KIB Resmi Dideklarasikan Hari Ini, Tanpa Umumkan Capres yang Diusung

PPP bantah KIB sengaja dibentuk agar jadi sekoci Ganjar

Jakarta, IDN Times - Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Achmad Baidowi, mengatakan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) siap dideklarasikan ke publik, Sabtu (4/6/2022) malam. Berdasarkan undangan yang diungkapkan ke publik, deklarasi itu digelar di Rumah Kaca Melati, Plataran, Senayan, Jakarta Pusat. 

Pria yang akrab disapa Awik itu menyebut ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan tiga ketua umum parpol (Golkar, PPP dan PAN) di Rumah Heritage pada 12 Mei 2022. Meski demikian, Awik menyebut hingga kini belum ada satu keputusan bulat terkait nama capres yang bakal diumumkan. 

"Hari ini kami baru mau melakukan deklarasi secara resmi," ungkap Awik ketika berbicara dalam acara diskusi virtual MNC Trijaya FM yang dikutip dari YouTube pada hari ini. 

Awik menjelaskan KIB dibentuk untuk membentuk poros alternatif. Sehingga, nama yang muncul nantinya tidak terbatas ke satu pasangan calon saja. 

"Kami masih terbuka (bagi parpol lain bergabung) di luar tiga partai ini," katanya. 

Awik menjelaskan PPP merupakan partai dari dari kelompok nasionalis dan religius. Karena, kata dia, kekuatan politik di Indonesia ada dua yakni agamais dan nasionalis.

"Untuk mencapai kesejahteraan rakyat, tentu melalui politik kekuasaan. Caranya menang dulu di pemilu," tutur dia. 

Apakah benar KIB dibentuk jauh-jauh hari sebelum pemilu digelar sebagai sekoci bagi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, seandainya ia menyeberang dari PDI Perjuangan?

1. PPP bantah KIB dibentuk untuk sekoci bagi Ganjar Pranowo

KIB Resmi Dideklarasikan Hari Ini, Tanpa Umumkan Capres yang DiusungGubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (ANTARA FOTO/Reno Esnir)

Dalam diskusi itu, Awik membantah persepsi yang menyebut KIB sengaja dibentuk jauh-jauh hari sebelum pemilu 2024 untuk menjadi sekoci bagi Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Menurutnya, soal penentuan capres yang bakal diusung KIB masih akan dibicarakan. 

"(Persepsi) itu kata siapa? Kalau gak salah yang ngomong kan Said Didu (Sekretaris Menteri BUMN periode 2005-2010)? Konfirmasi aja ke dia," ungkap Awik. 

"Toh, kami juga menghormati Partai Golkar yang ingin mengajukan ketua umumnya yaitu Pak Airlangga Hartarto (untuk jadi capres 2024). Tentu PAN dan PPP juga punya usulan. Nanti, itu akan kami bahas dalam pertemuan-pertemuan berikutnya," sambungnya. 

Menurut Awik, persepsi itu sengaja dibentuk pihak yang tidak bertanggung jawab. Ia menegaskan belum ada pembicaraan apapun soal capres yang bakal diusung KIB. 

Baca Juga: Bantah KIB Jadi Sekoci Ganjar di Pemilu 2024, PPP: Kami Hormati Golkar

2. KSP bantah KIB dibentuk berdasarkan arahan Istana

KIB Resmi Dideklarasikan Hari Ini, Tanpa Umumkan Capres yang DiusungAli Mochtar Ngabalin (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)

Sementara, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin, membantah ada arahan dari Istana terkait pembentukan KIB pada 12 Mei 2022. Menurutnya, Presiden Joko "Jokowi" Widodo tengah sibuk menuntaskan penanganan pandemik COVID-19 dan pemulihan ekonomi. 

"Tidak ada (arahan dari Istana). Yang pasti sekarang presiden tengah berkonsentrasi penuh terhadap pembenahan terkait masalah-masalah yang belum selesai, seperti pandemik COVID-19," ungkap Ngabalin di Istana Negara, pada 23 Mei 2022.

Di sisa waktu kurang dari dua tahun ini, kata Ngabalin, Jokowi bakal memanfaatkan waktu untuk menuntaskan agenda-agenda pembangunan strategis nasional. Ia pun menilai tak masalah bila tiga parpol pengusung pemerintah justru membentuk koalisi lebih awal.

"It's okay (mereka membentuk koalisi). Ketua-ketua umum partai itu kan kemudian memainkan peran-peran dengan cara dan teknis mereka," kata Ngabalin. 

Ia juga menyebut arahan Jokowi kepada relawan Pro Jokowi (ProJo) di Magelang pada 21 Mei 2022 sudah tepat. Jokowi meminta kepada relawan ProJo tidak mendesaknya buru-buru menjatuhkan dukungan pada sosok capres untuk pemilu 2024. 

"Ya, namanya juga politik. Dinamikanya selalu berubah dan dinamis. Jadi, teman-teman tidak bisa membicarakan sesuatu lebih awal. Istilahnya, Belanda masih jauh, ojo kesusu, jangan terburu-buru," kata dia. 

Menurut Ngabalin situasi politik bisa berubah, bahkan dalam hitungan detik. Maka, kata dia, Jokowi selaku pemimpin sudah paham betul pemimpin mana yang sukses. 

"Siapa pemimpin, yang memiliki kapabilitas, kapasitas, kemampuan memimpin dan mengerti pemerintahan. Apalagi bangsa ini begitu heterogen," ujarnya. 

Presiden Jokowi, kata Ngabalin, punya wacana besar tentang bagaimana kehidupan orang dari beragam suku dan agama bisa hidup berdampingan serta damai.

"Negeri ini harus damai, moderasi beragama harus ada. Pokoknya gagasan-gagasan besar itu tidak pernah lepas dari pemikiran Presiden Jokowi," tuturnya. 

3. Relawan pendukung Jokowi sudah memberikan dukungan untuk Ganjar

KIB Resmi Dideklarasikan Hari Ini, Tanpa Umumkan Capres yang DiusungGubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (IDN Times/Teatrika Handiko Putri)

Meski KSP menyebut Presiden Jokowi belum menentukan dukungan bagi capres manapun, namun fakta di lapangan sudah menunjukkan indikasi berbeda. Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komaruddin mengatakan, di lapangan justru relawan Jokowi sudah secara terbuka menyatakan dukungannya pada Ganjar untuk pemilu 2024.

"Masyarakat sudah curiga dengan pembentukan KIB, karena ketika mengumumkan dibentuk koalisi, justru sosok capresnya belum ada. Hal itu menguatkan bahwa KIB ini memang dibentuk atas dorongan Istana," ungkap Ujang ketika dihubungi IDN Times melalui telepon pada 27 Mei 2022. 

Namun, ia menegaskan, Jokowi tidak akan terburu-buru menyatakan secara terbuka dukungan bagi tokoh tertentu untuk pemilu 2024. Jokowi, kata Ujang, justru ingin membuat impresi terlihat dekat dengan semua capres yang masuk ke dalam sejumlah lembaga survei. 

"Dukungan Jokowi itu mah diumumkan nanti, di ujung (proses pemilu)," sambung Ujang.

Ia pun menilai PDIP tidak akan memecat Ganjar sebagai kader. Sebab, hal itu bisa menjadi bumerang bagi partai kepala banteng moncong putih itu. 

"Kalau Ganjar dipecat dari PDIP malah elektabilitasnya semakin naik. Kan, merasa terzalimi sehingga dapat simpati lebih dari publik," katanya.

Baca Juga: Golkar, PPP dan PAN Bentuk Koalisi Atas Arahan Jokowi? Ini Kata Istana

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya