Memoar Ketum PP Muhammadiyah Soal Jalaludin: Dia Cendekiawan Produktif

Jalaludin Rakhmat wafat karena terpapar COVID-19

Jakarta, IDN Times - Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir turut berduka atas wafatnya cendekiawan Muslim, Jalaludin Rakhmat pada Senin (15/2/2021). Ia pun mengenang mantan politikus PDI Perjuangan itu pernah menjadi gurunya ketika menuntut ilmu di SM Muhammadiyah 3, Bandung. 

"Saya mengenal Beliau ketika menjadi muridnya di SMP dan mengikuti training centre pemuda wilayah Jawa Barat. Pak Jalal menjadi Master of Training waktu itu," ujar Haedar melalui keterangan tertulis pada hari ini. 

Pria yang akrab disapa Kang Jalal itu, kata Haedar, dikenal sebagai cendekiawan Muslim yang produktif menulis. "Tulisannya menarik. Ceramah-ceramahnya pun memikat," kata dia lagi. 

Ia menyadari Jalaludin memilih jalur politik untuk berkarya. Bahkan, ia aktif di organisasi Syiah di tanah air. 

"Ia memang menempuh jalur pemikiran yang berbeda dari arus utama cendekiawan Muslim Indonesia, tetapi hal itu menjadi bagian dari dinamika seseorang dalam perjalanan hidupnya, sekaligus keragaman dalam pemikiran keislaman di dunia Islam," ujarnya. 

1. Jalaludin dimakamkan di pemakaman keluarga di Rancaekek

Memoar Ketum PP Muhammadiyah Soal Jalaludin: Dia Cendekiawan ProduktifJalaludin Rakhmat (ANTARA/Agus Bebeng)

Anggota DPR dari fraksi PDI Perjuangan, Hendrawan Supratikno membenarkan cendekiawan Muslim, Jalaludin Rakhmat meninggal dunia pada Senin (15/2/2021) karena COVID-19. Ia meninggal ketika dirawat di RS Santosa, Bandung, Jawa Barat. 

"Betul (meninggal karena COVID-19). Beliau punya penyakit komorbid," ujar Hendrawan melalui pesan pendek kepada IDN Times pada hari ini. 

Sebelumnya, istri Jalaludin, kata Hendrawan juga lebih dulu meninggal karena penyakit serupa. Almarhumah wafat pada pekan lalu. 

"(Almarhumah) ada komorbid juga," tutur dia lagi. 

Menurut informasi dari PDIP wilayah Jawa Barat, jenazah Jalaludin dimakamkan dengan menggunakan protokol COVID-19 di pemakaman keluarga di Rancaekek, Kabupaten Bandung. 

Baca Juga: PDIP: Jalaludin Rakhmat Wafat karena COVID-19, Ada Komorbid

2. Jalaludin dikenal sebagai tokoh Syiah di Indonesia

Memoar Ketum PP Muhammadiyah Soal Jalaludin: Dia Cendekiawan ProduktifPakar komunikasi dan eks anggota DPR dari PDIP, Jalaludin Rakhmat (Dokumentasi Istimewa)

Pria yang akrab disapa Kang Jalal itu lahir di Bandung pada 28 Agustus 1949. Jalaludin dibesarkan di kalangan Nahdatul Ulama (NU). Tak hanya itu, ia juga aktif di gerakan Muhammadiyah.

Jalaludin juga dikenal sebagai tokoh Syiah di tanah air. Ia tergabung dalam salah satu organisasi Syiah di Indonesia pada awal Juli 2020, yakni Jamaah Ahlulbait Indonesia (Ijabi).

3. Sempat jadi dosen, Jalaludin beralih jalur ke dunia politik

Memoar Ketum PP Muhammadiyah Soal Jalaludin: Dia Cendekiawan ProduktifIDN Times/Kevin Handoko

Jalaludin memperoleh gelar master komunikasi dari Iowa State University dan doktor ilmu politik dari Australian National University. Ia kemudian menjadi dosen di Universitas Padjajaran sejak 1978.

Pada 2013, Jalaludin memutuskan pensiun sebagai dosen. Pada 2014, ia terpilih menjadi anggota DPR periode 2014-2019 dan bergabung di PDI Perjuangan. Di DPR, Jalaludin bertugas di Komisi VIII.

Komisi itu bekerja sama dengan beberapa intansi seperti Kementrian Agama, Kementrian Sosial, Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Amil Zakat Nasional (BAZN) dan Badan Wakaf Nasional (BWN).

Baca Juga: Cendekiawan Muslim Jalaludin Rakhmat Tutup Usia, Ini Profil Singkatnya

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya