KSAD Dudung Temui Jenderal AD di Pentagon, Bahas soal Ini

Rencananya militer dari 14 negara akan ikut 

Jakarta, IDN Times - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman berkunjung ke kantor Kementerian Pertahanan Amerika Serikat, di Pentagon, Senin 11 Juli 2022 lalu .

Ia bertemu dengan KSAD AS, Jenderal James C. McConville. Salah satu topik yang dibahas yakni mengenai persiapan latihan militer bersama yang disebut 'Garuda Shield' dan bakal digelar pada Agustus 2022. 

Dudung berharap latihan militer bersama yang bakal digelar lebih besar, dapat meningkatkan komunikasi militer antar negara peserta. "Kerja sama dalam latihan Garuda Shield di level taktis dan teknis nanti harus semakin mewujudkan komunikasi dan koordinasi yang sangat baik di antara kedua AD kita," ungkap Dudung seperti dikutip dari situs resmi TNI AD, Jumat (15/7/2022). 

Dikutip dari stasiun berita CNN International, rencananya latihan militer 'Garuda Shield' tak hanya diikuti oleh militer Indonesia dan AS. Total, bakal ada 14 negara yang ikut bergabung. Mereka berasal dari Inggris, Australia, Jepang, Malaysia, Singapura, dan Kanada. 

Rencananya, latihan bersama itu bakal digelar pada periode 1 Agustus 2022 hingga 14 Agustus 2022. Latihan perang ke-16 itu bakal melibatkan latihan menembak secara langsung, operasi khusus hingga komponen penerbangan. 

Bukankah latihan bersama 'Garuda Shield' dalam skala lebih besar bakal memprovokasi Tiongkok?

1. Indonesia dinilai coba menyeimbangkan posisi terkait isu Laut China Selatan

KSAD Dudung Temui Jenderal AD di Pentagon, Bahas soal IniPetugas Bakamla ketika berpatroli di dekat pengeboran lepas pantai Noble Clyde Boudreaux di Blok Tuna, Laut Natuna Utara di Kepulauan Riau pada Juli 2021 (Dokumentasi Humas Bakamla)

Menurut peneliti dari S. Rajaratnam School of International Studies di Singapura, Collin Koh, latihan perang yang lebih besar dan diberi nama sandi 'Garuda Shield' akan menjadi menarik saat digelar Agustus mendatang.

Sebab, Indonesia kerap berhati-hati untuk mengirimkan sinyal, apalagi bila menyangkut isu yang sensitif terkait sengketa di area Laut China Selatan. Indonesia juga berhati-hati untuk membentuk persepsi mengenai hubungannya dengan AS dan Negeri Tirai Bambu. 

"Sudah jelas bahwa Indonesia berharap bisa menyeimbangkan situasi di Laut China Selatan, di samping menggunakan platform latihan bersama ini untuk menunjukkan posisi dan pengaruhnya dalam hal diplomasi multilateral dan pertahanan," ungkap Koh. 

Sementara, menurut seorang sumber dari Indonesia yang dikutip oleh stasiun berita CNN International, Indonesia dan China dulu juga punya latihan militer bersama. Nama sandi untuk latihan militer itu yakni 'Sharp Knife'. Tetapi, latihan terakhir dilakukan pada 2014 lalu. 

Sumber yang sama mengatakan bahwa Indonesia sudah sejak lama membina hubungan dekat di bidang militer dengan Jepang dan Australia. Maka, keterlibatan militer dari dua negara itu dalam 'Garuda Shield' 2022 bukan lagi hal yang mengejutkan. 

Namun, Jepang dan Australia sama seperti AS, merupakan negara yang lantang mengkritik China, khususnya dalam sengketa di Laut China Selatan. Maka, menurut sumber tersebut, berita mengenai latihan bersama multilateral itu akan diterima dalam kondisi yang tidak nyaman oleh China.

Baca Juga: Viral! Pasukan AS yang Ikut Latihan Garuda Shield, Ucapkan HUT RI

2. China sudah pernah protes latihan militer bersama dengan AS dan pengeboran di Laut Natuna Utara

KSAD Dudung Temui Jenderal AD di Pentagon, Bahas soal IniBadan Keamanan Laut (Bakamla) ketika menangkap kapal pencuri ikan berbendera Vietnam di Laut Natuna Utara pada Jumat, 24 Desember 2021. (Dokumentasi Bakamla)

Sebelumnya, pada 2021 lalu, Pemerintah China sudah pernah memprotes Indonesia soal latihan 'Garuda Shield' bersama AS. Protes itu disampaikan lewat nota diplomatik kepada Kementerian Luar Negeri RI.

Selain menyinggung latihan militer bersama AS, Negeri Tirai Bambu juga meminta agar pengeboran minyak dan gas alam di wilayah maritim Laut China Selatan,  disetop. 

Dikutip dari kantor berita Reuters, tuntutan semacam itu belum pernah terjadi sebelumnya. Selain itu, belum pernah dilaporkan aksi pengeboran bisa meningkatkan ketegangan hubungan kedua negara. Padahal, area pengeboran jelas masuk ke teritori Indonesia.

Bila Kemlu menepis ada surat tersebut, maka anggota Komisi I DPR justru mengakuinya. Anggota Komisi I DPR, Muhammad Farhan, mengaku ia memang menerima pengarahan perihal sepucuk surat dari diplomat China kepada Kementerian Luar Negeri Indonesia. Isi surat itu dengan jelas meminta Indonesia menghentikan pengeboran di rig lepas pantai, karena aktivitas tersebut dilakukan di wilayah China.

"Jawaban kami sangat tegas, bahwa kami tidak akan menghentikan pengeboran karena itu adalah hak kedaulatan kami," kata Farhan pada tahun lalu. 

Sementara, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah menolak untuk mengonfirmasi komunikasi diplomatik antara negara itu. Menurutnya, komunikasi diplomatik bersifat privat. 

"Maka, isinya tidak dapat dibagikan," ungkap pria yang akrab disapa Faiza itu. 

3. Pentagon berharap Akmil AD bisa kirimkan tarunanya untuk ikut pendidikan di West Point

KSAD Dudung Temui Jenderal AD di Pentagon, Bahas soal IniKepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman ketika bertemu KSAD Amerika Serikat, James C. McConville di Pentagon pada Senin, 11 Juli 2022. (Dokumen Dispenad)

Sementara itu, KSAD AS McConville mengapresiasi kerja sama di bidang pendidikan yang dilaksanakan kedua Angkatan Darat. Kehadiran Taruna Akademi Militer di West Point menjadi salah satu perhatian bagi McConville.

"Saya berharap setiap tahun Akmil dapat mengirimkan tarunanya untuk ikut dalam pendidikan di West Point," ungkap McConville.

Kedua pimpinan Angkatan Darat sepakat untuk meningkatkan kerja sama dalam menghadapi perkembangan situasi yang dinamis di kawasan Indo-Pasifik. Selanjutnya perbincangan kedua Jenderal Angkatan Darat ini diakhiri dengan pertukaran cinderamata sebagai wujud ikatan persahabatan yang erat antara kedua negara.

Baca Juga: 7 Potret Pembukaan Garuda Shield, Latihan Perang TNI AD dan Pasukan AS

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya