Novel Baswedan Kini Hanya Bisa Andalkan Penglihatan dengan Mata Kanan

Kemampuan melihat mata kanannya pun tinggal 60 persen

Jakarta, IDN Times - Penyidik Novel Baswedan tiba kembali di Tanah Air pada Rabu (12/2) usai bertolak ke Malaysia pada Selasa kemarin. Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu memenuhi undangan dari Perdana International Anti-Corruption Champion Foundation yang diketuai oleh Muhammad Salim Sundar. Novel diganjar penghargaan internasional antikorupsi dan diberikan secara langsung oleh Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Muhammad. 

Selain Novel adapula wakil direktur jaksa penuntut, Anthony Kevin Morais yang turut dianugerahkan penghargaan itu. Namun, Anthony tewas terbunuh pada 2015 lalu ketika mengusut perkara rasuah di Malaysia. Jasadnya ditemukan dalam sebuah drum yang sudah diberikan semen. 

Ketika memberikan sambutan PM Mahathir mengatakan penghargaan itu diberikan sebagai bentuk apresiasi terhadap pengorbanan yang sudah dikeluarkan oleh para pejabat berwenang yang telah berjuang memberantas korupsi. 

"Malam ini, kita berada di sini untuk menghormati dua pekerja yang telah membayar biaya yang mahal dalam upaya mereka untuk memberantas korupsi," kata Mahathir seperti dikutip dari laman Free Malaysia Today edisi Selasa (11/2). 

Ia mengakui ada banyak pekerja negara lainnya yang berani untuk memberantas korupsi dan mengalami risiko besar untuk menuntaskan pekerjaannya. Tetapi, penghargaan kepada Anthony dan Novel, disebutnya mewakili apresiasi yang sama bagi pekerja antikorupsi lainnya. 

Biaya yang harus dibayar Novel untuk mengungkap kasus-kasus korupsi di KPK pun sangat besar. Ia harus kehilangan mata kirinya karena disiram air keras. Kini, untuk melihat, Novel mengandalkan mata kanannya. Bisa kah Novel bekerja dengan mengandalkan satu indera penglihatan?

1. Kemampuan mata sebelah kanan tinggal 60 persen

Novel Baswedan Kini Hanya Bisa Andalkan Penglihatan dengan Mata KananNovel Baswedan (IDN Times/Axel Jo Harianja)

Melalui keterangan tertulis, plt juru bicara Ali Fikri mengatakan kini mata sebelah kanan Novel pun tidak bisa digunakan secara maksimal. Kemampuannya tinggal 60 persen.

"Itu pun dengan syarat harus menggunakan lensa khusus," ujar Ali melalui keterangan tertulis pada hari ini. 

Sementara, berdasarkan hasil pemeriksaan kali terakhir di rumah sakit di Singapura, mata kiri Novel hanya bisa digunakan untuk melihat cahaya. IDN Times pernah menanyakan apakah kondisi itu mengganggu pekerjaannya sebagai penyidik di KPK. Novel mengatakan dalam bekerja, ia dibantu oleh tim. 

"Saya biasanya bekerja membantu analisa kasus-kasusnya," kata Novel dalam perbincangan di kediamannya di kawasan Kelapa Gading beberapa waktu lalu. 

Sesungguhnya, Novel sudah kesulitan membaca pesan yang masuk ke dalam ponselnya. Bila ingin melihat teks masuk, maka layar ponsel harus didekatkan ke matanya. 

Baca Juga: Keren! Novel Baswedan Dapat Penghargaan Antikorupsi dari Malaysia

2. Novel Baswedan berharap kasus penyiraman air keras tidak berakhir hingga di pelaku lapangan semata

Novel Baswedan Kini Hanya Bisa Andalkan Penglihatan dengan Mata KananKedua pelaku penyiraman air keras pada Novel Baswedan (Kanan RM, Kiri RB) ( IDN Times/Lia Hutasoit)

Sementara, terkait perkara nasibnya kini, polisi sudah mengumumkan dua orang sebagai tersangka yakni Ronny Bugis dan Rahmat Kadir. Keduanya adalah anggota dari satuan tegas gegana Brimob Depok. Baik Ronny dan Rahmat tercatat masih aktif sebagai anggota kepolisian. 

Namun, berkasnya dikembalikan oleh Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta ke Polri. Mereka menyebut ada hal yang masih harus dilengkapi. Salah satunya mengenai rekonstruksi perkara ketika keduanya menyiramkan air keras ke wajah Novel pada tahun 2017 lalu. 

Rekonstruksi akhirnya dilakukan pada (7/2) lalu di dekat rumah Novel. Kendati begitu, Novel tidak ikut dalam proses rekonstruksi. Akhirnya sosok Novel diperankan oleh pemeran pengganti. 

Kepada media, Novel mengakui tak ikut proses rekonstruksi karena matanya tak tahan ke cahaya yang sangat silau. Saat proses rekonstruksi, kendati dimulai pukul 03:00 dini hari, tetapi polisi menggunakan lampu sorot untuk membantu penerangan. 

Sementara, ketika ditanya mengenai dua pelaku, Novel mengaku tidak mengenal keduanya. Sejak awal pun, Novel ragu, Ronny dan Rahmat adalah pelaku yang sesungguhnya. Ia juga mempertanyakan adanya motif dendam pribadi seperti yang disampaikan oleh salah satu pelaku. 

"Saya kenal dengan banyak anggota brimob, TNI dan saya yakin rasanya mereka gak mungkin melakukan hal seperti itu. Kalau dibilang dendam, itu dendam pribadi dia, apa dendam atasannya?" tanya Novel. 

Kendati begitu, ia berharap proses pengusutan kasus teror air keras yang menyebabkan mata kirinya buta, tak berhenti hingga ke pelaku lapangan saja. Polri wajib menemukan otak intelektualnya. 

3. Novel Baswedan mendedikasikan penghargaan dari Malaysia bagi semua pegawai KPK

Novel Baswedan Kini Hanya Bisa Andalkan Penglihatan dengan Mata Kanan(Penyidik Novel Baswedan ketika menerima penghargaan dari Perdana Mahathir Mohammad) Istimewa

Di dalam keteragan tertulisnya, Novel menyebut penghargaan yang ia raih pada Selasa malam kemarin bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga semua pekerja pemberantas rasuah. Ia juga berharap baik pegawai dan aktivis antikorupsi terus berjuang dan bersemangat melawan rasuah. 

"Apalagi saat ini tengah terjadi pelemahan di KPK," kata Novel. 

Salah satu indikasinya yakni revisi UU nomor 30 tahun 2002 menjadi UU nomor 19 tahun 2019. 

Baca Juga: PM Mahathir Berikan Penghargaan Antikorupsi Bagi Novel Baswedan 

Topik:

Berita Terkini Lainnya