PBNU: Kunjungan Gus Yahya untuk Cari Solusi Isu Palestina-Israel

Istana menyebut Gus Yahya ke Israel atas nama pribadi

Jakarta, IDN Times - Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Yahya Cholil Staquf menjadi sorotan publik tak lama usai ia dilantik. Namun, ini bukan gara-gara ia ditarik masuk ke dalam lingkaran Istana, tetapi karena ia menjadi pembicara di AJC Global Forum di Israel. 

Foto-foto pria yang akrab disapa Gus Yahya itu ramai beredar di media sosial, salah satunya oleh seorang jurnalis Israel di akun Twitter @simonarann pada Minggu (10/6). Ketua PBNU, Marsudi Syuhud mengatakan kunjungan Katib Aam PBNU itu gak memiliki niat buruk. Malah, Gus Yahya ingin membantu mencari solusi dari beberapa permasalahan yang melibatkan Israel. 

Kini yang menjadi pertanyaan, apakah kunjungan Gus Yahya itu dilakukan di waktu yang tepat? Sebab, Pemerintah Israel memberlakukan larangan bagi WNI untuk melakukan wisata religi ke sana. Semula, larangan itu berlaku efektif mulai tanggal 9 Juni. Tetapi, kemudian ditunda dan baru diberlakukan pada 26 Juni mendatang. Ada kah misi khusus yang dibawa Gus Yahya ke Israel? Apa aja yang disampaikan Gus Yahya di forum AJC tersebut?

1. Gus Yahya mengaku datang ke Israel atas nama pribadi

PBNU: Kunjungan Gus Yahya untuk Cari Solusi Isu Palestina-Israelwww.youtube.com/AJC Global

Kepada sang moderator, Rabi David Rosen, Gus Yahya mengaku datang ke Israel atas nama pribadi. Ia gak mewakili posisinya sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden atau Nahdlatul Ulama (NU). Di forum itu, Gus Yahya juga menceritakan bagaimana ia merasa gelisah atas penderitaan rakyat Palestina.

"Karena penderitaan mereka bukanlah milik mereka saja. Penderitaan mereka juga adalah kekalutan Bangsa-Bangsa Arab dan kegalauan Dunia Islam. Sementara, laksana gambaran di seberang cermin, penderitaan Palestina juga adalah keresahan Israel dan kegamangan Dunia Barat. Kini, setelah berpuluh-puluh tahun, semua itu hampir mengarah pada keputusasaan umat manusia," ujar Gus Yahya ketika berbicara di forum AJC pada Minggu (10/6) dan disaksikan di YouTube resmi organisasi itu.

Ia menjelaskan semua generasi yang terlahir saat ini, mewarisi sejarah yang penuh masalah. Sejarah yang diwarnai curiga, kebencian, rasa sakit dan amarah.

"Rangkaian sebab-akibat dari tindakan-tindakan di luar keputusan kita. Sejarah yang mewariskan kepada kita permusuhan dan ikatan saling menyakiti seolah perjanjian takdir," kata dia lagi.

2. Perlu pendekatan baru dalam menghadapi isu Palestina-Israel

PBNU: Kunjungan Gus Yahya untuk Cari Solusi Isu Palestina-IsraelAFP PHOTO/Muhammed Abed

Gus Yahya kemudian juga menceritakan kalimat yang pernah disampaikan oleh gurunya, KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur 16 tahun lalu. Ia menjelaskan pendapat Gus Dur yang mengatakan upaya yang dilakukan selama ini hanya mempertimbangkan aspek-aspek politik dan militer. Alhasil yang dilibatkan hanya pemimpin politik dan militer.

"Hasilnya, hal tersebut terbukti gagal," kata Gus Yahya.

Maka, menurut Gus Dur, ujarnya lagi, perlu ditambahkan unsur agama, dengan memberdayakan inspirasi-inspirasi agama dan pemimpin agama. Dalam pandangan Gus Dur, pendapat itu menarik, tetapi juga ada masalah besar, yakni di dalam setiap agama itu terdapat pertentangan pandangan, interpretasi dan mazhab bahkan pertentangan di antara para pemimpinnya.

"Maka gagasan itu kelihatan menarik saat diucapkan, tapi pasti sulit diwujudkan," kata dia.

3. Akar permasalahan konflik ada pada permusuhan

PBNU: Kunjungan Gus Yahya untuk Cari Solusi Isu Palestina-Israelwww.youtube.com/AJC Global

Gus Yahya kemudian dengan bijak mengatakan kalau ingin menghentikan konflik, maka harus dicari penyebabnya. Kini, setiap orang mengklaim sebab dari konflik ini adalah ketidakadilan. Maka, masing-masing pihak menuntut keadilan.

Tapi, permasalahannya, masing-masing punya perhitungan sendiri mengenai apa yang adil dan tidak adil. Ujung-ujungnya konflik pun terus berlangsung tanpa ada akhir.

"Maka, izinkanlah saya mengatakan sesuatu yang semua orang sudah tahu tapi entah kenapa enggan mengingatnya, apalagi melaksanakannya. Bahwa keadilan bukan hanya soal menuntut. Tapi juga memberi. Maka, keadilan tak mungkin terwujud tanpa kasih sayang," kata dia.

Maka, kalau sudah begitu, akan terlihat jelas kalau akar permasalahan dari isu Israel-Palestina bukan lagi soal ketidakadilan melainkan kebencian pada pihak lain. Rasa benci itu yang akan mendorong kita semua untuk berbuat gak adil kepada pihak lain.

"Kita akan terus menyakiti mereka dan berbuat gak adil kepada mereka," tuturnya lagi.

4. Tidak ada kerja sama antara NU dengan Israel

PBNU: Kunjungan Gus Yahya untuk Cari Solusi Isu Palestina-IsraelAFP PHOTO

Kehadiran Gus Yahya di acara prestise di Israel itu kemudian diprotes oleh banyak pihak. Alhasil, sebagian pihak memojokkan Nahdlatul Ulama (NU) dan menganggap NU telah bekerja sama dengan Israel. Sementara, karena masyarakat menilai Israel telah menjajah Palestina yang notabene negara dengan mayoritas berpenduduk Muslim, maka Israel harus diperangi oleh Indonesia, termasuk NU.

Menyikapi hal itu, Ketua PBNU, Robikin Emhas, menegaskan tidak ada kerja sama antara Israel dengan NU, baik itu dalam bentuk program maupun kelembagaan.

"Sekali lagi ditegaskan, tidak ada jalinan kerja sama baik di program maupun kelembagaan NU dengan Israel," kata Robikin seperti dikutip dari situs NU Online pada Senin (11/6).

5. Kunjungan Gus Yahya ke Israel Dikecam oleh Kelompok Hamas

PBNU: Kunjungan Gus Yahya untuk Cari Solusi Isu Palestina-IsraelAFP PHOTO/Said Khatib

Kunjungan Gus Yahya ke Israel untuk di forum Global AJC justru menimbulkan polemik. Kelompok militan Hamas dari Palestina termasuk yang mengecam kehadiran Gus Yahya. Melalui keterangan tertulis yang beredar di media sosial, Hamas menilai kehadiran Gus Yahya justru memberikan pengakuan dan dukungan besar kepada Israel.

"Kami mengecam tindakan memalukan itu. Kunjungan itu bukan hanya menghina Bangsa Palestina, tetapi juga pengorbanan mereka. Ia juga telah menista rakyat Indonesia dan sejarah panjang mereka dalam menyokong Palestina," ujar perwakilan Hamas dalam keterangan tertulis pada hari ini.

Topik:

  • Sugeng Wahyudi

Berita Terkini Lainnya