Indeks Persepsi Korupsi RI Tahun 2022 Anjlok 4 Poin di Angka 34

Ini penurunan IPK paling drastis sejak tahun 1995

Jakarta, IDN Times - Transparency International Indonesia (TII) merilis Indeks Persepsi Korupsi (IPK) negara-negara di dunia tahun 2022. Hasilnya, IPK Indonesia anjlok empat poin dibandingkan 2021 lalu. Bila pada 2021, IPK Indonesia ada di skor 38 per 100 dan berada di peringkat ke-96, maka tahun ini skor RI ada di angka 34. Peringkat Indonesia pun melorot 14 posisi di urutan ke-110. 

Peluncuran IPK ini dilakukan secara serentak di seluruh dunia. Tahun ini TII mengangkat tema korupsi, konflik dan keamanan. 

TII menjelaskan, IPK merupakan indikator komposit untuk mengukur persepsi korupsi di sektor publik. Skala nol menunjukan suatu negara sangat korup hingga skala 100 yang menggambarkan negara itu sangat bersih. Artinya, dari peringkat TII tahun 2022 lalu, Indonesia masih termasuk negara yang tingkat rasuahnya tergolong tinggi. 

Deputi Sekretaris Jenderal TII Wawan Suyatmiko mengatakan, penurunan empat poin menandakan tidak ada perubahan yang signifikan dalam upaya pemberantasan rasuah di Tanah Air. "Ini merupakan penurunan paling drastis sejak 1995 lalu," ungkap Wawan ketika berbicara di acara peluncuran IPK TII di Jakarta, Selasa (31/1/2023). 

Ia menambahkan, ada tiga poin penting yang mengalami penurunan sehingga berkontribusi terhadap anjloknya IPK Indonesia tahun 2022. Tiga poin itu termasuk Political Risk Service (PRS) International Country Risk Guide dari semula 48 anjlok ke angka 35. Kedua, IMD World Competitiveness Yearbook dari angka 44 turun ke angka 39. Ketiga yang juga turun yakni PERC Asia Risk Guide dari semula 32 menjadi 29. 

"Ini menandakan selama 2022, para pelaku usaha menghadapi risiko politik dalam berusaha di Indonesia," tutur dia lagi. 

Di sisi lain, Wawan mengatakan, negara yang semakin baik kualitas demokrasinya maka tingkat korupsinya juga menurun. Hal ini ditandai lima negara paling korup di dunia masih berasal dari negara yang mayoritas otoriter seperti Somalia (180), Suriah (170), Sudan Selatan (170), Venezuela (177) dan Yaman (176). 

Lalu, bagaimana peringkat Indonesia bila dibandingkan di negara lain di kawasan Asia Tenggara?

1. Indonesia jadi negara terkorup ke-5 di kawasan Asia Tenggara

Indeks Persepsi Korupsi RI Tahun 2022 Anjlok 4 Poin di Angka 34Peringkat IPK Indonesia dibandingkan negara-negara lain di Asia Tenggara. (Dokumen TII)

Sementara, bila dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara, Indonesia tercatat menjadi negara kelima paling korup. Di bawah Indonesia ada Filipina dengan skor 33, Laos yang memiliki skor 31. Lalu, Kamboja dengan skor 24 dan Myanmar yang meraih skor 23. 

Di sisi lain, sama seperti 2021, negara yang memiliki tingkat korupsi paling minim di ASEAN adalah Singapura. Namun, skor Negeri Singa mengalami penurunan dari semula 85 menjadi 83. 

"Ini menjadi kado bagi Indonesia karena tahun ini kita menjadi host bagi pertemuan tingkat tinggi ASEAN," ujar Wawan. 

Ia juga menjelaskan penurunan skor bagi Singapura terjadi lantaran data WEF executive opinion untuk Negara Singa dan Brunei Darussalam dihapus. Brunei tidak masuk ke dalam daftar itu, kata Wawan, karena pada 2022 data yang tersedia hanya tiga indikator. 

Baca Juga: Indeks Persepsi Korupsi Indonesia 2021 Naik Satu Poin Jadi 38

2. Strategi pemberantasan korupsi dengan mencegah saja dianggap tidak efektif

Indeks Persepsi Korupsi RI Tahun 2022 Anjlok 4 Poin di Angka 34Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia anjlok 4 poin di tahun 2022. (Dokumentasi TII)

Sementara, menurut Sekretaris Jenderal TII Danang Widyoko, anjloknya skor IPK Indonesia membuktikan strategi dan program pemberantasan korupsi tidak efektif. Revisi UU Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang dilakukan pada 2019 lalu sesungguhnya, kata Danang, adalah perubahan strategi pemerintah untuk mengurangi penegakan hukum dan menggeser ke pencegahan korupsi. 

"Berbagai program pemberantasan korupsi dalam pelayanan bisnis dan publik seperti digitalisasi pelayanan publik dan bahkan UU Cipta Kerja diklaim sebagai strategi besar untuk memberantas korupsi melalui pencegahan. Namun, merosotnya skor IPK menegaskan strategi itu tidak efektif," ungkap Danang.

Di sisi lain, Wawan menjelaskan poin lain yang menyebabkan skor IPK Indonesia anjlok lantaran pelaku usaha yang datang ke Indonesia bukan lagi mengalami risiko dalam bentuk untung dan rugi. Para pelaku usaha juga mengalami risiko politik. Itu sebabnya salah satu indikator yakni PRS International Risk Guide turun 13 poin. 

"Ini menggambarkan potret kepentingan yang terjadi antara para pelaku usaha dengan pejabat publik. Jadi, justru korupsi politik ini masih marak ditemukan, mulai dari suap, gratifikasi, korupsi pejabat publik, politisi dan pelaku usaha. Hasil indikator PRS yang turun tadi mengamini bahwa korupsi politik masih lazim terjadi," tutur dia memberikan penjelasan. 

3. Denmark menjadi negara yang paling bersih dari korupsi

Indeks Persepsi Korupsi RI Tahun 2022 Anjlok 4 Poin di Angka 34Daftar tujuh negara dengan skor IPK tertinggi dan bersih dari korupsi. (Dokumentasi TII)

Sementara, menurut IPK yang dirilis oleh Transparency International menunjukkan negara yang bersih dari korupsi masih didominsasi negara skandinavia. Tujuh negara yang bersih dari rasuah dan memiliki skor IPK tinggi di dunia yaitu:

Denmark (skor 90)

Finlandia (skor 87)

Selandia Baru (skor 87)

Norwegia (skor 84)

Singapura (skor 83)

Swedia (skor 83)

Swiss (skor 82)

Menurut Wawan, skor Denmark pada 2022 bahkan mengalami kenaikan 2 poin. Pada 2021 skor IPK Denmark 88, pada tahun ini menjadi 90. 

Baca Juga: Luhut Dorong OTT KPK Diminimalkan, Mahfud: Digitalisasi Belum Ampuh

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya