Menhan Prabowo: Indonesia Harus Memiliki Angkatan Laut yang Kuat

RI sudah dapat memproduksi alutsista laut di dalam negeri

Jakarta, IDN Times - Menteri Pertahanan Prabowo berjanji untuk memperkuat militer Indonesia sebagai realisasi dari instruksi Presiden Joko "Jokowi" Widodo. Prabowo mengaku, diminta oleh Jokowi untuk merancang kekuatan TNI hingga beberapa tahun ke depan. 

"Salah satu di antaranya (langkah untuk mewujudkan itu), Indonesia harus memiliki Angkatan Laut yang kuat," ungkap Prabowo ketika berpidato dalam acara penyerahan dua kapal perang pengangkut tank buatan dalam negeri pada Selasa, 26 Oktober 2021. 

Dua kapal pengangkut tank itu dibuat oleh PT Bandar Abadi yang berlokasi di Riau. Bahkan, mantan Komandan Jenderal Kopassus TNI Angkatan Darat (AD) itu memuji perusahaan tersebut lantaran mampu membuat dua kapal perang lebih cepat dari jadwal semula.

Sebelumnya, pembangunan direncanakan selama 30 bulan yakni dari periode 13 September 2019 hingga 12 Maret 2022. "Tetapi, pada 26 Oktober 2021, sudah selesai. Maka, saya sampaikan apresiasi terhadap (perusahaan) galangan kapal yang mampu menjaga kepercayaan negara dan memproduksi lebih cepat," kata dia lagi. 

Ia berharap, dua armada kapal perang bisa memperkuat AL sehingga mampu mendukung tugasnya dalam menjaga perairan Indonesia dan mengibarkan Bendera Merah Putih serta menegakan kedaulatan Tanah Air. Dua kapal perang pengangkut tank tersebut diberi nama KRI Teluk Weda-526 dan KRI Teluk Wondama-527. 

Apakah produksi alutsista buatan dalam negeri tidak kalah saing dari alutsista yang biasanya diimpor?

1. Metode transfer teknologi memungkinkan Indonesia produksi alutsista sendiri

Menhan Prabowo: Indonesia Harus Memiliki Angkatan Laut yang KuatIlustrasi medium tank harimau buatan PT Pindad (Dokumentasi PT Pindad)

Industri pertahanan di dalam negeri sudah semakin berkembang. Bahkan, dalam beberapa tahun ke belakang, Indonesia telah mampu memproduksi alutsista sendiri. 

Hal itu sejalan dengan pidato yang disampaikan oleh Presiden Joko "Jokowi" Widodo ketika HUT ke-76 TNI pada awal Oktober lalu, kebijakan di sektor pertahanan harus bergeser dari belanja menuju ke investasi untuk jangka panjang. Kebijakan investasi di bidang pertahanan harus dirancang secara sistematis dan dijalankan secara konsisten serta berkelanjutan. 

Persentase impor alutsista Indonesia memang masih tergolong tinggi. Tetapi, kerja sama antara Indonesia dengan negara lain tak hanya sekedar pengadaan langsung. Adanya metode transfer teknologi memungkinkan Indonesia pada akhirnya dapat memproduksi alutsista secara mandiri meski teknologinya masih berasal dari negara lain. 

Hal itu sudah mulai diwujudkan ketika pada 2017 lalu, Indonesia melalui PT PAL telah sukses dan berhasil secara tepat waktu menyelesaikan dua unit kapal perang jenis Strategic Sealift Vessel (SSV), yang merupakan pesanan Kementerian Pertahanan Filipina. Dua kapal SSV buatan Indonesia itu kemudian digunakan oleh Angkatan Laut Filipina. 

"Ini merupakan momen bersejarah bagi Bangsa Indonesia dan Filipina di bidang kerja sama pertahanan, yang ditandai dengan pelepasan Kapal SSV kedua," ujar Ryamizard Ryacudu yang ketika itu masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan dan dikutip dari situs resmi Kemenhan. 

Selain SSV, militer Filipina dan Bangladesh rupanya juga berminat untuk membeli tank ukuran medium yang dinamakan harimau dan diproduksi oleh PT Pindad. Tank ini merupakan kerja sama industri pertahanan antara PT Pindad dan FNSS Defence System di Turki. 

Kini, Indonesia telah memproduksi kapal perang yang mampu mengangkut tank yang juga diproduksi di dalam negeri. Prabowo mengatakan, dua kapal angkut tank itu juga merupakan bagian dari upaya pemenuhan target Minimum Essential Force (MEF) III hingga 2024 mendatang. MEF merupakan ukuran kebutuhan minimum yang diperlukan untuk dapat melaksanakan tugasnya dalam menjaga kepentingan nasional. 

Dengan adanya dua tambahan kapal pengangkut tank, maka TNI AL total sudah memiliki sembilan alutsista serupa.

Baca Juga: KRI Nanggala-402 Tenggelam di Dasar Laut dalam Waktu 90 Detik

2. Prabowo minta TNI AL rawat alutsista baru yang diproduksi di dalam negeri

Menhan Prabowo: Indonesia Harus Memiliki Angkatan Laut yang KuatMenteri Pertahanan Prabowo Subianto ketika meninjau kondisi toilet di dalam kapal perang pengangkut tank (Dokumentasi Kementerian Pertahanan)

Sementara, di dalam pidatonya, Menhan Prabowo berpesan agar TNI AL menjaga dua kapal perang KRI Teluk Weda-526 dan KRI Teluk Wondama-527. "Ini adalah hasil dari rakyat. Tolong dijaga aset ini," kata Prabowo. 

Ia pun mengaku bangga terhadap industri pertahanan di dalam negeri seperti PT Bandar Abadi yang mampu mengerjakan dua kapal itu lebih cepat dari tenggat waktu yang ditentukan.

“Ini membuktikan industri pertahanan kita mampu, mandiri, serta matang dalam melaksanakan pekerjaannya,” tutur dia lagi.

3. Spesifikasi dua kapal perang pengangkut tank

Menhan Prabowo: Indonesia Harus Memiliki Angkatan Laut yang KuatDua kapal perang yang diproduksi di dalam negeri, diberi nama KRI Teluk Weda-526 dan KRI Teluk Wondama-527 dan diserahkan ke TNI Angkatan Laut (Dokumentasi Kementerian Pertahanan)

Di dalam acara penyerahan kapal tersebut, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono juga mengukuhkan dua komandan kapal perang tersebut. Yudo menunjuk Letkol Laut (P) Thomas Riyanto sebagai Komandan KRI Teluk Weda-526 dan Letkol Laut (P) Rizkal Fadlul Kamal sebagai Komandan KRI Teluk Wondama-527.

Sementara, spesifikasi dari KRI Teluk Weda-526 dan KRI Teluk Wondama-527 yakni memiliki panjang 117,00 meter, lebar 16,40 meter, draft 3 meter (full load) dengan bobot 5.000 ton. Kapal perang berjenis Landing Ship Tank (LST) itu mampu menampung 367 prajurit dan 111 personel anak buah kapal (ABK).

Kapal tersebut memiliki kecepatan maksimum 16 knots, kecepatan jelajah 13 knots dan kecepatan ekonomis 12 knots, serta mampu berlayar selama 20 hari. Kapal itu juga memiliki kemampuan untuk mengangkut 15 tank BMP 3F dan 1 helikopter. 

Baca Juga: TNI AL Punya 2 Kapal Baru Produksi dalam Negeri untuk Angkut Tank

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya