Kerap Buat Gaduh, Ketua PP Muhammadiyah Desak Jokowi Bubarkan BPIP

BPIP buat lomba menulis yang menimbulkan kontroversi

Jakarta, IDN Times - Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas mendesak Presiden Joko "Jokowi" Widodo agar segera membubarkan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Alasannya, lembaga ini dianggap kerap membuat gaduh dan tak membantu pemerintah dalam mengatasi krisis pandemik COVID-19.

Disebutkan, di tengah lonjakan kasus COVID-19, BPIP bukannya berkontribusi membantu Presiden mengendalikan pandemik. Tetapi, mereka justru membuat lomba menulis dengan tema yang kontroversial. 

Di dalam akun media sosialnya yang diunggah pada 11 Agustus lalu, BPIP mengajak publik untuk ikut lomba artikel dengan tema "hormat bendera menurut hukum Islam" dan "menyanyikan lagu kebangsaan menurut hukum Islam." Perlombaan itu dilakukan dalam rangka hari Santri Nasional. Unggahan di media sosial itu sontak memicu perdebatan di media sosial. 

"BPIP lebih banyak membuat gaduh dan memancing keresahan serta perpecahan di antara warga bangsa," ujar Anwar dalam keterangan tertulis yang diterima pada Minggu (15/8/2021). 

Selain tema lomba pembuatan artikel yang dinilai nyeleneh, Kepala BPIP juga pernah mengatakan bahwa agama adalah musuh terbesar Pancasila. Ia juga pernah mengimbau umat beragama untuk menempatkan konstitusi di atas kitab suci dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 

"Dia tidak tahu bahwa Pasal 29 ayat 1 UUD 1945 jelas-jelas mengatakan bahwa negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa," kata dia lagi. 

Lalu, apa komentar BPIP mengenai tema lomba pembuatan artikel yang kini menjadi perdebatan di ruang publik itu?

1. Anwar nilai negara lebih aman bila BPIP dibubarkan, anggaran dialihkan untuk hal penting lainnya

Kerap Buat Gaduh, Ketua PP Muhammadiyah Desak Jokowi Bubarkan BPIPAnwar Abbas, Waketum MUI. IDN Times/Siti Umaiyah

Menurut Anwar, negara akan lebih aman bila BPIP dibubarkan saja. Sedangkan, dana yang selama ini digunakan untuk anggaran instansi itu bisa dimanfaatkan untuk kegiatan lain yang lebih penting. 

"Sehingga keinginan presiden sebagai kepala negara dan pemerintahan serta keinginan kita sebagai bangsa untuk secepatnya bisa keluar dari berbagai krisis yang multidimensi ini, tanpa ada retak dalam kehidupan, dapat segera terwujud dan tercapai," kata Anwar. 

Ia menambahkan, apa yang dibutuhkan oleh warga saat ini adalah dukungan agar bisa keluar dari pandemik COVID-19. Termasuk salah satunya menyelamatkan generasi muda yang tidak dapat belajar secara optimal di masa pandemik. Selama pandemik, kegiatan belajar-mengajar diubah ke dalam format daring. 

Pembelajaran daring tentu merepotkan banyak orang dan menimbulkan banyak masalah. Karena banyak orang tua yang tidak bisa membelikan anaknya ponsel. Atau ponselnya ada, tetapi mereka tidak mampu membeli pulsa. 

"Bisa juga pulsa dan ponselnya ada, tetapi jaringannya mengalami gangguan," tutur Anwar. 

Sementara, di bidang ekonomi, usaha rakyat yang berada di kalangan menengah ke bawah mengalami pukulan kuat karena terdampak kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang diterapkan oleh pemerintah. Orang-orang yang mengandalkan pemasukan harian juga kehilangan pendapatannya. 

"Cara untuk mengatasi itu semua bukan dengan melakukan lomba karya tulis tentang hormat bendera menurut hukum Islam dan menyanyikan lagu kebangsaan menurut hukum Islam seperti yang BPIP. Maka, sebaiknya BPIP dibubarkan saja," ujarnya lagi. 

Baca Juga: PAN Kritik Lomba Karya Tulis BPIP: Tidak Produktif dan Kontekstual

2. BPIP klaim tak ada niat membenturkan agama dan nasionalisme dalam lomba pembuatan artikel

Kerap Buat Gaduh, Ketua PP Muhammadiyah Desak Jokowi Bubarkan BPIPAntonius Benny Susetyo atau Romo Benny (Dok. Pribadi/Romo Benny)

Sementara, ketika dihubungi, Romo Antonius Benny Susetyo menepis BPIP berniat membenturkan agama dan nasionalisme lewat lomba tersebut.

"Jadi itu lebih kepada perspektif nilai-nilai keagamaan yang memperkuat rasa nasionalisme itu," kata pria yang menjabat sebagai Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP, Sabtu, 14 Agustus 2021.

Ia mengatakan, lomba penulisan artikel hanya satu dari sekian banyak lomba yang digelar oleh BPIP. Selain membuat artikel, ada pula lomba orasi, lomba film pendek, hingga meme. 

Ia mengatakan, lomba penulisan artikel dengan tema 'Hormat Bendera Menurut Hukum Islam' dan 'Menyanyikan Lagu Kebangsaan Menurut Hukum Islam' dipilih dengan menyesuaikan konteks memperingati Hari Santri. 

"Nanti Bulan Desember, BPIP juga akan bikin lomba yang sama mengenai bagaimana nilai-nilai kristiani dalam menghormati bendera, sama temanya sama (seperti lomba penulisan artikel untuk memperingati Hari Santri 2021 ini)," ujar Benny.

Nanti ada (lomba serupa dengan) persepsi Hindu, Kristen, Buddha, Konghucu. Nah persepsi-persepsi itu untuk memperkuat nilai nasionalisme. Karena kan lomba-lomba itu meningkatkan, bagaimana anak-anak muda kita memahami, bahwa orang yang beriman itu juga mencintai bangsanya," katanya lagi. 

3. Tema lomba artikel di-bully oleh warganet

Kerap Buat Gaduh, Ketua PP Muhammadiyah Desak Jokowi Bubarkan BPIPPengumuman lomba menulis artikel oleh BPIP dalam rangka hari Santri Nasional 2021 (www.twitter.com/@BPIPRI)

Sementara, tema lomba penulisan artikel menuai protes dari warganet. Sebagian, bahkan merundung BPIP.

Alih-alih menulis dengan tema hormat bendera atau menyanyikan lagu kebangsaan dari sudut pandang hukum Islam, sejumlah warganet mengusulkan tema lain. 

Ada pula yang sejalan dengan Anwar agar BPIP sebaiknya dibubarkan. 

Baca Juga: Lomba Artikel Hormat Bendera Menurut Islam, Begini Penjelasan BPIP

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya