Ini Pesan Novel Baswedan pada Ketua Baru Serikat Pekerja KPK

Novel pernah dikenai SP 2 selama jadi ketua WP

Jakarta, IDN Times - Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan mendatangi gedung lembaga anti-rasuah hari ini. Ia menyaksikan serah terima kepengurusan Wadah Pegawai (WP) institusi tempatnya bekerja.

Bagi Novel, WP berbeda dengan serikat pekerja lainnya. Organisasi pekerja internal KPK ini memiliki tugas agar menjaga lembaga anti-rasuah itu sesuai dengan tujuan awal pembentukannya pada 2003 lalu.

"Jadi, WP memiliki tugas tambahan yang gak sebanding dengan serikat pekerja pada umumnya. Mereka memiliki amanah menjaga agar KPK tetap sesuai dengan tujuan pembentukannya. Ini yang menarik di sana," ujar Novel ketika ditemui di gedung KPK, Senin (28/5).

Novel pernah menjadi ketua WP selama dua tahun sejak 2017. Di bawah kepemimpinannya, Novel gencar mengkritik terhadap upaya pelemahan terhadap KPK dari dalam.

Salah satunya, ia mengkritik soal upaya yang dilakukan Direktur Penyidikan Brigjen (Pol) Aris Budiman, yang merekrut kembali penyidik Polri yang sudah dikembalikan ke institusinya.

Bahkan, protes Novel itu disampaikan secara langsung melalui surat elektronik. Gara-gara sikap itulah, Novel pun akhirnya dijatuhi Surat Peringatan (SP) ke-2 oleh pimpinan KPK. Walau pun pada awal April 2017 lalu, SP-nya dicabut kembali oleh pimpinan lembaga itu.

Lalu, siapakah kini yang menjadi pengganti Novel sebagai ketua WP? Apa saja harapan Novel bagi ketua serikat pekerja yang baru tersebut?

1. Pengganti Novel adalah Yudi Purnomo Harahap

Ini Pesan Novel Baswedan pada Ketua Baru Serikat Pekerja KPKKomisi Pemberantasan Korupsi/istimewa

Menurut juru bicara KPK Febri Diansyah, ketua WP adalah Yudi Purnomo Harahap. Dia merupakan salah satu penyidik KPK.

Yudi berhasil mengalahkan 11 kandidat lainnya. Salah satu yang mengajukan diri menjadi ketua WP tahun ini adalah Wakil Ketua WP Harun Al Rasyid. Sementara, Novel tak mencalonkan diri lagi.

Ke-11 kandidat lainnya adalah:

  1. Direktorat Penyidikan (2 orang)
  2. Unit Pengelolaan Barang Bukti dan Eksekusi (1 orang)
  3. Direktorat Pembinaan Jaringan dan Kerja Sama Antar Komisi dan Instansi (1 orang)
  4. Direktorat Pendidikan dan Layanan Masyarakat (1 orang)
  5. Direktorat Penelitian dan Pengembangan (1 orang)
  6. Direktorat Pendaftaran dan Pemeriksaan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (1 orang)
  7. Biro Perencanaan Keuangan (1 orang)
  8. Direktorat Penyelidikan (1 orang)
  9. Direktorat Penuntutan (1 orang)
  10. Unit Koordinasi Supervisi Penindakan (1 orang)

Proses pemilihan Yudi dilakukan melalui dua tahap, yakni dengan konsep pemilu hingga mengerucutkan enam orang. Sementara, pemilihan kedua dilakukan berdasarkan suara terbanyak.

"Proses pemilihan itu sudah sesuai memenuhi Pasal 16 PP Nomor 63 Tahun 2005 tentang manajemen SDM KPK. Pegawai membentuk wadah pegawai sebagai sarana untuk menampung dan menyampaikan aspirasi pegawai pada pimpinan KPK," ujar Febri hari ini.

Baca Juga: Kuasa Hukum Bantah Novel Baswedan Jadi Penghalang Kasusnya Terungkap

2. Novel berharap WP menjadi semakin independen di bawah kepemimpinan baru

Ini Pesan Novel Baswedan pada Ketua Baru Serikat Pekerja KPKANTARA FOTO/Aprilio Akbar

Kepada media, Novel berharap di bawah kepemimpinan Yudi, WP akan menjadi kuat dan independen.

"Kita harapkan wadah pegawai bisa memberikan sumbangsih untuk KPK semakin lama semakin kuat, independen dan hal yang diharapkan kita semua," kata dia.

3. Kondisi mata kanan Novel Baswedan semakin memburuk

Ini Pesan Novel Baswedan pada Ketua Baru Serikat Pekerja KPKIDN Times/Fitang Budhi Adhitia

Pria berusia 40 tahun itu juga mengabarkan soal perkembangan perawatan matanya yang terkena air keras pada 2017. Menurut Novel, ia sekarang harus rutin bolak-balik ke Singapura untuk berobat, usai memutuskan kembali dari Negeri Singa.

"Minggu lalu saya baru pulang dari Singapura untuk perawatan dan alhamdulillah mata kiri saya sudah semakin membaik, dan diharapkan bisa menjadi tumpuan untuk penglihatan nantinya," kata Novel.

Sayangnya kondisi mata kanannya, justru memburuk. Salah satu penyebabnya karena tumbuh pembuluh darah di kornea. Padahal, dokter berharap lebih jauh lagi kondisinya.

"Jadi, mungkin saya ke depan akan terbantu dengan mata kiri hasil operasi. Itu pun belum selesai karena syaraf di mata kiri saya masih lemah. Saya minta doanya agar semua proses penyembuhannya semakin lebih cepat," kata Novel, lagi.

Baca Juga: Satu Tahun Kasus Novel Baswedan, Jokowi Diminta Bentuk TGPF

Topik:

Berita Terkini Lainnya