Lima Fakta Misi Pembebasan Buaya di Palu yang Terlilit Ban

Buaya jenis muara itu terlilit ban sejak 2016 lalu

Jakarta, IDN Times - Kota Palu kembali jadi sorotan dunia internasional usai dihantam gempa dan tsunami. Namun, kali ini bukan disebabkan karena dampak dari bencana alam yang telah merenggut nyaris 2.000 jiwa itu. Melainkan karena buaya besar yang terlilit ban. 

Menurut Kepala Wilayah I Konservasi BKSDA Sulawesi Tengah, Haruna Hamma, pihaknya pernah menyelidiki asal muasal buaya itu terlilit ban. Diduga buaya dengan nama Latin Crocodilus Porosus itu mulai terlilit ban sejak 2016 lalu. 

Dugaan itu bermula karena buaya tersebut mulai muncul empat tahun lalu di bantaran Sungai Palu di Jembatan 2. Menurut laporan BBC, sekelompok anak muda pernah mencoba untuk melepaskan ban di leher buaya tersebut. Namun, upaya itu dilarang oleh BKSDA, karena mereka dinilai tidak memiliki kemampuan. 

BKSDA khawatir bila ban tidak segera dilepas maka hal tersebut akan mempengaruhi kondisi kesehatan hewan amfibi itu. Lalu, apa saja upaya yang telah dilakukan oleh BKSDA untuk melepaskan ban dari buaya tersebut? Bagaimana awal mula ban tersebut bisa tersangkut di tubuh buaya? Berikut IDN Times rangkum informasinya. 

1. Buaya itu bisa terlilit ban karena dikalungkan oleh manusia

Lima Fakta Misi Pembebasan Buaya di Palu yang Terlilit BanBuaya terlilit ban di Sulawesi Tengah (Instagram/@mattwright)

Kepala Wilayah I Konservasi BKSDA Sulawesi Tengah Haruna Hamma, pihaknya pernah melakukan penyelidikan awal mula ban bisa melingkar di tubuh buaya itu. Dikutip dari BBC, buaya itu berasal dari Desa Loli. 

"Ia ditangkap oleh masyarakat yang ada di Loli. Buaya itu ditambatkan di pinggir laut karena takut kalau pakai nilon akan melukainya. Maka, dimasukanlah ban yang diikatkan oleh nilon. Tali itu terlepas dan buaya itu lepas dengan membawa ban melingkar di tubuhnya," kata Haruna. 

Tujuan dari warga di sana menangkap buaya tersebut sederhana saja. Mereka ingin menarik perhatian masyarakat dan ditonton. Dengan begitu, warga bisa memperoleh keuntungan ekonomi. 

Baca Juga: [FOTO] Upaya Orang Australia Membebaskan Buaya Berkalung Ban di Palu

2. Pemda sempat menggelar sayembara tapi tak ada yang berminat

Lima Fakta Misi Pembebasan Buaya di Palu yang Terlilit BanBuaya muara di Teluk Palu, Sulawesi Tengah, terlilit ban, Rabu (15/1/2020). (ANTARA FOTO/Basri Marzuki)

Lantaran kesulitan mengeluarkan ban dari tubuh buaya itu, Pemda Sulteng sempat menggelar sayembara. BKSDA Sulteng mengaku telah menyiapkan imbalan berupa uang tunai. Namun, Kepala BKSDA Sulteng, Hasmuni Hasmar, enggan mengungkap nominal duit yang disiapkan. 

"Sayembara ini dimaksudkan untuk mengeluarkan ban bekas yang terlilit di leher buaya," seperti dikutip dari kantor berita Antara pada (28/1) lalu. 

Sayangnya, sayembara itu terpaksa dibatalkan. Menurut Hasmuni, tidak ada yang berminat mengikutinya. 

"Iya, sayembaranya kami tutup," ujar Hasmuni pada (2/2) lalu. 

Kendati demikian, BKSDA mengaku tidak akan menyerah. Hasmuni mengaku sudah berkomunikasi dengan direktur BKSDA. 

"Tim yang dibentuk peralatannya telah disiapkan," tutur dia lagi. 

