Pengamat: Cat Ulang Badan Pesawat RI 1 Tak Terkait Faktor Keamanan

Menurut Alvin, cat ulang badan pesawat cuma untuk estetika

Jakarta, IDN Times - Pengamat penerbangan Alvin Lie menilai, tidak mendesak pesawat kepresidenan RI A-001 Boeing 737-8U3 (BBJ2) dicat ulang menjadi warna merah putih. Apalagi dalam daftar check list C yakni pesawat dengan jam terbang 4.000 hingga 6.000 tidak wajib untuk dicat ulang. 

"(Pengecatan ulang) tidak terkait kelaikterbangan dan keselamatan. Ini murni estetika saja," ungkap Alvin melalui pesan pendek kepada IDN Times, Selasa (3/8/2021). 

Menurut Alvin, usia pesawat kepresidenan baru tujuh tahun dan jarang dipakai selama pandemik COVID-19. Hal itu, lantaran mobilitas dan aktivitas dibatasi selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) diterapkan. 

"Penampilannya juga masih layak dan perawatannya bagus. Toh, kalau tidak dipakai pesawatnya ditaruh di hanggar di Halim bukan seperti pesawat komersial yang dijemur di apron," tutur dia lagi. 

Alvin menjelaskan, cat ulang pesawat di masa pandemik COVID-19 wajar dilakukan bila catnya sudah terlihat sangat mengelupas. Serpihannya, kata Alvin, memang bisa dikhawatirkan masuk ke dalam mesin pesawat. 

Lalu, apa penjelasan Istana terkait cat ulang badan pesawat kepresidenan ini?

1. Istana jelaskan rencana cat ulang badan pesawat sudah direncanakan sejak 2019

Pengamat: Cat Ulang Badan Pesawat RI 1 Tak Terkait Faktor KeamananPesawat Kepresidenan RI 1 yang body-nya dicat ulang hingga menelan anggaran Rp2 miliar (www.twitter.com/@alvinlie21)

Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono mengatakan, pengecatan pesawat BBJ 2 sudah direncanakan sejak 2019. Saat itu, terkait dengan perayaan HUT ke-75 RI pada 2020 lalu.

Proses pengecatan merupakan pekerjaan satu paket dengan Heli Super Puma dan Pesawat RJ. Artinya, helikopter yang selama ini digunakan Presiden Jokowi sudah dicat menjadi merah putih.

Namun, pada 2019, pesawat BBJ 2 belum memasuki jadwal perawatan rutin, sehingga yang dicat terlebih dahulu adalah Heli Super Puma dan pesawat RJ.

"Sebagai informasi, perawatan rutin memiliki interval waktu yang sudah ditetapkan dan harus dipatuhi, sehingga jadwal perawatan ini harus dilaksanakan tepat waktu," kata Heru.

Ia menambahkan, perawatan rutin pesawat kepresidenan kemudian ditunda ke tahun 2021. Perawatan sesuai daftar check list C pun, kata Heru, sesuai dengan rekomendasi pabrik. 

Maka tahun inilah dilaksanakan perawatan sekaligus pengecatan yang bernuansa merah putih seperti yang telah direncanakan sebelumnya.

"Waktunya pun lebih efisien, karena dilakukan bersamaan dengan proses perawatan," tuturnya lagi. 

Sedangkan, terkait dengan dana pengecatan, Heru menjelaskan, sudah ada anggaran untuk itu. Namun, Heru tak bersedia menjelaskan nominal biaya yang dikeluarkan untuk pengecatan badan pesawat dan overhaul. Sementara, menurut sumber IDN Times di Istana, anggaran pengecatan pesawat kepresidenan mencapai Rp2 miliar. 

Baca Juga: PKS: Cat Ulang Pesawat Kepresidenan Tak Darurat, Bisa Ditunda

2. Alvin Lie desak Istana ungkap ke publik anggaran untuk cat ulang badan pesawat

Pengamat: Cat Ulang Badan Pesawat RI 1 Tak Terkait Faktor KeamananMantan anggota Ombudsman, Alvin Lie menyentil pintu perbatasan masih dibuka saat PPKM Darurat (www.ombudsman.go.id)

Dalam keterangan tertulisnya, Alvin turut mendesak Istana untuk buka-bukaan nominal anggaran yang dikeluarkan untuk mengecat ulang badan pesawat kepresidenan dan overhaul tersebut. Sebab, biayanya diambil dari APBN. Publik, kata dia, berhak tahu informasi tersebut. 

"APBN kan bukan rahasia. Daripada jadi gunjingan dan spekulasi publik, sebaiknya pihak Istana terbuka saja tentang biaya serta proses tender cat ulang pesawat kepresidenan. Ini bagian dari transparansi dan akuntabilitas anggaran," ungkap pria yang pernah menjabat sebagai anggota Ombudsman itu. 

Ia juga menilai di dalam situasi pandemik yang menyebabkan resesi ekonomi, pemerintah seharusnya berhati-hati dalam mengeluarkan anggaran. Sebaiknya, dana yang digunakan demi aktivitas yang mendesak. 

"Hal-hal yang tak mendesak sebaiknya ditangguhkan dan anggarannya difokuskan untuk penanganan pandemik," tutur dia lagi. 

3. Partai Demokrat heran pemerintah lebih pentingkan cat ulang pesawat ketimbang pandemik

Pengamat: Cat Ulang Badan Pesawat RI 1 Tak Terkait Faktor KeamananKetua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengepalkan tangannya sesaat sebelum menyampaikan keterangan kepada wartawan usai rapat dengan Ketua DPD Partai Demokrat se-Indonesia terkait Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat, Jakarta, Minggu (7/3/2021). Dari hasil rapat tersebut seluruh Ketua DPD Demokrat di 34 Provinsi menolak KLB yang berlangsung di Deli Serdang, Sumatera Utara dan tetap mendukung AHY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah

Sementara, Partai Demokrat turut bereaksi keras terhadap penggunaan anggaran untuk cat ulang badan pesawat yang menelan biaya mencapai Rp2 miliar. Ide pesawat kepresidenan diwujudkan ketika Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) masih duduk sebagai presiden. Ketika itu, warna badan pesawat yang dipilih adalah biru putih. 

"Apakah penting dan prioritas mengecat pesawat kepresidenan saat ini? Apakah kalau tidak dicat saat ini akan membahayakn nyawa presiden yang menggunakannya?" tanya Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, melalui keterangan tertulis hari ini. 

Menurut mereka, jauh lebih penting bila anggarannya difokuskan untuk menyelamatkan nyawa rakyat Indonesia yang masih berjibaku melawan pandemik COVID-19. Partai Demokrat menyarankan alih-alih untuk mengecat ulang badan pesawat, sebaiknya anggaran tersebut digunakan untuk menambah pasokan stok oksigen, stok vaksin gratis atau membayarkan insentif bagi tenaga kesehatan yang masih nunggak. 

Baca Juga: Alasan Istana Pilih Merah Putih untuk Cat Baru Pesawat Kepresidenan

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya