Kopda Muslimin Pinjam Rp210 Juta dari Ibu Mertua untuk Bunuh Istri
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Tanda tanya soal sumber dana Rp120 juta yang digunakan oleh Kopral Dua Muslimin untuk membayar upah pembunuh bayaran untuk menghabisi nyawa istrinya mulai terungkap. Rupanya duit Rp120 juta diperoleh Muslimin dari ibu mertuanya sendiri. Polrestabes Semarang menyebut, Kopda Muslimin meminta uang itu dengan alasan untuk biaya pengobatan.
"Jadi, salah satu pegawai di rumah Kopda Muslimin ini ditelepon untuk meminta uang kepada ibu mertuanya untuk biaya rumah sakit," ungkap Kapolrestabes Semarang Kombes (Pol) Irwan Anwar, seperti dikutip dari kantor berita ANTARA, Kamis (28/7/2022).
Pegawai tersebut sehari-hari bertugas merawat burung peliharaan di rumah Kopda Muslimin. Ia mengaku dapat perintah dari majikannya untuk mengambil uang Rp120 juta dari ibu mertua Kopda Muslimin. Alasannya, untuk membiayai rumah sakit.
Namun, Kopda Muslimin juga kembali memberi perintah untuk meminta uang tambahan ke ibu mertuanya senilai Rp90 juta. Alasannya, dana Rp120 juta yang sebelumnya diminta masih kurang. Maka, total Kopda Muslimin meminta dana senilai Rp210 juta.
"Ternyata Rp120 juta itu diberikan kepada para pelaku penembakan, sedangkan Rp90 juta digunakan untuk melarikan diri," kata dia.
Namun, beberapa hari usai diumumkan buron, Kopda Muslimin pada hari ini ditemukan tewas di rumah orang tuanya di Kendal. Ia dilaporkan sempat muntah-muntah sebelum akhirnya mengembuskan napas terakhir di kamarnya.
Apakah ia mengakhiri nyawanya sendiri?
1. Sebelum tewas, Kopda Muslimin sempat meminta maaf kepada kedua orang tuanya
Sementara, Kepala Penerangan Kodam IV/Diponegoro Letkol Inf Bambang Hermanto menjelaskan kronologi peristiwa tewasnya Kopda Muslimin, berdasarkan informasi dari Dandim 0715/Kendal. Kopda Muslimin mendatangi rumah kedua orang tuanya di Kendal dengan menggunakan sepeda motor bernomor pelat AA2703 NC. Ia tiba sekitar pukul 05.30 WIB Kamis pagi tadi.
Ketika mengetuk pintu, ayah Kopda Muslimin, Mustakim, langsung mempersilakan putranya itu masuk ke rumah. Ia disebut sempat ke kamar belakang dan meminta maaf kepada kedua orang tuanya. Orang tua Muslimin merespons putranya itu dan mendorong agar ia segera menyerahkan diri ke kantor polisi.
Tak berapa lama, Kopda Muslimin ditemukan dalam keadaan muntah-muntah. Sekitar pukul 07.00 WIB, Kopda Muslimin ditemukan sang ayah dalam keadaan sudah tak bernyawa.
"Saat itu Kopda Muslimin dalam keadaan muntah-muntah. Kemudian, Kopda Muslimin berbaring di tempat tidur," ungkap Bambang.
Meski ia diduga kuat meninggal akibat bunuh diri, tetapi pihak TNI dan kepolisian bakal melakukan autopsi untuk memastikan penyebab ia meninggal. "Secepatnya akan dilaksanakan proses autopsi kepada jenazah Kopda M untuk mengetahui penyebab pasti meninggalnya," kata dia.
Sementara, Kapolda Jateng Irjen (Pol) Ahmad Lutfi mengonfirmasi kronologi yang disampaikan oleh Bambang. Kopda Muslimin tiba-tiba datang ke rumah orang tuanya untuk meminta maaf.
"Ini (permintaan maaf) disyukuri oleh orang tuanya," ungkap Ahmad.
Baca Juga: Kopda Muslimin Dalang Pembunuh Istri Ditemukan Tewas, Ini Kata KSAD
2. Anggota Komisi I DPR desak pengusutan kasus upaya pembunuhan tetap berlanjut
Sejauh ini tim gabungan Polda Jateng dan Kodam Diponegoro telah menangkap lima orang yang terkait upaya pembunuhan Rina. Empat di antaranya merupakan eksekutor pembunuhan Rina pada 18 Juli 2022 lalu.
Kelima tersangka diketahui bernama Sugiono alias Babi selaku eksekutor, AS alias Gondrong, Ponco Adi Nugroho, SP alias Sirun, dan DS. Dari para tersangka, polisi menyita sejumlah alat bukti, mulai dari sepucuk senjata api, satu magasin, empat peluru kaliber 9 mm, dua sepeda motor, baju-baju yang dipakai saat beraksi, sepatu, serta satu sepeda motor. Satu unit sepeda motor yang terakhir dibeli dengan menggunakan upah usai melakukan upaya pembunuhan terhadap Rina.
Ketika kelima tersangka dihadirkan saat jumpa pers di Mapolda Jateng, empat di antaranya harus dipapah oleh anggota Resmob. Satu tersangka lainnya bisa berjalan sendiri. Keempat tersangka terpaksa ditembak oleh anggota Polda Jateng lantaran berupaya kabur ketika dilakukan pengembangan perkara.
Di sisi lain, anggota Komisi I DPR, Dave Laksono, mendorong agar pengusutan kasus upaya pembunuhan itu tetap berlanjut. Meski individu yang diduga menjadi dalangnya telah meninggal dunia. Sebab, ini adalah tindakan pidana.
"Pengusutan harus tetap tuntas dilakukan, karena ini kan masuk tindak pidana," ujar Dave kepada IDN Times melalui pesan pendek, Kamis (28/7/2022).
Ia menambahkan, dengan mengusut tuntas maka bisa diperoleh informasi yang lebih jelas apakah Kopda Muslimin bunuh diri atau dibunuh oleh orang lain.
"Apakah ada pihak lain yang terlibat. Sehingga, tidak meninggalkan informasi yang belum berhasil diungkap," katanya.
3. Kondisi Rina Wulandari semakin baik usai selamat dari upaya pembunuhan
Sementara, istri Kopda Muslimin, Rina Wulandari (34 tahun), berhasil selamat dari upaya pembunuhan. Padahal, eksekutor menembakan timah panas sebanyak dua kali. Satu peluru bersarang di perut Rina.
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman sempat menjenguk Rina yang dirawat intensif di RSUP Dr. Kariadi, Semarang. Kondisi Rina kini sudah semakin membaik. Sebelumnya, Rina sudah menjalani operasi pengangkatan proyektil peluru di RS Hermina Banyumanik, Semarang.
"Penanganan begitu serius dengan waktu relatif singkat dari kondisi menurun, saat ini sudah semakin membaik," ungkap Dudung seperti dikutip dari keterangan tertulis Dinas Penerangan TNI AD, Rabu (27/7/2022).
Ia menambahkan, penanganan akan diberikan bagi Rina hingga ia benar-benar dinyatakan sembuh. "Kami berdoa supaya Bu Rina Wulandari bisa disembuhkan segera dan bisa berkumpul lagi dengan keluarga," kata Dudung.
Berdasarkan informasi dari potongan kamera CCTV, Rina ditembak oleh pembunuh bayaran di depan rumahnya. Ia baru saja menjemput anaknya dengan sepeda motor.
Baca Juga: Kopda Muslimin Dalang Pembunuh Istri Ditemukan Tewas, Ini Kata KSAD