Begini Kronologi Napi di Palu, Menyelamatkan Diri Dari Gempa Bumi

Sebagian besar napi yang kabur berasal dari kasus tipikor

Jakarta, IDN Times - Yang merasakan dampak dahsyatnya gempa bumi berkekuatan 7,4 SR di Palu dan Donggala, bukan hanya warga saja. Narapidana yang tengah menjalani masa hukuman di lapas pun tidak luput dari rasa takut dan merasa keselamatannya terancam. 

Itu lah sebabnya sebanyak, 922 napi di Lapas Palu memutuskan untuk menyelamatkan diri. Direktur Jenderal Pemasyarakatan (PAS) Kemenkum HAM, Sri Puguh Budi Utami mengatakan bisa memahami situasi yang berada di lapangan. Sebab, ia sendiri baru saja kembali dari Palu, Sulawesi Tengah semalam. 

Menurut Sri, usai Palu digoyang gempa, Kalapas mengumpulkan semua warga Binaan Lapas Palu di tengah lapangan. 

"Kondisi awalnya kondusif, walaupun pagar yang melingkupi lapas sudah roboh. Tak lama, tiba-tiba air keluar dari dalam tanah," ujar Sri ketika memberikan keterangan pers pada Senin (1/10). 

Kondisi mencekam terus berlanjut. Dua blok tiba-tiba roboh. 

"Teman-teman di UPT Lapas masih mencoba memberikan arahan agar warga binaan tetap tenang," tutur dia. 

Alhasil, blok yang roboh itu digunakan sebagai celah bagi napi untuk melarikan diri. Mereka tidak ingin tertimpa reruntuhan bangunan lapas tersebut. Lalu, bagaimana nasib para napi tersebut?

1. Napi meninggalkan lapas karena mendengar anggota keluar meninggal akibat gempa

Begini Kronologi Napi di Palu, Menyelamatkan Diri Dari Gempa Bumi(Sejumlah anggota Basarnas melakukan Evakuasi di Pantai Talise, Palu, Sulawesi Tengah) ANTARA FOTO/Akbar Tado

Menurut Dirjen PAS, Sri Puguh Budi Utami, keluarga dari napi dan petugas lapas ada yang dilaporkan meninggal akibat gempa bumi. Ketika ia berkunjung ke Lapas Palu pada Sabtu kemarin, para pegawai lapas terlihat masih trauma. 

"Napi sendiri juga ada yang masih dalam kondisi trauma. Jadi, kami memberikan batasan waktu ini," kata Sri. 

Ia mengaku mendengar ada sebagian napi yang berjanji akan kembali ke lapas usai meninggalkan tempat itu. Petugas lapas pun memberikan waktu satu minggu bagi para napi untuk kembali ke lapas. 

"Itu terhitung sejak hari Jumat kemarin," kata dia. 

Kalau dalam waktu satu pekan para napi tidak juga kembali, maka akan ada pencarian oleh petugas lapas. 

"Atas arahan Bapak Menteri, setelah satu minggu, akan ada satgas dari pusat, Kanwil Sulteng dan Sulsel. Tentunya, Kakanwil akan terus melakukan monitoring terhadap jajaran yang tidak ada di tempat," tuturnya lagi. 

Baca Juga: Separuh Warga Binaan Lapas di Palu Kabur Akibat Gempa

2. Sejauh ini, belum ada napi yang dilaporkan meninggal akibat gempa

Begini Kronologi Napi di Palu, Menyelamatkan Diri Dari Gempa BumiANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Data dari Kemenkum HAM, hingga saat ini belum ada laporan yang menyebut ada napi dari lapas di Palu dan Kabupaten Donggala yang meninggal pasca gempa. Dirjen PAS, Sri Puguh Budi Utami mengatakan, situasi di Lapas Palu semakin buruk, usai Hotel Roa-Roa yang berjarak sekitar 50 meter dari lapas ambruk. Padahal, hotel itu memiliki ketinggian 8 lantai. 

Para napi pun semakin panik ketika mendengar bangunan itu roboh. Alhasil, mereka memutuskan untuk kabur dengan menjebol pintu. 

"Karena pagarnya sekarang retak sekali, maka kami khawatir betul, kalau sampai roboh dan mengenai bangunan yang di sebelahnya. Mereka menyaksikan betul goyangan di pagar dan ditambah runtuhnya Hotel Roa-Roa," kata dia. 

 

3. Sebagian besar napi yang meninggalkan lapas melakukan tindak kejahatan korupsi

Begini Kronologi Napi di Palu, Menyelamatkan Diri Dari Gempa Bumi(Ilustrasi ditahan) IDN Times/Sukma Shakti

Data dari Kemenkum HAM, sebagian besar napi yang kabur dari lapas dan rutan di Palu merupakan pelaku tindak kejahatan korupsi. Memang ada pula, warga binaan dari kasus narkoba dan tindak kriminal umum. Sementara, lima napi kasus terorisme sudah dipindahkan ke Lapas di Nusa Kambangan. 

"Dua hari sebelum kejadian (gempa), Pak Kakanwil memang memindahkan lima napi kasus terorisme ke Nusa Kambangan," kata Sri. 

Hal itu, lantaran napi tersebut tergolong napi high risk sehingga diputuskan untuk dipindahkan. 

Sementara, data dari Kemenkum HAM, saat ini Lapas Palu memiliki kapasitas menampun 210 orang. Tetapi, pada praktiknya diisi oleh 581 napi. Per pagi ini, yang tersisa hanya 66 napi. 

Rutan Palu memiliki kapasitas 120 orang, tetapi diisi 463 napi. Per pagi ini yang tersisa hanya 56 napi. 

"Tetapi, di rutan Palu ini, ada yang enggak kabur ya. Mereka ingin ketemu keluarga, karena keluarganya menjadi korban gempa," tutur dia. 

Baca Juga: Gempa di Sulteng: Indonesia Welcome Terhadap Bantuan Internasional

Topik:

Berita Terkini Lainnya