Kader Golkar Dominasi Daftar Anggota DPR Tersangka Suap di KPK

Politikus Golkar yang diperiksa KPK sampai tingkat elite

Jakarta, IDN Times - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali menetapkan seorang anggota DPR sebagai tersangka kasus korupsi. Dalam keterangannya, Kamis (7/2) lalu, KPK menetapkan Sukiman sebagai tersangka dana perimbangan dari Dana Alokasi Khusus (DAK). 

Anggota DPR dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) itu diduga kuat telah menerima suap dari Penanggung Jawab (Pj) Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Arfak, Papua Barat, Natan Pasomba senilai US$2,65 miliar dan US$22 ribu atau setara Rp302 juta. 

"SKM (Sukiman) diduga menerima suap ini antara Juli 2017 hingga April 2018 melalui beberapa pihak sebagai perantara," ujar Wakil Ketua KPK Saut Situmorang di Gedung KPK, Kamis. 

Penetapan tersangka ini jelas menambah daftar panjang anggota parlemen yang diproses KPK. Dalam catatan KPK, sejak lembaga antirasuah itu berdiri pada 2002, sudah memproses 70 anggota DPR. Bahkan, yang dijerat sudah sampai pada tahap pucuk pimpinannya, yakni Setya Novanto. 

Novanto boleh jadi dijerat 15 tahun penjara dalam kasus korupsi KTP elektronik yang merugikan negara Rp2,3 triliun. Namun, namanya terus bergema di kasus korupsi lainnya, mulai dari pengadaan proyek PLTU Riau-1, pengadaan satelit Bakamla, hingga kasus upaya untuk menghalangi penyidikan terhadap mantan petinggi Lippo Group, Eddy Sindoro. 

Lalu, dari partai mana anggota DPR paling banyak diproses KPK?

1. Sebanyak 23 kader Partai Golkar telah diproses KPK

Kader Golkar Dominasi Daftar Anggota DPR Tersangka Suap di KPKIDN Times/Vanny El Rahman

Dari data yang dirilis KPK, Partai Golkar menjadi penyumbang kader terbanyak yang diproses lembaga antirasuah. Jumlahnya mencapai 23 orang. 

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, politisi yang diproses dari Golkar sudah mencapai tingkat elite, yakni mantan ketua umumnya, Setya Novanto. Ada pula Idrus Marham yang sempat duduk sebagai Sekretaris Jenderal dan Eni Saragih yang pernah diminta menjadi bendahara umum ketika Munaslub digelar. 

Di posisi kedua, sebagai partai yang paling banyak menyumbang anggota DPR yang diproses KPK adalah PDI Perjuangan. Jumlahnya mencapai 18 orang. 

Baca Juga: Anggota DPR Eni Saragih Didakwa Terima Gratifikasi Rp10,7 Miliar 

2. Partai Golkar mencoba membenahi citra

Kader Golkar Dominasi Daftar Anggota DPR Tersangka Suap di KPKIDN Times/Teatrika Handiko Putri

Sementara, Ketua DPP Partai Golkar Tubagus Ace Hasan mengatakan, saat ini parpolnya tengah membenahi citra usai terpuruk dalam stigma korupsi. Hal itu gara-gara mantan ketumnya, Setya Novanto, terjerat kasus mega korupsi KTP elektronik. 

Ia menyebut, ketum partai saat ini, Airlangga Hartarto, langsung mengambil tindakan tegas apabila ada kadernya yang terbukti tersangkut kasus korupsi. 

"Kader tersebut langsung kami berhentikan dan PAW (Pergantian Antar Waktu) apabila dia anggota DPR," kata Ace ketika dihubungi IDN Times melalui telepon, Senin (11/2). 

Partai berlambang pohon beringin itu mengadopsi slogan "Golkar Bersih, Golkar Jaya, Golkar Menang". Yang dimaksud bersih di sini, kata Ace, termasuk mewanti-wanti seluruh kader partai agar tidak korupsi. 

"Kedua, di semua tingkatan telah menandatangani apa yang dinamakan pakta integritas. Itu semua diteken oleh seluruh pengurus partai. Kalau mereka memang terindikasi melakukan perbuatan korupsi, maka kami akan memberi sanksi tegas," tutur dia. 

Lalu, bagaimana dengan pengakuan salah satu mantan kadernya, Eni Saragih, yang menyebut mengawal proyek PLTU Riau-1 atas instruksi Ketum Partai Golkar? Menurut Ace, itu hanya pengakuan pribadi dan sepihak Eni. 

