 

Lalu, apa yang terjadi selama korban di Tiongkok? Menurut Dedi, mereka diperlakukan layaknya budak seks dan disiksa. Para calon korban bersedia untuk dinikahkan secara kontrak lantaran diiming-imingi akan dibelikan mobil, rumah dan uang. 

5. Kemenlu akan mengupayakan pemulangan korban

Hati-hati! Ada Modus Baru Perdagangan Manusia dengan Kawin KontrakIDN Times/Sukma Shakti

Tiba di Kemenlu, Dedi ditemui oleh Kasubdit Perlindungan WNI wilayah III, Gita Widiowati. Ia mengatakan pihaknya sedang mendalami kasus tersebut berkoordinasi dengan Bareskrim Polri dan KBRI di Tiongkok. 

"Saya memang melihat dalam kasus ini, ada tindak perbuatan penjualan orang. Kami terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait," ujar Gita. 

Ia mengakui modus yang ditemukan kali ini tergolong unik. Modus kawin kontrak untuk memperdagangkan manusia adalah modus baru. 

Ia menyebut modus serupa pernah ditemukan tahun 2016 yang lalu di Singkawang, Kalimantan. Gita mengatakan Kemenlu akan berupaya untuk memulangkan korban. 

"Keselamatan fisik dan psikologi para korban menjadi perhatian kami. Semua, akan kami upayakan," kata dia lagi. 

Jadi, guys hati-hati ya kalau ada yang mengiming-imingi kawin kontrak ke Tiongkok.

Baca juga: Perdagangan Anak Berkedok Magang, 600 Orang Jadi Korban

Topik:

  • Sugeng Wahyudi

Berita Terkini Lainnya