Jokowi Minta Angkutan Massal Disiapkan Lebih Banyak demi Kurangi Macet

Kereta jadi moda favorit warga untuk mudik pada 2022

Jakarta, IDN Times - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (BKS) mengatakan bahwa Presiden Joko "Jokowi" Widodo meminta agar ke depan diadakan lebih banyak angkutan massal. Tujuannya, untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, dengan begitu secara otomatis tingkat kemacetan pun menurun. Hal ini bercermin dari penggunaan kereta api yang tingkat keterisian tempat duduknya lebih dari 100 persen pada mudik Lebaran 2022. 

"Presiden mengulang-ulang negara harus mengadakan angkutan massal. Apakah itu di dalam kota atau luar kota. Karena dengan angkutan massal dapat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, sehingga kemacetan bisa menurun, lalu kerugian finansial akibat terjebak di kemacetan juga menurun," ungkap Budi ketika memberikan keterangan pers di Istana Negara dan dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden pada Selasa, (24/5/2022). 

Berdasarkan data dari PT Kereta Api Indonesia (KAI), total ada 4,39 juta orang yang menggunakan jasa kereta api pada periode 22 April 2022 hingga 13 Mei 2022. Angka itu meliputi penumpang kereta api jarak jauh dan penumpang kereta api lokal. Meski demikian, angka tersebut masih jauh bila dibandingkan kegiatan mudik dengan kereta pada Lebaran 2019 lalu. 

Lalu, apa evaluasi Menhub Budi terkait penggunaan moda kereta api untuk kesiapan mudik 2023?

1. Moda kereta api jadi alat transportasi yang paling diminati pemudik pada Lebaran 2022

Jokowi Minta Angkutan Massal Disiapkan Lebih Banyak demi Kurangi MacetIlustrasi kereta api (IDN Times/Arief Rahmat)

Menurut Menhub Budi, moda transportasi kereta api menjadi alat angkut yang paling diminati. Kapasitasnya terisi hingga 119 persen. 

"Hal itu bisa terjadi karena penumpang Jakarta-Purwokerto atau Purwokerto-Solo tinggi. Alhasil, kapasitas yang terisi sampai berlebih," kata Budi. 

Namun, ia menggaris bawahi sarana dan prasarana pendukung di sejumlah stasiun masih kurang bila dibandingkan pada penyelenggaran mudik 2019 lalu. Maka, Budi mengusulkan kepada presiden agar sarana pendukung dibuat sama seperti ketika digelar mudik 2019 lalu. 

"Saat ini minat masyarakat menggunakan kereta api tinggi sekali. Mobilitas untuk jarak jauh, menengah bahkan dekat sudah menggunakan kereta api dan minatnya tinggi," ujarnya. 

Ia menambahkan, pemerintah sudah menyiapkan stasiun-stasiun yang bagus dan jalur double track. Bahkan, untuk rute-rute di Jakarta, Depok, Bogor, Tangerang dan Bekasi, jalurnya dibuat double-double track

"Masalah safety pun sudah bisa dijamin. Selain itu, dengan adanya tambahan angkutan kereta, angkutan massal pun meningkat dan menjadi lebih nyaman. Otomatis penggunaan kendaraan pribadi pun menurun," tutur dia lagi. 

Baca Juga: Ini Jenis Perusahaan yang Bisa WFH untuk Cegah Kemacetan Arus Balik

2. Jumlah pemudik dengan pesawat lebih tinggi dibandingkan 2020 dan 2021

Jokowi Minta Angkutan Massal Disiapkan Lebih Banyak demi Kurangi MacetAktivitas selama Mudik Lebaran 2022 di Bandara Soekarno-Hatta. (dok. Angkasa Pura II)

Menhub Budi juga menyebut bahwa pertumbuhan penumpang dengan pesawat udara meningkat bila dibandingkan pada 2020 dan 2021 lalu. Namun, kata dia, angkanya masih lebih rendah bila dibandingkan pada 2019. 

"Tetapi, kami melakukan strategi yang cukup efektif yakni di mana operator bandara memperpanjang waktu operasi, maka jumlah aktivitas take off dan landing pesawat meningkat," kata Budi. 

Efeknya bila dalam sehari rata-rata hanya ada 6 aktivitas take off dan landing, dengan strategi itu, maka jumlahnya terdongkrak menjadi 8 hingga 9 take off dan landing. Otomatis jumlah penerbangan pun meningkat. 

"Pelajaran dari operasional ini yaitu pada dasarnya kita tidak perlu terlalu banyak mempunyai pesawat bila jumlah keterisian penumpang dipertahankan untuk tinggi. Operator akan kami atur untuk melakukan ini secara bersama-sama," ujarnya lagi. 

3. Jumlah kecelakaan selama mudik 2022 menurun hingga 40 persen

Jokowi Minta Angkutan Massal Disiapkan Lebih Banyak demi Kurangi MacetMenteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi (dok. BKIP Kemenhub)

Selain itu, Menhub Budi menilai penyelenggaraan mudik pada Lebaran 2022 berhasil. Salah satu indikatornya adalah turunnya jumlah kecelakaan hingga mencapai 40 persen dibanding mudik tahun 2019. Sementara, jumlah pemudik yang meninggal dunia juga mengalami penurunan yang signifikan yakni 72 persen. 

"Penyebabnya ada dua. Pertama, yakni menurunnya jumlah pengguna motor dan jumlahnya sangat drastis. Kami menyampaikan terima kasih kepada para pengguna sepeda motor karena kami memang terus mengimbau agar mudik kemarin tak menggunakan kendaraan roda dua," ujar Budi.

Faktor kedua, yakni menurunnya penggunaan angkutan wisata. Menhub Budi mengatakan selama ini bus wisata kerap digunakan sebagai alat angkut untuk mudik. 

"Padahal, kita ketahui bahwa bus angkutan wisata adalah bus bekas AKAP (Antar Kota Antar Provinsi) yang digunakan secara individual. Itu pun kadang-kadang tidak terlacak apakah sopirnya dan busnya bener. Itu sulit terlacak," tutur dia. 

Menhub Budi mengaku mendapat sejumlah masukan dari Presiden Joko "Jokowi" Widodo terkait evaluasi mudik pada saat Lebaran 2022. Salah satu yang menjadi sorotan presiden yakni titik kemacetan di sejumlah ruas jalan dan penumpukan kendaraan ketika hendak menyeberang ke dari Jawa ke Sumatera dengan kapal laut. 

Baca Juga: 5 Potret Antrean Kendaraan Mudik di Merak yang Makan Waktu 5 Jam

Topik:

  • Rendra Saputra

Berita Terkini Lainnya