Soal Rangkap Jabatan Gubernur Sumut, Ini Komentar Mendagri

Mendagri Tjahjo ternyata tidak mempermasalahkannya

Jakarta, IDN Times - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menanggapi mengenai posisi Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi yang juga merangkap jabatan Ketua Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Menurut Tjahjo tidak masalah seorang kepala daerah merangkap jabatan asal tidak menganggu tugas utamanya. 

"Di aturan Kemendagri enggak ada yah (larangan kepala daerah rangkap jabatan)," ujar Tjahjo yang ditemui di kantor Kemendagri pada Selasa (25/9). 

"Saya kira mau merangkap di mana, sepanjang fungsi sosial dan tugasnya (tak terganggu), enggak ada masalah menurut saya. Tapi itu menurut saya lho ya," katanya lagi. 

Kendati begitu, ia akan mengecek ke regulasi lain seperti Undang-Undang Olahraga. 

"Dalam pemerintahan enggak ada, jadi hanya sekedar dibatasi saja. Saya kira enggak ada masalah," kata politisi PDI Perjuangan itu. 

Lalu, apa komentar Edy yang sempat ditanya soal rangkap jabatan tersebut? Gara-gara komentar Edy itu pula, kini menjadi perbincangan hangat di dunia maya. 

1. Edy sempat marah ketika disinggung oleh jurnalis Kompas TV soal rangkap jabatan

Soal Rangkap Jabatan Gubernur Sumut, Ini Komentar MendagriSurya Malang

Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi kini menjadi perbincangan di dunia maya, lantaran merasa tersinggung dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh jurnalis senior Kompas TV, Aiman Witjaksono. Dalam program Kompas Petang, Aiman menanyakan soal rangkap jabatan yang kini disandang oleh Edy. Hal itu bermula dari pembahasan isu suporter Persija yang tewas akibat dikeroyok oleh oknum Bobotoh pada Minggu kemarin. 

Dalam pandangan mantan Pangkostrad itu, pertanyaan yang dilontarkan Aiman dinilai melebar dan tidak sesuai konteks. 

"Anda kan sekarang menjadi Gubernur Sumatera Utara, apakah tugas Anda terganggu karena Anda harus memikul tugas sebagai Gubernur dan Ketua PSSI?," tanya Aiman pada Senin sore (24/9). 

"Apa urusan Anda menanyakan itu? Bukan hak Anda juga bertanya kepada saya (mengenai hal tersebut)," jawab Edy. 

Namun, Aiman tetap mengejar jawaban Edy dengan mengatakan sebagai jurnalis, ia berhak menanyakan apa pun kepada nara sumbernya. 

"Oke, terima kasih. Saya juga punya hak untuk tidak menjawab," kata Edy lagi. 

Baca Juga: Video Wawancara Ketua PSSI Viral, Warganet Ramaikan Tagar #SiapPakEdy

2. Edy Rahmayadi sudah lama didesak mundur dari posisi sebagai Ketua Umum PSSI

Soal Rangkap Jabatan Gubernur Sumut, Ini Komentar MendagriIDN Times/Ardiansyah Fajar

Desakan agar Edy mengundurkan diri sebagai Ketua Umum PSSI sebenarnya sudah muncul ketika ia memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai Gubernur Sumatera Utara. Bahkan, sejak awal tahun 2018, banyak yang meragukan apa ia masih bisa tetap fokus mengurus induk olah raga sepak bola itu, sementara ia berdomisili sehari-hari di Medan. 

Mantan Ketua Komite Normalisasi PSSI, Agum Gumelar pernah mengatakan akan berat bagi Edy yang menjadi kepala daerah tetapi juga masih mengurus PSSI. 

"Menurut saya, terpilih sebagai kepala daerah akan berat (posisi Edy). Karena idealnya ketua umum itu berada di Jakarta," kata Agum seperti dikutip Antara pada Januari 2018. 

Namun, menurutnya, kalau memang Edy bersikukuh dan merasa bisa mengatur PSSI dari daerah ya tidak masalah. 

Sementara, Edy sejak awal sudah menyatakan tidak akan melepaskan posisi tersebut hingga masa jabatannya berakhir pada tahun 2020 mendatang. Ketika sibuk berkampanye dalam Pilkada di Sumut beberapa bulan lalu, Edy pun mengambil cuti dari PSSI. 

Ia mengaku sengaja cuti dari tugasnya di PSSI sementara waktu, karena khawatir sepak bola justru ditarik ke ranah politik.

"Kenapa saya cuti? Karena saya takut PSSI ini difitnah lagi karena disebut dibawa (oleh) Edy ke ranah politik. Dan buktinya, saya tak membawa PSSI ke ranah politik dan Allah mengizinkan saya menjadi gubernur," tutur dia (1/8) lalu. 

 

3. Edy Rahmayadi mengaku pernah gagal mengantar PSSI mencapai target prestasi

Soal Rangkap Jabatan Gubernur Sumut, Ini Komentar Mendagri(Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi ) ANTARA FOTO/Reno Esnir

Edy Rahmayadi terpilih sebagai Ketua Umum PSSI pada 10 November 2016 lalu di Kongres Luar Biasa PSSI di Ancol. Ia berhasil meraih 76 dari 107 pemilik suara. Edy mengalahkan pesaing yang juga seniornya di militer, Jenderal (Purn) Moeldoko. 

Edy pun sempat menargetkan beberapa hal. Salah satunya mengantarkan Indonesia berjaya di SEA Games 2017 di Kuala Lumpur. Ia berharap timnas Garuda bisa mempersembahkan medali emas. Prestasi itu pernah diraih timnas Garuda 26 tahun lalu ketika SEA Games tahun 1992. Hasilnya, Hansamu Yama Pranata dan kawan-kawan membawa pulang medali perunggu. 

"Kita kalah. Saya real saja melihat ini," ujar Edy pada 7 Juli 2017. 

"Saya gagal. Tahun ini (2017) saya gagal. Yang saya maksud adalah target saya," kata dia lagi. 

Bahkan, di tahun itu, Edy pernah mengatakan siap mencari orang lain yang sanggup membina PSSI. Ia mengaku gagal membangun sistem kerja yang lebih baik di PSSI. Ia pun turut mengakui gagal menghadirkan kompetisi sepak bola nasional yang sehat dan sportif. 

Baca Juga: 5 Fakta Aiman Witjaksono, Jurnalis TV yang Wawancara Edy Rahmayadi

Topik:

Berita Terkini Lainnya