"Hal itu juga sudah pernah dibantah. Tidak pernah sekali pun partai memerintahkan dia mencari sumber-sumber pemasukan yang dinilai melanggar hukum. Itu kan juga sudah terungkap di pengadilan," kata dia. 

3. Perilaku korup Partai Golkar adalah cerminan hampir semua parpol

Kader Golkar Dominasi Daftar Anggota DPR Tersangka Suap di KPK(Partai Golkar sumbang anggota DPR terbanyak yang diperiksa KPK) IDN Times/Sukma Shakti

Direktur Pusat Kajian Anti Korupsi (Pukat) Universitas Gadjah Mada Zainal Arifin Muchtar menyebut, alasan Partai Golkar menjadi parpol yang kadernya paling banyak korup di DPR, sulit mencari penyebab tunggalnya. Bisa disebabkan internal partai yang butuh asupan dana, namun bisa juga dipicu pola pendanaan yang buruk. 

"Bisa juga karena karakter secara pribadi memang serakah, itu tidak ada kaitannya dengan partai. Bisa jadi untuk mencari dana balik modal atau dana tambahan untuk maju ke kontestasi berikutnya," kata Zainal ketika dihubungi pada Oktober 2018. 

Hingga kini, Partai Golkar tetap menjadi parpol yang populer. Namun, di antara kewenangan dan pengaruhnya yang besar, transparansi pendanaannya tidak jelas. Di situlah, potensi terjadinya tindak pidana korupsi. 

Namun, yang paling penting, apa yang menimpa partai berlambang Pohon Beringin itu, kata Zainal, merupakan cerminan wajah parpol di Indonesia.

"Gak ada yang berbeda banget. PDIP dan PKB juga menyumbang banyak (kader yang korupsi). Hampir semua parpol seperti itu," tutur dia. 

4. Sebagian besar anggota DPR diproses KPK karena menerima suap

Kader Golkar Dominasi Daftar Anggota DPR Tersangka Suap di KPKIDN Times/Cije Khalifatullah

Dari data KPK tersebut, menunjukkan 66 dari 70 anggota DPR diproses karena kasus menerima suap. Padahal, gaji sebagai anggota DPR sudah cukup tinggi. 

Berdasarkan Surat Menteri Keuangan No. S-520/MK.02/2015,  anggota DPR RI mendapatkan gaji total sekitar Rp54 juta. Dari surat tersebut diketahui rincian gaji anggota DPR, yakni gaji pokok Rp4,2 juta, tunjangan komunikasi Rp15,5 juta, tunjangan kehormatan Rp5,6 juta bantuan langganan listrik dan telepon Rp7,7 juta, tunjangan peningkatan fungsi pengawasan dan anggaran Rp3,75 juta, dan uang sidang Rp2 juta. 

Jika diakumulasi dengan beberapa poin gaji lainnya, maka uang gaji yang dibawa pulang anggota DPR mencapai Rp54 juta. 

Kader Golkar Dominasi Daftar Anggota DPR Tersangka Suap di KPK(Rincian gaji anggota DPR) IDN Times/Sukma Shakti

5. Persepsi DPR sebagai institusi yang korup akan tetap dipegang lima tahun ke depan

Kader Golkar Dominasi Daftar Anggota DPR Tersangka Suap di KPK(Ilustrasi Gedung DPR) IDN Times/Kevin Handoko

Dari sudut pandang organisasi Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), citra DPR yang korup tidak akan berubah hingga lima tahun ke depan. Mengapa? Peneliti Formappi Lucius Karus mengatakan, banyak caleg DPR yang justru tidak ingin profil dan rekam jejaknya tidak ingin diketahui publik. 

"Budaya ketertutupan (caleg) ini dekat sekali dengan korupsi. Penyakit yang sampai saat ini belum tuntas diusir dari DPR. Salah satu pemicu korupsi itu adalah ketertutupan DPR," ujar Lucius di kantor Populi Centre pada November 2018. 

Lucius menyampaikan komentarnya berdasarkan data. Menurut dia, dari 4.460 caleg yang statusnya Daftar Calon Sementara (DCS), sebanyak 3.351 orang menolak mempublikasikan profilnya. 

"Kemudian, sebanyak 2.074 di antaranya, yang secara terang-terangan menyatakan tidak mau profilnya dipublikasikan." kata dia. 

Sesuai data yang ia pegang, caleg yang berasal dari Partai Demokrat yang paling banyak menolak. Jumlahnya mencapai 575 orang. 

Menurut Lucius, perilaku tertutup itu adalah hal yang aneh. Justru, seharusnya caleg bersikap terbuka, agar publik mau memilih mereka. 

Lalu, apa tanggapan Partai Demokrat terkait dengan banyaknya caleg mereka yang menolak datanya diungkap ke publik? Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum DPP, Ferdinand Hutahaean menjelaskan yang ditolak untuk diungkap ke publik adalah data yang ada di Komisi Pemilihan Umum (KPU). 

"Di sana itu ada juga data mengenai anggota keluarga lainnya seperti istri, suami, anak. Itu adalah hal-hal yang sifatnya private dan tidak boleh masuk ke gelanggang politik. Hal tersebut demi melindungi keluarga dari gelanggang politik," kata Ferdinand ketika dihubungi IDN Times melalui telepon. 

Ia mengaku tidak keberatan apabila data pribadi dan rekam jejaknya menjadi konsumsi publik. Tetapi, bukan anggota keluarganya. Lalu, bagaimana cara publik mengetahui rekam jejak caleg dari Partai Demokrat?

"Di situ pentingnya caleg untuk turun ke dapil. Nanti di sana akan ditanya oleh publik siapa kita dan apa yang akan kita lakukan. Kan kita di sana berinteraksi dengan calon pemilih kita dan bukan dengan LSM," kata dia lagi. 

Menurut Ferdinand, apabila caleg tersebut tidak menghampiri dapilnya maka itu pertanda dia tidak ingin dipilih. 

"Buat apa kita pilih caleg yang tidak mau terpilih?," tutur dia lagi. 

6. Daftar anggota DPR yang telah diproses KPK

Kader Golkar Dominasi Daftar Anggota DPR Tersangka Suap di KPK(Aksi Pegawai KPK) ANTARA FOTO/Reno Esnir

Berikut daftar lengkap anggota DPR yang telah diproses KPK sejak  2002. Walau sudah berdiri sejak 2002, namun anggota DPR pertama yang berhasil mereka tangkap terjadi pada 2007. 

1. Noor Adenan Razak
2. Saleh Djasit
3. Sarjan Tahir
4. M Al Amien Nur Nasution
5. Anthony Z. Abidin
6. Bulyan Royan
7. HM Yusuf Erwin Faisal
8. Azwar Chesputra
9. Fachri Andi Leluasa
10. Hilman Indra
11. Dudhie Makmun Murod
12. Endin A. J Soefihara
13. Udju Djuhaeri
14. Hamka Yandhu
15. Abdul Hadi Djamal
16. Ahmad Hafiz Zawawi
17. Marthin Bria Seran
18. Paskah Suzetta
19. Bobby SH Suhardiman
20. Anthony Zeidra Abidin
21. Agus Condro Prayitno
22. Max Moein
23. Rusman Lumbantoruan
24. Poltak Sitorus
25. Williem M Tutuarima
26. Muhammad Nurlif
27. Asep Ruchimat Sudjana
28. Reza Kamarullah
29. Baharuddin Aritonang
30. Hengky Baramuli
31. Daniel Tanjung
32. Panda Nababan
33. Engelina Patiasina
34. M Iqbal
35. Budiningsih
36. Jeffri Tongas
37. Ni Luh Mariani
38. Sutanto Pranoto
39. Soewarno
40. Matheos Pormes
41. Sofyan Usman
42. Amrun Daulay
43. Nazarudin
44. Wa Ode Nurhayati
45. Angelina Patricia Pingkan Sondakh
46. Zulkarnane Djabar
47. Izedrik Emir Moeis
48. Luthfi Hasan Ishaaq
49. Chairun Nisa
50. Annas Urbaningrum
51. Sutan Bhatoegana
52. Adriansyah
53. Patrice Rio Capella
54. Dewi Yasin Limpo
55. Damayanti Wisnu Putranti
56. Budi Supriyanto
57. Andi Taufan Tiro
58. I Putu Sudiartana
59. Charles Jones Mesang
60. Yudi Widiana Adia
61. Musa Zainudin
62. Miryam S. Haryani
63. Markus Nari
64. Setya Novanto
65. Aditya Anugrah Moha
66. Fayakhun Andriadi
67. Amin Santono
68. Eni Maulani Saragih
69. Taufik Kurniawan
70. Sukiman

Baca Juga: Banyak Artis Hingga Menteri Nyaleg, Ini Rincian Gaji Anggota DPR

Topik:

  • Rochmanudin
  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya