Jelang Hari Anti-Korupsi, Kasus Teror ke Novel Baswedan Kian Tak Jelas

Jokowi meminta publik bertanya ke Polri

Jakarta, IDN Times - Puncak peringatan hari anti-korupsi sedunia akan jatuh pada 9 Desember mendatang. Namun, di tengah gencarnya upaya pemberantasan korupsi di Tanah Air, para penyidik yang menjadi ujung tombak aksi itu justru belum mendapatkan perlindungan yang maksimal.

Buktinya, kasus teror air keras yang menimpa penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan hingga saat ini belum terbongkar. Padahal, hari Selasa (4/12) sudah memasuki hari ke-602 sejak ia disiram air keras pada 11 April 2017.

Wadah Pegawai KPK masih menagih janji Presiden Joko "Jokowi" Widodo untuk membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) independen. Hal itu lantaran, ada dugaan keterlibatan oknum Polri dalam teror air keras yang menimpanya.

Ketika ditanya mengenai kasus Novel Baswedan, Jokowi justru meminta publik bertanya ke kepolisian. "Selama Kapolri belum menyampaikan seperti ini ya berarti ditanyakan ke sana," kata Jokowi di peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia di area Bidakara, Jakarta Selatan.

Lalu, apakah Kapolri sudah sempat menyampaikan laporan awal mengenai perkembangan pengusutan kasus Novel?

1. Jokowi mengaku sudah mendapatkan laporan awal Kapolri yang bekerja sama dengan Komnas HAM

Jelang Hari Anti-Korupsi, Kasus Teror ke Novel Baswedan Kian Tak JelasSetkab.go.id/ OJI/Humas

Kepada wartawan, mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengaku sudah dilapori perkembangan oleh Kapolri soal kasus Novel Baswedan.

"Saya sudah mendapat laporan perkembangan oleh Kapolri yang bekerja sama dengan KPK, Ombdusman, Kompolnas dan Komnas HAM," ujar Jokowi pagi tadi.

Lalu, apa perkembangan di dalam laporan itu? "Tanyakan ke Kapolri," tutur mantan Wali Kota Solo tersebut.

IDN Times sudah mencoba mengontak Kadiv Humas Mabes Polri Brigjen (Pol) M Iqbal. Hingga saat ini belum direspons.

2. KPK mengatakan Polri belum menemukan titik terang dalam pengusutan kasus Novel

Jelang Hari Anti-Korupsi, Kasus Teror ke Novel Baswedan Kian Tak JelasSetkab.go.id/Oji/Humas

Sementara, ketika IDN Times mencoba menanyakan kepada pimpinan KPK, Agus Rahardjo. Dia mengaku memang juga menanyakan perkembangan dibentuknya TGPF.

"Ke Presiden juga kami tanyakan (pembentukan TGPF). Mudah-mudahan nanti kita akan bicarakan lagi," ujar Agus.

Saat ditanya apakah ia juga menerima laporan awal dari pihak Polri bekerja sama dengan beberapa instansi, Agus menjelaskan laporan itu dikirim secara periodik ke mereka.

"Namun, sejauh ini belum ada titik terang," kata dia lagi.

Baca Juga: Dianggap Tak Serius Tangani Kasus Novel Baswedan, Begini Reaksi Istana

3. Novel Baswedan mengaku sempat putus asa

Jelang Hari Anti-Korupsi, Kasus Teror ke Novel Baswedan Kian Tak Jelas(Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi, Novel Baswedan) www.twitter.com/@amnestyindo

Sementara, sejak awal penyidik berusia 40 tahun itu sudah menduga kasus terornya tidak akan diungkap oleh polisi. Hal tersebut lantaran ada oknum Polri berpangkat jenderal yang ikut terlibat. Namun, sejak awal Novel tidak bersedia mengungkap jenderal tersebut ke muka publik.

"Tidak pas rasanya kalau saya ungkap di depan publik," tutur Novel setiap kali ditanya siapa identitas jenderal Polri yang dimaksud.

Kendati begitu, Novel tak menampik bahwa ia sempat merasa putus asa dan bingung ke mana lagi harus mencari keadilan. Sebab, ia diteror karena posisinya sebagai penyidik KPK. Otomatis sasaran teror sesungguhnya adalah lembaga antirasuah dan upaya pemberantasan korupsi.

"Perasaan (putus asa dan lelah) itu pasti ada. Saya rasa itu juga manusiawi. Sejak awal kan saya sudah menduga ini tidak akan diungkap karena melibatkan oknum petinggi Polri dan berhubungan dengan 'mafia koruptor'," ujar Novel menjawab pertanyaan IDN Times pada Minggu (2/12) melalui pesan pendek.

4. Walau sudah kembali bekerja, namun kondisi mata Novel belum pulih benar

Jelang Hari Anti-Korupsi, Kasus Teror ke Novel Baswedan Kian Tak Jelas(Novel Baswedan mengaku sudah pesimistis kasusnya diungkap) www.twitter.com/@amnestyindo

Novel sudah mulai bekerja ke KPK sejak Juli lalu. Kendati telah mulai bergelut dengan kasus dan kembali ke pekerjaan lamanya memberantas korupsi, namun ia masih belum bisa maksimal bekerja. Hal itu lantaran indera penglihatannya belum sepenuhnya berfungsi.

Apalagi kondisi mata kiri, kata Novel, dipastikan tidak bisa lagi kembali ke kondisi normal. Ia kemudian melakukan operasi OOKP dengan mengganti jaringan bagian putih mata menggunakan jaringan gusi dan lensa menggunakan gigi.

"Dengan kondisi tersebut saya masih bisa melihat tetapi sudut pandang sempit," kata dia.

Walau indera penglihatannya terganggu, namun Novel mengaku tidak surut dalam bekerja. Justru ia ingin menunjukkan kepada rekan-rekannya walau telah diteror semangat untuk memberantas korupsi tetap terus menyala di dalam dirinya.

Baca Juga: Kasus Terornya Belum Terungkap, Novel Baswedan Sempat Merasa Putus Asa

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya