Usai OTT, KPK Geledah Kantor Dinas Pendidikan Cianjur

Penyidik membawa empat dus dan satu koper

Jakarta, IDN Times - Usai menggelar Operasi Tangkap Tangan (OTT) pada Rabu (12/12) lalu, penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan penggeledahan di beberapa lokasi di Kabupaten Cianjur pada Sabtu kemarin. Penyidik KPK melakukan penggeledahan selama 10 jam di kantor dinas pendidikan Kabupaten Cianjur. 

Usai penggeledahan, mereka terlihat membawa keluar berkas dokumen yang tersimpan di dalam empat dus dan satu koper. Seluruh dokumen yang disita oleh penyidik KPK itu kemudian dibawa masuk ke dalam mobil berwarna metalik dengan nomor polisi Jakarta. 

Saat ditanya oleh media, tidak ada satu pun penyidik KPK yang bersedia berkomentar. Padahal, mereka sudah menunggu sejak pagi hingga malam. 

Selain melakukan penggeledahan, penyidik lembaga antirasuah juga sempat meminta keterangan kepada tujuh orang staf Disdik Cianjur. Lalu, apa saja yang ditanyakan oleh penyidik lembaga antirasuah?

1. Staf di dinas pendidikan ditanya mengenai realisasi proposal Dana Alokasi Khusus (DAK)

Usai OTT, KPK Geledah Kantor Dinas Pendidikan CianjurTwitter/@aisyah_411

Menurut Sekretaris Disdik Cianjur, Asep Saepurohman, ia dan enam orang staf lainnya dimintai keterangan mengenai proses tahapan hingga realisasi proposal DAK. Pemeriksaan dilakukan di beberapa ruangan termasuk di ruangan kepala dinas Cecep Sobandi dan di ruangan Kabid SMP Rosidin serta ruang bidang SMP.

"Semua masalah di sini sudah ditangani oleh KPK, kami tidak bisa melakukan apa pun. Kami hanya dimintai keterangan seputar tahapan sampai realisasi program DAK. Banyak berkas yang dibawa, kami tidak tahu apakah ada lagi pemeriksaan atau tidak," ujar Asep seperti dikutip dari Antara pada Sabtu kemarin.

Baca Juga: Bupati Kena OTT KPK, Warga Cianjur Pesta Nasi Liwet di Alun-Alun

2. Ruangan yang sempat disegel oleh KPK di kantor dinas pendidikan sudah bisa dibuka

Usai OTT, KPK Geledah Kantor Dinas Pendidikan CianjurANTARA FOTO/Reno Esnir

Asep juga menjelaskan dua ruangan di kantor dinas pendidikan semula dilarang dipakai oleh KPK. Sehingga, ruangan tersebut disegel. Namun, usai dilakukan penggeledahan, ruangan itu sudah bisa dibuka. Bahkan, kuncinya sudah diserahkan oleh penyidik KPK ke staf di sana. 

"Harapan kami proses pelayanan publik dapat normal kembali, sedang urusan lain-lain kami serahkan ke KPK, termasuk pengawasan beberapa sekolah SMP yang pembangunannya mangkrak," kata Asep. 

3. Warga Cianjur sempat berpesta di alun-alun Kabupaten

Usai OTT, KPK Geledah Kantor Dinas Pendidikan Cianjur(Sopir menggratiskan biaya naik angkot bagi warga di Cianjur) www.twitter.com/@LaodeMSyarif

Usai lembaga antirasuah menggelar OTT dan menangkap Bupati Rivan Irvano, warga tidak merasakan kesedihan sama sekali. Mereka justru merayakannya dengan melakukan pesta liwet dan menggratiskan naik angkot. 

Pesta dimulai pada Jumat (14/12). Bahkan, mereka meneriakan kalimat "hidup KPK". Menurut warga, kedatangan massa murni karena adanya euforia pasca Irvan tertangkap dalam operasi senyap itu. Apalagi setelah itu, penyidik KPK langsung menetapkan Bupati berusia 37 tahun tersebut sebagai tersangka. 

Menurut salah satu warga, mereka sudah lama tidak betah berada di bawah kepemimpinan dinasti politik Bupati Cianjur. Sebelum Irvan, sang ayah, Tjeptjep Muchtar Soleh juga menduduki kursi yang sama selama dua periode yakni 2006-2016. 

"Mereka mendapat informasi Bupati IRM (Irvan) ditangkap KPK. Saya rasa ini adalah bagian euforia saja. Tidak ada yang mengkoordinir. Spontan begitu saja. Jadi, saya rasa wajar mereka meluapkan kegembiraan dengan cara seperti ini," kata Asep pada Jumat siang kemarin. 

4. Menurut KPK, warga berpesta karena sudah lama tidak mendapatkan layanan publik yang baik

Usai OTT, KPK Geledah Kantor Dinas Pendidikan CianjurANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Wakil Ketua KPK, Laode M. Syarif sesungguhnya sudah menangkap kegembiraan itu sejak hari Rabu kemarin. Ia sempat mengunggah sebuah foto yang menggambarkan warga bisa naik angkot secara gratis pasca dilakukan OTT terhadap Bupati Irvan. 

Di cuitannya itu, Syarif sempat meminta dukungan kepada para pejabat tinggi termasuk Presiden Joko "Jokowi" Widodo dan Wakil Presiden Jusuf "JK" Kalla untuk tetap berada di belakang KPK. Apalagi antusiasme warga menunjukkan dukungan nyata bagi lembaga antirasuah tersebut. 

"Pertama, KPK menghargai spontanitas masyarakat dalam mengapresiasi kerja-kerja penindakan KPK di Cianjur. Kedua, kerja-kerja pendikan di Cianjur terjadi berkat adanya laporan dari masyarakat," ujar Syarif melalui pesan pendek kepada IDN Times pada Sabtu kemarin.

Dalam pandangan Syarif ekspresi antusiasme itu menunjukkan warga sudah sejak lama tidak mendapatkan pelayanan publik yang baik dari pejabat setempat. 

"Oleh karena itu, KPK mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Cianjur dan berharap Cianjur akan lebih baik ke depannya," kata dia lagi.

5. Bupati Irvan potong anggaran pendidikan SMP 14,5 persen

Usai OTT, KPK Geledah Kantor Dinas Pendidikan CianjurANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

Sebelum dimasukan ke rumah tahanan di belakang gedung KPK, Bupati Irvan sempat menyampaikan permintaan maafnya kepada publik. Ia meminta maaf atas kasus korupsi yang kini menjeratnya. 

"Saya meminta maaf kepada warga masyarakat Kabupaten Cianjur atas kelalaian saya dalam mengawasi aparat Pemerintah Kabupaten Cianjur yang telah melanggar hukum," ujar Irvan pada Kamis (13/12). 

Namun, ia membantah telah memotong dana anggaran SMP senilai 14,5 persen dari total yang dianggarkan Rp46,8 miliar. Bahkan, 7 persennya dijatah masuk ke kantong pribadi Irvan atau setara Rp3,2 miliar.

"Tidak, tidak ada sama sekali (pemotongan DAK)," kata dia. 

Baca Juga: KPK Apresiasi Spontanitas 'Pesta' Warga Cianjur Rayakan OTT Bupati

Topik:

Berita Terkini Lainnya