Jurnalis Indonesia yang Kena Peluru Karet di Hong Kong Terancam Buta

Pupil mata Veby mengalami kerusakan parah

Jakarta, IDN Times - Nasib jurnalis Suara Hong Kong News asal Indonesia, Veby Mega Indah sungguh malang. Berdasarkan informasi yang diperolehnya dari dokter yang merawatnya di rumah sakit, luka yang dialami Veby di mata sebelah kanan bisa menyebabkan buta permanen. 

"Dia diinformasikan pupil matanya mengalami kerusakan akibat dorongan keras yang dilepaskan dari senjata. Seberapa parah kerusakannya baru dapat diketahui usai dilakukan operasi," kata kuasa hukum Veby, Michael Vidler melalui keterangan tertulis dan dikutip media Hong Kong Press pada Rabu (2/10). 

Selain itu, Vidler turut menyebut telah menemukan bukti yang diserahkan oleh pihak ketiga yang mengindikasikan proyektil yang menyebabkan indera penglihatan terancam buta adalah peluru karet. 

"Bukan peluru jenis beanbag seperti yang selama ini diprediksi," tutur dia. 

Lalu, apa komentar dari pihak KJRI Hong Kong terkait peristiwa ini? Apalagi Veby sempat meminta ada pertanggung jawaban dari pihak kepolisian Hong Kong atas luka yang ia alami. 

1. Pihak KJRI Hong Kong mengaku tidak ingin terburu-buru menyimpulkan kondisi kesehatan Veby

Jurnalis Indonesia yang Kena Peluru Karet di Hong Kong Terancam ButaPengunjuk rasa anti pemerintah membawa tulisan di depan lokasi dialog masyarakt pertama diadakan oleh Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam di Hong Kong pada 26 September 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Jorge Silva

Menurut perwakilan KJRI Hong Kong yang dikonfirmasi oleh IDN Times pada Rabu malam ini, mengatakan terlalu terburu-buru apabila menyatakan Veby akan mengalami kebutaan permanen. 

"Karena hingga saat ini dokter masih merawat dan melakukan observasi terhadap mata yang bersangkutan," kata Vania melalui pesan pendek. 

Veby saat ini masih dirawat di Rumah Sakit Pamela Youde Nertasole Eastern, Chai Wan. Ia dilarikan ke sana pada (29/9) usai terkena peluru karet ketika tengah meliput aksi demonstrasi di jembatan pejalan kaki yang menghubungkan HK Immigration Tower dengan Exit A4 Stasiun MTR Wanchai.

Menurut keterangan dokter, terdapat pendarahan di retina bagian kanan. 

Baca Juga: [BREAKING] Liput Demo Hong Kong, Wartawan Indonesia Kena Peluru Karet 

2. Veby ditembak oleh polisi Hong Kong padahal tengah bersama kerumunan jurnalis dan mengenakan rompi bertuliskan "press"

Jurnalis Indonesia yang Kena Peluru Karet di Hong Kong Terancam ButaSeorang pria dikawal polisi saat pengunjuk rasa anti pemerintah dan demonstran pro Tiongkok bentrok di distrik Wan Chai, Hong Kong, pada 1 Oktober 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Susana Vera

Menurut harian South China Morning Post (SCMP), Veby ditembak ketika tengah merekam detik-detik peristiwa unjuk rasa di Hong Kong menggunakan akun Facebook. Proses perekaman itu dilakukan live streaming. 

Ia tidak bersama kerumunan pengunjuk rasa. Malah ia tengah bergabung bersama rekan-rekannya sesama jurnalis Hong Kong di jembatan itu. Perempuan yang menjabat sebagai associate editor di Suara Hong Kong News itu bahkan mengenakan helm, kaca mata dan rompi dengan tulisan "press".

Namun, dalam rekaman video yang ikut diunggah ke laman SCMP terlihat kerumunan polisi justru mendekati jurnalis dan tetap melepaskan tembakan. Seorang perempuan kemudian terdengar berteriak, lalu tak berapa lama kemudian Veby terlihat ambruk. Ia terlihat masih sadar, namun tidak bisa menggerakan tubuhnya. 

Ia kemudian dibantu dengan menggunakan pertolongan pertama. 20 menit kemudian ia dibawa ke rumah sakit terdekat menggunakan mobil ambulans. Kepada petugas medis yang merawatnya Veby mengeluh rasa sakit di mata sebelah kanannya. 

Selain luka di bagian mata, Veby juga terluka di bagian dahi hingga harus mendapatkan tiga jahitan. 

3. Asosiasi jurnalis Hong Kong (HKJA) menuntut penjelasan dari pihak kepolisian

Jurnalis Indonesia yang Kena Peluru Karet di Hong Kong Terancam ButaSeorang pelajar memakai penutup mata saat menjadi peserta reli di Hong Kong pada 30 September 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Susana Vera

Usai Veby mengalami luka yang parah, Asosiasi Jurnalis Hong Kong (HKJA) kemudian mendesak pihak kepolisian untuk memberikan penjelasan. Mereka ingin tahu mengapa jurnalis seperti Veby masih jadi target penembakan pada Minggu kemarin. 

Ketua HKJA, Chris Yeung Kin-hin, meminta polisi menjelaskan mengapa aparat keamanan sampai harus melepaskan tembakan ke arah kerumunan jurnalis yang tengah meliput. 

"Itu hampir sama saja seperti sebuah serangan ke jurnalis. Ada juga petugas polisi yang menyerang dengan bubuk merica ke arah jurnalis pada Minggu kemarin dan beberapa kasus lainnya di mana jurnalis juga terkena peluru karet di masa lalu," kata Chris seperti dikutip dari SCMP.

Ia mengaku tidak habis pikir alih-alih memperbaiki cara penanganan dalam aksi unjuk rasa, polisi justru membuat keadaan lebih buruk. Sementara, perwakilan KJRI Hong Kong sudah menjenguk Veby. Mereka juga menyebut telah berkoordinasi dengan polisi dan otoritas lain dalam kasus ini. 

Baca Juga: Dianggap Tak Aman, Media Hong Kong Tarik Semua Reporter dari Lapangan

Topik:

Berita Terkini Lainnya