Pesan Pendek Menlu Retno Soal Yerusalem Bocor ke Media Australia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Hubungan bilateral Indonesia dan Australia kembali menghangat, pekan ini. Di tengah situasi tersebut, pesan pendek Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Marsudi kepada Menlu Marise Payne bocor ke media.
Masalah ini bermula dari sikap Negeri Kanguru yang mengindikasikan akan mengubah posisi mereka terkait isu perdamaian Palestina-Israel.
Dalam jumpa pers yang digelar pada Selasa (16/10) kemarin di Canberra, Perdana Menteri (PM) Australia Scott Morrison mengatakan tengah mempertimbangkan untuk memindahkan gedung kedutaan dari Tel Aviv, Israel ke Yerusalem.
Pernyataan itu pun sempat membuat Indonesia bingung. Dalam jumpa pers di Jakarta, Menlu Retno Marsudi mempertanyakan perubahan sikap Negeri Kanguru itu.
Usai menerima kunjungan kehormatan dari Menlu Palestina, Riad Al Maliki, Menlu perempuan pertama Indonesia itu memanggil Duta Besar Australia untuk Indonesia, Garry Quinlan.
Ia juga menyebut telah berkomunikasi dengan mitranya, Menlu Marise Payne. Nah, rupanya salah satu komunikasinya melalui pesan pendek justru bocor ke media Australia, stasiun berita 7 News Sydney. Menurut informasi yang diperoleh media Negeri Kanguru itu, Retno begitu geram terhadap sikap Morrison.
Wah, apa ya isi pesan pendeknya?
1. Pernyataan PM Australia soal isu Palestina menjadi tamparan bagi Indonesia
Perdana Menteri Morrison menyampaikan pernyataan kontroversial tersebut di saat bersamaan Retno tengah menerima kunjungan dari Menlu Palestina Riad Al Maliki. Selain berbincang empat mata, kedua Menlu juga melakukan konsultasi bilateral. Alhasil, mantan Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Belanda itu terkejut.
Tak heran salah satu pesan pendek yang bocor ke media Australia berbunyi: "Apakah hal itu perlu dilakukan di hari Selasa? Ini merupakan isu yang besar dan akan menampar Indonesia mengenai isu Palestina".
IDN Times mencoba untuk mendapatkan klarifikasi soal pesan pendek yang bocor itu ke Kemenlu. Namun, hingga saat ini belum direspons oleh jubir Kemenlu, Arrmanatha Nasir.
Baca Juga: Australia Ingin Pindahkan Kedutaan ke Yerusalem, Ini Respons Indonesia
2. Menlu Retno memastikan pernyataan PM Australia akan berpengaruh terhadap hubungan bilateral
Editor’s picks
Di dalam pesan yang bocor itu, Retno turut memberikan peringatan bahwa pernyataan yang disampaikan oleh Morrison itu bisa berdampak terhadap hubungan bilateral kedua negara.
"Ini akan berdampak terhadap hubungan kedua negara," kata Retno kepada Payne.
Sementara, dalam sesi sidang parlemen di Canberra pada hari ini, Payne memastikan hubungan kedua negara baik-baik saja. Tidak akan ada kebijakan yang terpengaruh termasuk kesepakatan perdagangan bebas (CEPA).
PM Morrison mengutip pernyataan Mendag Enggartiasto Lukita pada Selasa kemarin yang menyebut hubungan dagang Australia-Indonesia tidak terpengaruh.
"Mendag Indonesia sendiri yang mengatakan di publi, bahwa isu ini bukan sesuatu yang menjadi kekhawatirannya," ujar Morrison seperti dikutip dari News 7 Sydney.
Baca Juga: Nasib Perjanjian Dagang RI-Australia, Mendag: Tergantung Sikap Mereka
3. Menlu Retno memanggil Dubes Australia ke kantor Kemenlu
Untuk menyatakan posisi Indonesia secara resmi, Menlu Retno pada Selasa kemarin sempat memanggil Dubes Australia untuk Indonesia, Garry Quinlan. Kepada media, Quilan memastikan pemerintahnya belum akan mengambil sikap apa pun terkait kedutaan Australia di Tel Aviv.
"Terkait pernyatan Perdana Menteri Scott Morrison pada Selasa pagi secara publik, saya meyakinkan beliau (Retno) bahwa Australia belum mengambil keputusan apa pun terkait Yerusalem," ujar Quilan semalam.
Namun, ia tidak membantah Morrison tengah mempertimbangkan untuk memindahkan kedutaan Negeri Kanguru ke Yerusalem.
"Tapi, kami juga sedang mempertimbangkan pilihan lainnya," tutur dia lagi.
Kendati ada kemungkinan Australia mengekor kebijakan Donald Trump, namun Quilan menegaskan Australia tetap berkomitmen mendukung solusi dua negara dalam penyelesaian konflik Israel-Palestina.
Baca Juga: Memahami "Two-State Solution", Solusi Israel-Palestina yang Dilanggar Trump
Baca Juga: Nasib Perjanjian Dagang RI-Australia, Mendag: Tergantung Sikap Mereka