Pemkab Kupang Siapkan Area 2 Hektare untuk Permakaman Pasien COVID-19

Ada selisih angka kematian di NTT berdasarkan data Pemprov

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) menyiapkan area seluas dua hektare khusus untuk pemakaman pasien COVID-19. Area seluas itu disiapkan lantaran melihat adanya lonjakan kasus COVID-19, khususnya setelah varian Delta ditemukan di NTT. Pemakaman seluas dua hektare berlokasi di Desa Oelnasi, Kecamatan Kupang. 

"Lahan yang sudah disiapkan Pemerintah Kabupaten Kupang khusus untuk penguburan pasien COVID-19 seluas dua hektare, dari 13 hektare yang disiapkan untuk lokasi penguburan umum," ungkap Camat Kupang Tengah, Rudol Talaan yang dikutip dari kantor berita ANTARA pada Selasa (27/7/2021). 

Ia menambahkan sejauh ini Pemkab Kupang sudah menyiapkan 10 lubang kubur untuk pasien yang meninggal karena terinfeksi COVID-19. Dengan begitu, maka tidak ada lagi jenazah warga yang meninggal karena COVID-19 dimakamkan di pekarangan rumah mereka. 

"Apabila ada yang meninggal dunia karena COVID-19 langsung dimakamkan di lokasi pemakaman yang telah disiapkan oleh pemerintah," tutur dia lagi. 

Agar proses penggalian liang lahat berlangsung cepat, maka pemerintah sampai mengerahkan satu unit alat berat. Menurut Rudol, penyiapan liang lahat dilakukan lantaran angka kasus positif COVID-19 di Kecamatan Kupang Tengah dan Kupang Timur meningkat. 

Lalu, berapa angka kematian di NTT akibat COVID-19?

1. Ada perbedaan angka kematian versi Pemda di NTT dengan Satgas COVID-19 di pusat

Pemkab Kupang Siapkan Area 2 Hektare untuk Permakaman Pasien COVID-19Pemakaman jenazah pasien COVID-19 di TPU Rorotan, Jakarta Utara (4/7/2021). (IDN Times/Uni Lubis)

Berdasarkan data dari juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi NTT, Marius Ardu Jelamu pada 24 Juli 2021 lalu, ada penambahan 17 pasien yang meninggal dunia. Dengan demikian, maka jumlah akumulasi pasien COVID-19 di NTT yang meninggal dunia mencapai 683 orang. 

Sementara, bila dibandingkan dengan data yang masuk ke Satgas COVID-19 di tingkat pusat, pada 24 Juli 2021, ada 18 pasien yang meninggal. Namun, akumulasi kematian akibat COVID-19 di NTT mencapai 596 individu. Artinya, ada selisih 87 pasien meninggal yang tidak terdata di Satgas COVID-19 tingkat pusat. 

Perbedaan data mengenai angka kematian ini bukan sesuatu yang mengejutkan. Menurut Koalisi Warga untuk LaporCovid19, hingga 21 Juli 2021 lalu saja, ada selisih angka kematian secara nasional mencapai 20.431. 

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan hingga 21 Juli 2021 , angka kematian COVID-19 dilaporkan mencapai 71.397 orang. Namun, data yang dihimpun oleh LaporCovid-19, jumlah kematian mencapai 98.014 orang.

Analis LaporCovid-19, Said Fariz Hibban mengatakan data kematian COVID-19 didapatkan pihaknya dari kumpulan data Tim KawalCovid-19,
sebuah wadah yang diinisiasi secara sukarela oleh warganet. KawalCovid-19 mencatat angka itu dengan merujuk data pada situs resmi Pemerintah Kota, Kabupaten maupun Provinsi. Said mengatakan rekapitulasi data tersebut bisa dipertanggung jawabkan. 

Baca Juga: Gawat! Varian COVID-19 Delta Sudah Menyebar hingga Papua dan NTT

2. Warga di NTT masih diwajibkan pakai masker, karena cakupan vaksin tergolong rendah

Pemkab Kupang Siapkan Area 2 Hektare untuk Permakaman Pasien COVID-19Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor B. Laiskodat (ANTARA FOTO/Dokumentasi Pemprov NTT)

Sementara, berdasarkan data cakupan vaksinasi di NTT, angkanya tergolong rendah. Gubernur NTT, Viktor Laiskodat mengatakan cakupan vaksinasi di wilayahnya per 10 Juli 2021 lalu baru mencapai 15 persen. Oleh sebab itu, warga masih wajib mengenakan masker. 

"Kalau vaksinasi sudah 70 persen, baru bisa buka masker," ungkap Viktor pada 10 Juli 2021 lalu kepada media dan dikutip dari kantor berita ANTARA

Lantaran cakupan vaksinasi yang rendah, maka pelaksanaan pertandingan sepak bola El Tari Cup 2021 yang semula dilaksanakan di Kabupaten Lembata, akhirnya belum diizinkan untuk digelar. Viktor kemudian meminta kepada kepala daerah di wilayahnya untuk mempercepat vaksinasi. NTT menjadi salah satu provinsi penerima vaksin AstraZeneca. 

Para kepala daerah juga diminta mengisi data warga yang sudah divaksin, agar pemerintah provinsi dan pusat bisa mengetahui perkembangan vaksinasi di setiap kabupaten dan kota. Ia menyebut, lambannya input data di kabupaten dan kota membuat pengadaan vaksin COVID-19 juga menjadi lambat.

“Input jarang, juga jarang sekali kami mendapat laporan. Akhirnya, kami telat dalam pengadaan vaksin,” kata Viktor.

3. Balitbang Kemenkes mencatat 40 kasus mutasi baru Delta sudah dideteksi di NTT

Pemkab Kupang Siapkan Area 2 Hektare untuk Permakaman Pasien COVID-19Pemakaman jenazah pasien COVID-19 di TPU Rorotan, Jakarta Utara (4/7/2021). (IDN Times/Uni Lubis)

Sementara, berdasarkan data dari satgas COVID-19 pusat pada Selasa (27/7/2021) ada 44 warga yang meninggal di NTT. Akumulasi angka kematian di NTT mencapai 661. 

Sedangkan, kasus harian di NTT pada hari ini dilaporkan bertambah 1.244. Dengan demikian, akumulasi warga yang telah terpapar COVID-19 di NTT mencapai 35.831. Lonjakan kasus COVID-19 di NTT lantaran varian baru Delta sudah ditemukan di sana. 

Berdasarkan data dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan, sejauh ini sudah ada 40 kasus mutasi virus corona varian Delta B161.2 di NTT. 
Jumlah itu mengalami peningkatan cukup signifikan. Dari yang awalnya pada 21 Juli 2021 berjumlah 16 kasus, lalu per 24 Juli 2021 bertambah menjadi 40 kasus varian Delta. Artinya, bisa dikatakan ada peningkatan 2,5 kali lipat selama kurun waktu tiga hari saja.

Baca Juga: Setahun COVID-19: 9 Pejabat Tinggi Bicara Blunder soal Pandemik

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya