IMS 2020: Ketika Masa Depan Pariwisata RI Ada di Tangan Millennials

Millennials dan media sosial adalah taktik angkat pariwisata

Jakarta, IDN Times - Sebuah ruang pertemuan di lantai bawah di gedung Tribrata, Dharmawangsa, Jakarta Selatan terlihat ramai pada Sabtu (18/1). Suasana makin hangat ketika seorang pria yang mengenakan jaket kulit berwarna cokelat dan mengenakan kacamata ikut tiba di ruangan tersebut. 

"Hallo, selamat datang, Pak Menteri!" sambut seorang perempuan baya yang penampilannya terlihat trendy. 

Perempuan itu juga mengenakan jaket berwarna hitam dari motif jeans. Kain batik yang menutupi lehernya terlihat cocok disandingkan dengan jaket hitam itu. 

Publik mengenalnya sebagai Eka Sari Lorena, Vice President Director Lorena Transport Group. Ia adalah perempuan tangguh di dunia bisnis transportasi. Sementara, pria berjaket kulit cokelat adalah Johnny G. Plate, Menteri Komunikasi dan Informatika di Kabinet Indonesia Maju. 

Dalam perbincangan informal di ruangan itu terdengar Eka menyebut ayahnya ternyata berteman karib dengan politikus Partai NasDem tersebut. Seorang wajah pria bule ternyata ikut nyelip di lingkar perbincangan mereka. Eka pun mengenalkan pria ke Johnny lantaran keduanya akan berbicara di satu panggung di Indonesia Millennial Summit 2020 yang diselenggarakan oleh IDN Times

"Pak Johny, ini nanti kita akan satu panggung dengan Juan Jose. Kami saling kenal karena sama-sama pernah mendapat Eisenhower Fellowship," kata Eka mengenalkan Juan ke Johnny ketika itu. 

Acara IMS 2020 sukses diselenggarakan lantaran berhasil mendatangkan 6.500 pengunjung yang disebut millennial leaders. John dan Juan berbicara di panggung Visionary Leaders yang mengambil tema "Effect of Industry 4.0 on Tourism". Namun, keduanya turut didampingi anak muda yang memiliki peranan penting dalam mendongkrak pariwisata Indonesia yakni CEO Tiket.com, George Hendrata. Platform OTA memang terkenal digandrungi anak muda untuk memesan tiket perjalanan baik untuk berlibur atau bekerja. 

Dalam panggung besar di The Tribrata, ketiganya sepakat kemajuan pariwisata Indonesia di masa mendatang ada di tangan millenials. Mengapa bisa begitu?

1. RI bisa manfaatkan peluang kenaikan kunjungan turis asing

IMS 2020: Ketika Masa Depan Pariwisata RI Ada di Tangan MillennialsIDN Times/Kemenpar

Juan Jose Guemes dijadikan sosok terakhir untuk berbicara di panggung Visionary Leader. Namun, mantan sekretaris jenderal pariwisata di Kementerian Keuangan Spanyol justru memiliki cara berpikir yang paling masuk akal. 

Menurut Guemes, industri pariwisata saat ini tengah mencapai puncak kejayaannya. Apalagi dengan kehadiran maskapai penerbangan berbiaya rendah. Orang justru punya peluang lebih besar untuk melancong ke negara lain, terutama millennials. 

Data yang dimiliki oleh Guemes sejak tahun 2000 hingga 2018, kedatangan turis ke Spanyol melonjak drastis dari semula 600 juta orang menjadi 1,5 miliar orang. 

"Maka pikirkan kembali. Tidak ada industri yang berkembang begitu pesat seperti pariwisata. Asia dan Asia Tenggara merupakan salah satu contoh tujuan pariwisata yang berkembang dengan begitu pesat. Ada peluang Indonesia benar-benar (menjadi tujuan pariwisata yang hebat). Tetapi itu membutuhkan persyaratan khusus," ungkap Guemes dalam Bahasa Inggris yang fasih. 

Namun, ada satu pekerjaan rumah penting agar turis tidak kena harapan palsu usai terpukau melihat pesona Indonesia dari media. Pemerintah Indonesia, kata rektor sebuah kampus itu, harus melakukan pembangunan infrastruktur untuk memudahkan turis bepergian selama melancong di Indonesia. Tetapi, ia menyadari pembangunan infrastruktur membutuhkan biaya dan investasi yang tak sedikit. 

Masukan dari Guemes sesungguhnya sudah mulai dijalankan oleh pemerintah. Presiden Joko "Jokowi" Widodo sudah mencanangkan 10 Bali baru, di mana salah satunya merupakan destinasi premium yaitu Pulau Komodo. 

Sejak satu tahun belakangan, Kota Labuan Bajo dipermak oleh pemerintah. Selain melakukan renovasi terhadap bandara, pemerintah juga mempercantik titik-titik di mana turis bisa mendapatkan spot foto yang ciamik. 

Upaya pemerintah itu bukan tanpa alasan. Data dari Kementerian Pariwisata di tahun 2018 lalu, sektor pariwisata berhasil menyumbang devisa US$19,2 miliar. 

Baca Juga: IMS 2020: CEO Tiket.com George Hendrata Beberkan Jurus Dukung Wisata

2. Pelancong millennial bisa dimanfaatkan sebagai duta pariwisata terbaik

IMS 2020: Ketika Masa Depan Pariwisata RI Ada di Tangan Millennialspinterest.com/livingnomads

Menurut Guemes, saat ini sudah terlalu kuno bila memanfaatkan media konvensional untuk mempromosikan tujuan pariwisata. Memang bisa juga, kata dia, menggandeng kerja sama dengan platform seperti tiket.com untuk promosi, namun hasilnya belum maksimal. 

"Daripada Anda menghabiskan jutaan dollar, mengapa tidak menggunakan media sosial saja. Jadi, ketika Anda bepergian, lalu unggah pengalaman itu di Instagram, Twitter, Facebook, dan jaringan media sosial lainnya. Maka Anda adalah duta besar terbaik dalam membagikan pengalaman perjalanan itu," ungkapnya. 

Ia menggaris bawahi di era disrupsi seperti saat ini yang dibutuhkan untuk mempromosikan pariwisata cukup dengan ponsel pintar dan media sosial. Eka Sari sang moderator pun tak tahan untuk mengomentari pernyataan Guemes itu. 

"Jadi, narsis di media sosial cukup menguntungkan untuk mempromosikan pariwisata ya?" kata dia sambil tertawa. 

"Saya selalu mengunggah mengenai Indonesia setiap waktu," timpal Guemes. 

Baca Juga: 10 Destinasi Wisata Favorit Kaum Millennials, Ada Indonesia Gak Ya?

3. Indonesia dinilai sudah memenuhi kriteria untuk jadi tujuan pariwisata dunia

IMS 2020: Ketika Masa Depan Pariwisata RI Ada di Tangan Millennialsborobudurpark.com

Ketika sang moderator bertanya kota-kota mana saja di Indonesia yang bisa menjadi ikon pariwisata dan mengalahkan negara tetangga, Guemes dengan tegas menyebut semua area di Tanah Air berpotensi untuk dijadikan tujuan pariwisata papan atas. Indonesia, kata dia, sudah memiliki kriteria yang ada antara lain pembangunan infrastruktur berupa bandara baru, keindahan panorama alam, sikap warganya yang ramah dan hangat, kebudayaan yang keren serta hutannya yang masih lestari. 

"Tinggal masalah komitmen, dan sejauh yang saya tahu pemerintah di sini benar-benar berkomitmen untuk menjadikan pariwisatanya salah satu sumber pendapatan negara," tutur dia. 

Selain itu, Guemes juga kembali mengingatkan agar siapa pun yang menjadi pemain di industri pariwisata harus memberikan pendidikan ke warga dan memberdayakan masyarakat. 

" Berikan orang-orang kesempatan untuk mempelajari kemampuan di bidang pariwisata, pemasaran, pengalaman ketika melancong, melayani, bagaimana menggunakan ponsel, media sosial untuk mempromosikan pariwisata, mengelola big data dalam pariwisata," ungkapnya.

Apabila Indonesia memiliki lebih banyak SDM yang cakap di sektor pariwisata, maka tinggal menunggu waktu bidang ini akan semakin maju.  

4. Menkominfo janjikan sinyal 5G di kota-kota tujuan pariwisata di Indonesia

IMS 2020: Ketika Masa Depan Pariwisata RI Ada di Tangan Millennials(IDN Times/Reynaldy Wiranata)

Bila sedang melancong, pasti kita gak mau dong ada mengalami hambatan untuk bisa berkomunikasi. Permasalahan yang sering terjadi di tempat destinasi favorit di Indonesia, sinyal ponsel masih sulit dijangkau. 

Di forum IMS 2020, Menkominfo Johnny menjanjikan di kota-kota destinasi pariwisata favorit akan dilalui sinyal 5G. Ia mengatakan Kemenkominfo kini tengah menyiapkan jaringannya agar bisa dinikmati oleh millennials. 

Menurut Johnny dengan adanya jaringan 5G, maka kini mengirimkan data berupa video atau foto jauh lebih cepat. 

"Untuk mendukung millennials yang bangun pagi, satu menit kemudian ambil handphone, untuk melihat apa perkembangan dunia," ujar Johnny. 