3. Ahli reptil dari Australia akhirnya bersedia membantu untuk melepaskan ban

Lima Fakta Misi Pembebasan Buaya di Palu yang Terlilit BanAhli buaya asal Australia Matt Wright (Instagram/@mattwright)

Namun, tiba-tiba kabar baik datang dari Negeri Kanguru. Seorang pakar buaya dan presenter program National Geographic asal Australia, Matt Wright menyatakan minatnya untuk terlibat dalam misi berbahaya itu. Melalui akun media sosialnya, Wright mengaku sudah berbicara dengan koleganya di Palu untuk merencanakan penangkapan buaya tersebut. 

"Saya pun memutuskan untuk melakukan perjalanan ke Indonesia pada bulan ini untuk melacak, menangkap dan melepaskan ban dari leher hewan tersebut dan secara aman mengembalikannya ke habitatnya," demikian tulis Wright pada (1/2) lalu. 

Di dalam unggahannya di media sosial, mantan tentara Angkatan Darat Australia itu mengaku sudah memperhatikan mengenai isu buaya yang terlilit ban selama 18 bulan terakhir. Ia sudah mencoba berbagai cara untuk ke Sulteng dan melepaskan ban dari leher buaya tersebut. 

"Berdasarkan foto yang ditunjukkan oleh kolega kami, menunjukan ban itu semakin terlihat sempit dibandingkan sebelumnya. Hewan malang itu kini kesulitan untuk bernafas. Otoritas berwenang khawatir ban itu perlahan-lahan akan membunuhnya," kata dia. 

4. Pakar dari Australia coba menangkap buaya dengan membuat perangkap dari besi dan di dalamnya diberi bebek

Lima Fakta Misi Pembebasan Buaya di Palu yang Terlilit BanYahya M. Ilyas untuk IDN Times

Matt Wright pun memulai petualangannya untuk menangkap buaya tersebut pada (9/2) lalu. Wright dibantu rekannya, Chris Wilson kemudian membuat strategi khusus agar buaya itu bisa ditangkap. 

Presenter yang membawakan program "Monster Croc Wrangler" membuat perangkap dari besi yang diberi pelampung. Seekor bebek terlihat diikat di dalamnya sebagai umpan agar ia mau masuk ke perangkap itu. 

"Kami memasang perangkap di sungai dan mencoba peruntungan kami di sungai," kata Wright di akun media sosialnya. 

Sebelum menangkap buaya dengan panjang empat meter, petugas dari BKSDA sempat bertanya apakah memungkinkan mereka menangkap dulu buaya berukuran kecil sebagai latihan. Akhirnya buaya berukuran lebih kecil berhasil ditangkap pada (13/2) lalu. 

"Dengan demikian saya bisa menunjukkan kepada semua orang apa yang akan dilakukan ketika proses penangkapan benar-benar terjadi," tulis Wright. 

Ia mengakui untuk menangkap buaya tersebut tidak mudah. Beberapa cara sudah dicoba, tetapi gagal. 

"Kalau gagal, beberapa bulan lagi kami akan kembali dan coba lagi. Kami akan selalu kembali sampai (buaya) tertangkap," katanya sambil menyebut ia berada di Poso hingga Selasa esok. 

5. Pakar kehabisan dana untuk menangkap buaya yang terlilit ban dan berharap bantuan dari publik

Lima Fakta Misi Pembebasan Buaya di Palu yang Terlilit BanYahya M. Ilyas untuk IDN Times

Sementara, pada Minggu (16/2), Matt Wright mengatakan tidak banyak perkembangan yang bisa disampaikannya. Ia mengakui kesulitan untuk menangkap buaya tersebut. Selain itu, ia mengaku timnya kehabisan dana untuk bisa menangkap hewan reptil itu. 

"Oleh sebab itu kami membutuhkan sedikit bantuan. Cek bio di akun media sosial saya. Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah bersedia membantu," tutur Wright. 

Semoga ada kabar baik dari Wright ya. 

Baca Juga: Buaya di Palu 4 Tahun Berkalung Ban, Panji Pun Gagal Membebaskan

Topik:

Berita Terkini Lainnya