Kisah ATC di Bandara Palu yang Tewas Ketika Bertugas Akibat Gempa 

Antonius Gunawan masih memandu Batik Air agar dapat take off

Jakarta, IDN Times - Di dalam bencana yang terjadi, selalu ada kisah duka dan haru di balik peristiwa tersebut. Salah satunya adalah Antonius Gunawan Agung, seorang Air Traffic Controller (ATC) AirNav Indonesia cabang Palu. Ketika gempa bumi berkekuatan 7,4 SR mengguncang Donggala dan getarannya terasa hingga ke Palu, ia tengah bertugas di Bandara Mutiara Sis Al Jufri pada Jumat (28/9). 

Saat itu, Antonius tengah memandu agar pesawat Batik Air rute Palu-Makassar bisa lepas landas. Padahal, saat itu ia sudah diteriaki agar segera meninggalkan gedung bandara.  

"Safe flight. Take care," demikian ujar Antonius kepada Kapten Ricosetta Mafella yang menerbangkan Batik Air rute Palu-Makassar pada Jumat sore kemarin. 

Yang terjadi kemudian, salah satu tower ATC ambruk akibat tak sanggup menahan kuatnya getaran gempa. Lalu, bagaimana nasib Antonius?

1. Antonius tewas akibat salah satu tower ATC ambruk

Kisah ATC di Bandara Palu yang Tewas Ketika Bertugas Akibat Gempa (Bandara Palu Sulawesi Tengah) www.twitter.com/@GerryS

Informasi yang dicuit pengamat penerbangan Gerry Soejatman menyebut Antonius terpaksa melompat dari salah satu tower usai memandu pesawat terakhir, Batik Air. Ia pun mengalami luka yang cukup parah dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Sayang, nyawanya tidak tertolong. 

Gunawan sempat dievakuasi menggunakan helikopter medis ke Balikpapan. Tetapi, nyawanya tidak dapat ditolong. 

AirNav Indonesia kemudian menyampaikan kabar duka itu melalui akun media sosial mereka. 

Baca Juga: Pasca-Tsunami dan Gempa Sulteng, Facebook Aktifkan Safety Check

2. Kapten Ricosetta Mafella sempat meminta izin kepada ATC di Bandara Palu agar dapat take off lebih awal

Kisah ATC di Bandara Palu yang Tewas Ketika Bertugas Akibat Gempa (Kondisi runway Bandara Palu usai digoyang gempa bumi) TNI Angkatan Udara

Pada Jumat kemarin, pesawat Batik Air rute Palu-Makassar menjadi pesawat terakhir yang dipandu oleh Antonius. Ia seharusnya dijadwalkan take off  pukul 17:55 WITA. Namun, entah karena firasat apa, Kapten Mafella memutuskan mempercepat waktu take off nya menjadi 17:52 WITA. 

Mafella pun meminta izin kepada petugas menara pengawas untuk mempercepat penerbangan. Permintaan Mafella itu disetujui oleh petugas menara pengawas. 

"Batik 6231 R/W was clear for take off," ujar Antonius. 

Kemudian direspons oleh Mafella, "thank you for letting me take off. God be with you". Tidak disangka itu adalah komunikasi terakhir Mafella kepada petugas menara pengawas. Sesaat setelah take off, Mafella mencoba menghubungi kembali petugas menara pengawas, namun tidak direspons. Rupanya tower ATC sudah ambruk dan tidak bisa berfungsi. 

3. Kapten Mafella sempat menyadari ada getaran tapi tidak tahu itu berasal dari gempa

Kisah ATC di Bandara Palu yang Tewas Ketika Bertugas Akibat Gempa Antara FOTO/Rolex Malaha ac

Melalui akun media sosialnya, Mafella mengaku memang ada sesuatu yang janggal ketika hendak meninggalkan Bandara Mutiara Sis Al Jufri. Ia merasakan ada getaran di dalam kabin pesawat. 

Tetapi, ia tidak menyadari getaran itu berasal dari goncangan gempa bumi. Ia pikir itu berasal dari landasan pacu di bandara yang bermasalah. 

Usai ia berhasil take off, Mafella baru menyadari ada sesuatu yang tidak beres. Dari ketinggian 2.000-3.000 kaki, ia melihat ada gelombang tsunami yang aneh. Mafella pun merasa bersyukur, ia berhasil lepas landas sebelum kondisinya memburuk. 

"Saya telat 30 detik saja, maka saya bisa jadi tidak akan berhasil terbang," ujar Mafella di akun media sosialnya. 

4. Kapten Ricosetta Mafella mengucapkan terima kasih kepada Antonius karena telah membiarkannya take off

Kisah ATC di Bandara Palu yang Tewas Ketika Bertugas Akibat Gempa (Rumah yang rusak akibat gempa bumi di Kabupaten Donggala) BNPB

Begitu mengetahui Antonius tidak bertahan, Mafella pun mengungkapkan rasa sedihnya melalui akun media sosialnya. Ia menyebut Antonius sebagai pelindungnya di Palu. 

"Terima kasih telah menjaga saya dan melindungi hingga saya bisa terbang," tulis Mafella. 

Ia pun mendoakan supaya Antonius bisa beristirahat dengan tenang. 

"Tuhan selalu bersama dirimu," katanya lagi. 

Selamat jalan Antonius! Terima kasih untuk pengabdiannya bagi dunia penerbangan Indonesia.

Baca Juga: Begini Kronologi Gempa dan Tsunami di Donggala dan Palu

Topik:

Berita Terkini Lainnya