Jasad ABK WNI Ditemukan di Lemari Pendingin Kapal Berbendera Tiongkok

ABK asal Indonesia diduga meninggal akibat alami kekerasan

Jakarta, IDN Times - Tindak kekerasan yang menimpa ABK asal Indonesia masih terus terjadi. Jasad ABK bernama Hasan Afriadi ditemukan di dalam ruang pendingin atau freezer salah satu kapal berbendera Tiongkok yang ditangkap oleh tim gabungan TNI-Polri dari Lantamal IV Tanjungpinang dan Kepolisian Daerah Riau. 

Dua kapal yang ditangkap yaitu Kapal Lu Huang Yuan Yu 118 dan Lu Huang Yuan Yu 117. Kedua kapal dihentikan ketika tengah berlayar di perairan perbatasan Indonesia dengan Singapura. Tim gabungan menangkap dua kapal itu karena memperoleh informasi ada ABK asal Indonesia yang tewas dianiaya. 

"Informasi awal yang diterima ada seorang warga negara kita diduga dianiaya hingga meninggal dunia. Seperti pengalaman sebelumnya sebagian besar tenaga kerja kita yang bekerja di kapal ikan asing itu diperlakukan secara tidak manusiawi dan dokumen mereka bekerja sering kali dipalsukan dan tidak benar isinya," ungkap Kapolda Kepri, Irjen (Pol) Aris Budiman dan dikutip dari kantor berita Antara pada Kamis, (9/7/2020). 

Ia menambahkan polisi menduga tindak kekerasan dan penganiayaan terjadi di salah satu kapal tersebut. Sedangkan, kru di kapal lainnya menjadi saksi telah terjadinya tindak penganiayaan itu. 

Lalu, bagaimana kronologi penemuan jenazah tersebut di dalam kapal? Apa komentar Kementerian Luar Negeri mengenai adanya dugaan tindak kekerasan yang kembali berulang menimpa ABK Indonesia di atas kapal Tiongkok?

1. Bakamla dan TNI AL mulai bergerak menangkap dua kapal Tiongkok pada 8 Juli 2020

Jasad ABK WNI Ditemukan di Lemari Pendingin Kapal Berbendera Tiongkok(Salah satu kapal berbendera Tiongkok yang diamankan tim gabungan di perairan Indonesia-Singapura) ANTARA FOTO

Irjen (Pol) Aris menjelaskan pihaknya sudah mengetahui ada informasi mengenai dugaan ABK Indonesia dianiaya di atas kapal berbendera Tiongkok sejak (7/7/2020). Tetapi, timnya menindak lanjuti pada (8/7/2020). 

"Selanjutnya, pada pukul 06:00 WIB, saya juga perintahkan jajaran Direktorat Polisi Perairan dan Udara Polda Kepri untuk bergabung untuk melakukan deteksi dan mencari kapal tersebut, termasuk juga helikopter ikut bergabung melalui pencarian udara. Berdasarkan pengalaman bahwa anggota rawan sekali untuk terkena serangan, maka kami saling bersinergi dan membantu," kata Aris. 

Ia pun turut menerjunkan Brimob untuk membantu penangkapan dua kapal tersebut. Sementara, ketika ditemukan, jenazah Hasan masih dalam keadaan utuh dan mengenakan pakaian. Jasadnya juga ditutupi selimut. 

Jasad warga Lampung itu lalu dievakuasi dari dalam kapal. Ia lalu dibawa ke RS Bhayangkara Polda Kepri untuk dilakukan proses visum.

Baca Juga: Lagi, ABK RI Lompat ke Laut karena Tak Tahan Kerja di Kapal Tiongkok

2. Hasil penyelidikan sementara, korban ABK tewas akibat dianiaya

Jasad ABK WNI Ditemukan di Lemari Pendingin Kapal Berbendera Tiongkok(Ilustrasi orang meninggal) IDN Times/Mia Amalia

Aris menjelaskan kini mereka masih menunggu hasil visum dari dokter. Tetapi, berdasarkan hasil penyelidikan sementara Hasan tewas akibat dianiaya. Ia menduga demikian karena di jasadnya ditemukan banyak bekas siksaan. 

ABK itu, kata Aris, diduga adalah korban tindak perdagangan orang karena ada dokumen yang sengaja dipalsukan. Pihak kepolisian hingga kini masih memeriksa secara marathon terhadap ABK dua kapal berbendera Tiongkok itu. 

Danlantamal IV Kolonel Laut (P) Indarto Budiarto mengatakan kedua kapal berbendera Tiongkok itu tengah bersama-sama mencari ikan dan cumi-cumi. Mereka satu pengurusan. Saat pengejaran, kapal 117 nyaris berhasil lepas tetapi berhasil digiring masuk kembali ke perairan Indonesia. 

3. Kemenlu akan memberikan notifikasi konsuler ke Kedutaan Tiongkok di Jakarta

Jasad ABK WNI Ditemukan di Lemari Pendingin Kapal Berbendera TiongkokIDN Times/Fitang Budhi Adhitia

Sementara, ketika dikonfirmasi kepada Direktur Perlindungan Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha, ia mengaku institusi tempatnya bekerja telah mengetahui mengenai adanya temuan jenazah WNI di kapal berbendera Tiongkok itu. Namun, Kemenlu masih menunggu hasil penyelidikan lebih lanjut yang dilakukan oleh Kepolisian Daerah Riau. 

"Kami masih akan menunggu laporan resminya. Kalau secara prosedur akan ada consellor notification dari Pemerintah Indonesia ke Kedutaan RRT di Jakarta," ungkap Judha melalui telepon pada IDN Times pada Kamis kemarin. 

4. Ada sembilan WNI yang meninggal di kapal berbendera Tiongkok

Jasad ABK WNI Ditemukan di Lemari Pendingin Kapal Berbendera TiongkokKapal yang digunakan para korban sebelum berangkat ke pulau Popongan Sulbar (Dok. BPBD PPU)

Berdasarkan data yang dimiliki oleh organisasi Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia pada periode Desember 2019 hingga Juni 2020 tercatat sudah ada sembilan WNI yang bekerja di kapal berbendera Tiongkok dan meninggal dunia. Sementara, data yang dimiliki oleh Kemenlu berbeda. 

Berikut data berisi sembilan ABK yang meninggal atau hilang di laut: 

1. 21 Desember 2019 (jenazahnya dikubur di laut)

Sepri bekerja di Kapal Long Xing 629

2. 27 Desember 2019 (jenazahnya dikubur di laut)

Alfatah bekerja di Kapal Long Xing 802

3. 16 Januari 2020 (jenazahnya dikubur di laut)

Hardianto bekerja di Kapal Luqing Yuan Yu 623

4. 30 Maret 2020 (jenazahnya dikubur di laut)

Ari bekerja di Kapal Tian Yu 8

5. 7 April 2020 (lompat ke laut hingga sekarang belum ditemukan di perairan Selat Malaka)

Aditya Sebastian

6. 7 April 2020 (lompat ke laut hingga sekarang belum ditemukan di perairan Selat Malaka)

Sugiyana Ramadhan

7. 27 April 2020 (meninggal di RS Busan, Korea Selatan)

Effendi Pasaribu 

8. 22 Mei 2020 (meninggal di Pakistan)

Eko Suyanto bekerja di Kapal FV Jin Shung

9. 20 Juni 2020 

Alfriandi bekerja di kapal FV Lu Huang Yuan Yu 118

Baca Juga: Nestapa ABK RI di Kapal Tiongkok, Lebaran Malah Terdampar di Pakistan

Topik:

Berita Terkini Lainnya