Keren! Nama Proklamator Sukarno Bakal Jadi Nama Jalan di Turki

Presiden Erdogan dijadwalkan ke Indonesia awal tahun 2022

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Turki bakal menggunakan nama proklamator Indonesia, Sukarno, sebagai nama jalan utama di sana. Lokasinya berada di kompleks bangunan diplomatik di daerah Cankaya, Ankara.

Duta Besar RI untuk Turki, Lalu Muhammad Iqbal, menjelaskan nama Ahmet Sukarno bakal disematkan di jalan yang berada di depan bangunan KBRI Ankara. Rencananya, KBRI akan pindah ke area Cankaya yang lebih prestisius. Saat ini, gedung baru itu masih terus direnovasi. 

"Cankaya adalah diplomatic compound yang ada di Ankara. Jadi, jalannya pun adalah main road," ungkap Iqbal menjawab pertanyaan IDN Times melalui diskusi virtual pada Jumat (15/10/2021). 

Sebagai gantinya, Indonesia bakal memberikan jalan yang berada di DKI Jakarta untuk dinamakan sesuai dengan nama pendiri Republik Turki, Mustafa Kemal Ataturk.

"Kami sudah menyampaikan data mengenai karakter jalan sehingga Pemprov DKI Jakarta, dalam hal ini Wagub, sudah mengalokasikan jalan di prime area juga di daerah Menteng. Nanti, jalan itu akan dinamakan dengan founding father Turki," kata dia. 

Ia berharap jalan dengan nama pendiri Turki di Jakarta sudah selesai prosesnya pada 2022. Rencananya, peresmian nama jalan itu bakal dihadiri langsung Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan ketika berkunjung ke Indonesia pada awal 2022. Menurut Iqbal, ini bukti bahwa hubungan kedua negara begitu erat. 

Lalu, kapan rencananya Erdogan bakal berkunjung ke Jakarta pada 2022 mendatang? Kerja sama apa saja yang bakal dibahas kedua pemimpin?

1. Sebelum diganti nama Sukarno, jalan di depan KBRI Ankara adalah Jalan Belanda

Keren! Nama Proklamator Sukarno Bakal Jadi Nama Jalan di TurkiIlustrasi gedung KBRI yang berlokasi di ibukota Ankara, Turki (Dokumentasi dari Google Map)

Iqbal turut mengurai kisah menarik di balik pemberian nama Jalan Ahmet Sukarno di depan gedung baru KBRI Ankara. Sebelumnya, kata Iqbal, jalan utama itu adalah Belanda Caddesi (Jalan Belanda). 

"Jadi, ini semacam simbolisasi bahwa Pak Karno sudah dua kali berhasil menggeser Belanda," kata Iqbal. 

Selain di Turki, nama Jalan Sukarno juga dapat ditemukan di Mesir dan Maroko. Ia juga menyebut kepastian pemberian nama itu telah disampaikan ketika Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyambangi Turki pada 11-12 Oktober 2021.

Dalam kunjungan ke sana, Iqbal menambahkan, Retno membahas isu kerja sama di bidang kesehatan, pertahanan, ekonomi dan beberapa isu global. 

Di dalam forum diskusi hari ini, Iqbal menyebut Presiden Turki Erdogan dijadwalkan bakal berkunjung ke Indonesia pada kuartal pertama 2022. 

Baca Juga: Kabar Baik! Turki Akan Berlakukan Bebas Visa bagi WNI

2. Turki bakal beri fasilitas bebas visa bagi WNI

Keren! Nama Proklamator Sukarno Bakal Jadi Nama Jalan di TurkiANTARA FOTO/REUTERS/Umit Bektas

Iqbal juga menyebut dalam waktu dekat Turki akan memberikan fasilitas bebas visa bagi WNI. Selama ini, fasilitas yang diterima adalah visa on arrival atau pengurusan visa bisa dilakukan ketika tiba di Turki. 

"Ini merupakan upaya yang kami lakukan terus menerus, karena Indonesia telah memberikan fasilitas bebas visa bagi warga Turki selama lima tahun terakhir," ungkap Iqbal. 

Namun, ia masih belum memberikan informasi kapan fasilitas bebas visa itu bakal berlaku bagi WNI. 

3. Turki pilih kembangkan dua vaksin COVID-19 buatan dalam negeri ketimbang pesan vaksin Nusantara

Keren! Nama Proklamator Sukarno Bakal Jadi Nama Jalan di TurkiDuta Besar Indonesia untuk Turki, Lalu Muhammad Iqbal (Tangkapan layar Zoom)

Lebih lanjut, Iqbal kembali menegaskan Turki hingga saat ini tidak memesan vaksin COVID-19 dengan teknologi sel dendritik atau vaksin Nusantara. Menurut Iqbal, Turki sedang memproduksi sendiri dua jenis vaksin COVID-19. Saat ini, prosesnya sudah masuk ke tahap uji klinis ketiga. 

"Vaksin pertama, dengan teknologi VLP (virus light particle) dan kedua, inactivated virus new generation. Mereka rencananya akan menggunakannya pada akhir tahun ini," kata Iqbal. 

Ia mengatakan alih-alih memesan vaksin berbasis sel dendritik, mereka lebih memilih dua vaksin yang dikembangkan di dalam negeri. VLP, kata Iqbal, selama ini memang dikenal digunakan untuk pengobatan kanker, tetapi akhirnya dipilih Turki untuk dijadikan vaksin COVID-19. 

Sebelumnya, sempat heboh pernyataan Guru Besar Biologimolekular, Chairul Anwar Nidom, ketika ngobrol dengan mantan Menteri Kesehatan Siti Fadila Supari di akun YouTube-nya yang tayang pada 19 Agustus 2021. Dalam video tersebut, Nidom mengaku mendengar dari mantan Menkes Terawan Agus Putranto bahwa vaksin dengan metode sel dendritik itu telah dipesan sebanyak 5,2 juta dosis oleh Turki. 

"Saya dengar Turki sudah memesan 5,2 juta dosis (vaksin Nusantara)," ujar Nidom yang dikutip pada Minggu (29/8/2021) dalam video berjudul "Siti Fadilah & Nidom: Vaksin Nusantara, Harapan Yang Tertunda."

Nidom bahkan menyebut Indonesia berpotensi dirugikan bila hasil penelitian vaksin Nusantara justru diambil oleh negara lain. Siti turut menimpali pernyataan Nidom itu. Menurut dia, tak tertutup kemungkinan penelitian yang dilakukan Terawan akan diserobot dan diambil oleh negara lain. 

"Terawan kalau di tempat you, (penelitian) you gak diterima, oke dibawa ke negara saya aja, kan kita kehilangan. Jangan sampai seperti itu," kata Siti di video yang sama. 

Belakangan, pernyataan itu tak terbukti kebenarannya. 

Baca Juga: Menlu RI: Pertamina-Perusahaan Turki Sepakat Kerja Sama Bidang Farmasi

Topik:

  • Jihad Akbar

Berita Terkini Lainnya