Ini Sikap KPAI ke Komisionernya Usai Buat Pernyataan yang Jadi Polemik

Hikma sebut perempuan bisa hamil bila renang dengan pria

Jakarta, IDN Times - Nama komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bidang kesehatan, narkotika, psikotropika dan zat adiktif (NAPZA), Sitti Hikmawatty tiba-tiba menjadi buah bibir pada Sabtu (22/2). Bahkan, KPAI sempat menjadi trending di media sosial. 

Ternyata itu bermula dari pernyataan Hikma yang dibuat oleh sebuah media online dengan judul "KPAI Ingatkan Wanita Berenang di Kolam Renang Bareng Laki-Laki Bisa Hamil, Begini Penjelasannya." Dalam pemberitaan yang tayang pada Sabtu kemarin, Hikma mengatakan perempuan yang sedang berenang di kolam renang bisa saja tiba-tiba hamil apabila di area tersebut terdapat laki-laki. Ia mengatakan kehamilan yang terjadi di kolam renang disebut sebagai hamil tak langsung alias tanpa kontak fisik. 

"Pertemuan yang tidak langsung misalnya, ada sebuah mediasi di kolam renang. Ada jenis sperma tertentu yang sangat kuat," kata Hikma dikutip dari pemberitaan Tribun News pada Sabtu kemarin. 

Hikma yang memiliki latar belakang di bidang gizi itu menyebut pernyataannya didasarkan pada jurnal dari kampus di luar negeri. Namun, ia tak menyebut nama jurnal tersebut. 

Maka, pernyataan Hikma itu pun menjadi viral dan perbincangan di media sosial. Hikma dirundung lantaran pernyataannya dinilai tak masuk akal. 

Lalu, apa langkah KPAI menyikapi hal tersebut?

1. KPAI menegaskan sikap lembaga tidak seperti narasi pemberitaan di media

Ini Sikap KPAI ke Komisionernya Usai Buat Pernyataan yang Jadi Polemikkpai.go.id

Ketua KPAI, Susanto akhirnya ikut berkomentar. Ia mengatakan pemahaman dan sikap KPAI tidak seperti narasi pemberitaan di media tersebut. Susanto mengaku telah melakukan konfirmasi kepada Hikma. Namun, tidak disebut apa hasil konfirmasi itu. 

"Terkait kebenaran narasi berita tersebut, kami konfirmasi kepada yang bersangkutan. Perlu kami sampaikan bahwa pemahaman dan sikap KPAI tidak sebagaimana narasi berita di media online tersebut," ungkap Susanto melalui keterangan tertulis pada Sabtu (22/2). 

Ia berharap dengan klarifikasi pendek itu bisa menjelaskan kepada publik posisi lembaganya. Namun, sebagian justru menilai penjelasan itu saja tidak cukup. 

IDN Times mencoba mengontak Hikma pada Sabtu malam kemarin, namun tak direspons. Sementara, pernyataan Hikma masih menjadi polemik hingga Minggu (23/2) hingga kata "sperma" menjadi trending di media sosial. 

Baca Juga: Apa Wanita Bisa Hamil saat Berenang di Kolam dengan Pria? Ini Faktanya

2. Polemik itu justru menunjukkan kepada warganet dibutuhkan pendidikan seks sejak usia dini

Ini Sikap KPAI ke Komisionernya Usai Buat Pernyataan yang Jadi Polemik(Ilustrasi perempuan dan laki-laki berenang) www.segre.com

Pernyataan Hikma itu akhirnya dirundung oleh warganet. Mereka semakin yakin dibutuhkan pendidikan seks sejak dini agar tidak terjadi kekeliruan pemahaman yang dinilai oleh mereka fatal. 

Membaca pernyataan salah satu komisionernya, lalu membuat publik ragu apakah mereka sesungguhnya paham terhadap bidang pekerjaan yang ditekuni saat ini di KPAI. 

Ada pula yang menyarankan agar KPAI sebaiknya tak mengomentari isu yang tidak mereka pahami. 

3. Apa benar perempuan bisa hamil bila berada satu kolam renang dengan laki-laki?

Ini Sikap KPAI ke Komisionernya Usai Buat Pernyataan yang Jadi Polemikmedicaldevice-network.com

Mengutip pernyataan yang diunggah di akun Blog Dokter, perempuan tidak bisa hamil hanya karena berenang di kolam yang sama dengan laki-laki. Blog dokter merupakan situs yang diasuh oleh dokter bernama I Made Cock Wirawan. Ia mengatakan sel sperma tidak bisa hidup di air yang berklorin. 

"Saya tegaskan di sini, berenang bersama lawan jenis tidak akan menyebabkan kehamilan. Tidak semua laki-laki yang berenang mengalami ejakulasi dan sel sperma gak bisa hidup di air kolam yang berklorin, apalagi berenang masuk ke vagina," cuit akun tersebut. 

Artikel di kanal "health" IDN Times pun turut menyebutkan hal yang sama. Sperma, tidak bisa mencari jalan sendiri menuju ke vagina. Apabila sperma terjatuh di lantai atau air dalam jumlah besar, maka sperma akan cepat mati.

Paling maksimal bertahan 10 sampai 30 detik. Terutama jika suhu air dingin, panas atau airnya mengandung bahan kimia seperti kaporit, selayaknya di kolam renang, maka sperma akan langsung mati sesaat setelah diejakulasikan.

Masa bertahan hidup sperma itu bisa lama jika sperma sudah masuk ke dalam saluran vagina, baru masa hidupnya bisa mencapai lima hari. Jadi sperma tidak semudah itu menyebar lewat air di kolam atau bahkan lewat udara. 

Baca Juga: 6 Tips Mudah Menjaga Kualitas Sperma Tetap Subur di Musim Penghujan

Topik:

Berita Terkini Lainnya