Salah satu acara berskala internasional yang akan dijadikan ajang uji coba jaringan 5G adalah penyelenggaraan MotoGP 2021 di Mandalika, Nusa Tenggara Timur. Tetapi, Johnny juga telah menyasar agar jaringan 5G turut dinikmati di lima destinasi super pariwisata. 

Mulai dari Candi Borobudur, Yogyakarta, yang akan ditingkatkan dari segi fasilitas informatika dan komunikasi.

Selain itu Danau Toba, Sumatera Utara, juga akan dibangun secara besar-besaran, dengan menggelar kabel optik di sepanjang Pulau Samosir.

"Kupang, Manado, menjadi salah satu pusat data center Indonesia," tutur dia. 

5. Millennials bila mau melancong bisa gunakan fitur 'anti-galau' Tiket.com

IMS 2020: Ketika Masa Depan Pariwisata RI Ada di Tangan MillennialsIDN Times/Reynaldy Wiranata

Di era disrupsi seperti saat ini, sudah jarang millennials yang membeli tiket perjalanan dengan mendatangi langsung kantor biro perjalanan. Aktivitas itu kini diganti dengan browsing dan memanfaatkan aplikasi OTA di ponsel. 

Salah satu pemain besar di ceruk itu adalah Tiket.com. CEO Tiket.com, George Hendrata mengatakan Indonesia akan menjadi top 4 destinasi di dunia. Tiga besar tujuan pariwisata di dunia menurut prediksi IATA, kata George adalah Amerika Serikat, Tiongkok dan India. Oleh sebab itu, Tiket.com akan mendukung pariwisata Indonesia. 

Bagaimana caranya? George menyebut hal itu dimulai dari disediakannya fitur 'anti-galau' di aplikasi Tiket.com. 

Fitur tersebut membuat para pelanggan dapat membatalkan tiket mulai dari empat jam sebelum check in.

"Karena kita lihat nih millennials itu kan paling sulit untuk menentukan bisa berangkat bahkan di saat cuti. Kan nunggu izin dari bosnya. Di Tiket.com, kita ada fitur bisa cancel tiket hanya empat jam sebelum check in. Dan itu 100 persen dananya akan di-refund tanpa ada pertanyaan," kata George. 

Ia mengatakan tidak semua platform OTA memberikan opsi semacam itu. Bahkan, Tiket.com menyediakan opsi tidak perlu mengantre untuk booking hotel di luar negeri.

6. Tiket pesawat yang mahal jadi penghalang terbesar millennials berwisata

IMS 2020: Ketika Masa Depan Pariwisata RI Ada di Tangan MillennialsIlustrasi (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)

Ketika memasuki sesi tanya jawab, muncul aspirasi dari penonton yang mewakili pertanyaan di benak sebagian besar publik. Saat millennials didorong untuk lebih banyak melancong di dalam negeri, malah harga tiket pesawat begitu tinggi. Alih-alih melakukan perjalanan di dalam negeri, mereka akhirnya kepincut untuk membeli tiket destinasi ke luar Indonesia karena harganya yang lebih terjangkau. 

"Ada gak sih willing dari pemerintah untuk berkoordinasi dengan pihak maskapai atau Tiket.com supaya bisa bikin diskon yang besar, supaya kita jalan-jalannya gak lari ke luar negeri?" ungkap penanya yang mengenakan jilbab berwarna hitam tanpa menyebutkan nama. 

Johnny menjawab pemerintah akan berusaha membuat harga tiket lebih murah untuk destinasi di dalam negeri. Bagaimana caranya? 

"Yang pasti harus memastikan seat lebih banyak dengan menambah frekuensi penerbangan. Variasi-variasi dan spot untuk kuliner di tempat wisata harus juga lebih banyak yang datang," kata dia. 

Kedua, Johnny melanjutkan, pemerintah sedang menata harga tiket pesawat. Kira-kira biaya apa yang paling menjadi beban bagi maskapai. 

"Ternyata yang paling berat itu field cost yang belum terdistribusikan dengan lebih baik. Jadi, nanti sedang dicari cara agar field cost pers seat mile, biaya per kursi per kilometer bisa lebih kompetitif," tuturnya lagi. 

Johnny juga menyarankan agar publik lebih sering mengecek adanya penawaran menarik dari beberapa OTA. Salah satunya yang ditawarkan oleh OTA buatan dalam negeri, Tiket.com. 

 

https://www.youtube.com/embed/qR6JaX6AhQI

Baca Juga: Juan Jose: Millennial Bisa Jadi Duta Pariwisata Terbaik Bagi Indonesia

Topik:

Berita Terkini Lainnya