Prabowo Dorong Tak Perlu Lagi Impor Ventilator, Pakai Buatan ITS Saja

Prabowo janji pemerintah akan utamakan buatan dalam negeri

Jakarta, IDN Times - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengapresiasi inovasi buatan universitas dalam negeri dalam menghadapi pandemik COVID-19. Ia mengaku ingin menggunakan hasil inovasi karya anak bangsa ketimbang melakukan impor. Sebab, menurutnya, anak bangsa mampu membuat inovasi yang dibutuhkan saat ini. 

"Ternyata anak-anak mampu berbuat banyak dan kita godog sekarang," ujar Prabowo ketika berkunjung ke kampus Institut Teknologi 10 November (ITS) Surabaya, pada Senin, September 2021, seperti dikutip dari ANTARA. 

ITS, kata Prabowo, saat ini sedang mengembangkan oksigen konsentrator dan ventilator. Dengan adanya inovasi tersebut, kata dia, Indonesia tak perlu lagi impor dua produk tersebut. 

"Jadi, kita tidak usah impor. Tadi ada ventilator buatan anak bangsa, inovasi kita. InsyaAllah kita akan banyak kasih order pemesanan untuk anak bangsa kita sendiri," kata dia. 

Rektor ITS Prof. Mochamad Ashari menyambut baik insiatif dari Prabowo. Bahkan, ia mengatakan, Prabowo ingin prototipe oksigen konsentrator dibuat lebih besar, tak hanya untuk perorangan tetapi cukup bagi keperluan rumah sakit atau lainnya. 

"Saat pandemik memuncak, kami membuat oksigen konsentrator yakni alat yang mengubah udara biasa menjadi oksigen konsentrasi 93 persen. Kemenhan ingin alat ini dibuat lebih besar agar dapat digunakan di rumah sakit," ujar Ashari. 

Berapa harga alat oksigen konsentrator buatan ITS yang disebut OXITS itu?

1. Oksigen konsentrator buatan ITS tak perlu tabung dan isi ulang

Prabowo Dorong Tak Perlu Lagi Impor Ventilator, Pakai Buatan ITS SajaAlat konsentrator oksigen buatan ITS yang diberi nama OXITS (Dokumentasi Humas ITS)

Oksigen konsentrator buatan ITS diberi nama OXITS (Oxygen Concentrator ITS). Tim pengembangnya mengklaim, alat tersebut dapat langsung mengubah udara bebas menjadi oksigen murni tanpa perlu diisi ulang.

Ketua Tim Riset OXITS, Fadlilatul Taufany, menjelaskan cara kerja dari alat tersebut. Pertama, OXITS akan menyerap udara bebas yang berada di sekitarnya. Udara bebas umumnya hanya mengandung sekitar 21 persen oksigen. Sedangkan, sisanya adalah nitrogen dan gas atau partikel lain.

“Prinsip kerja OXITS sendiri ialah mengambil udara bebas dan memurnikannya dari kandungan nitrogen melalui teknologi pressure swing adsorption (PSA),” ujar Fadlilatul pada awal Agustus 2021 lalu. 

Setelah diserap, udara bebas akan disaring terlebih dahulu. Partikel-partikel yang berukuran lebih dari 5 mikron akan terperangkap sehingga tak dihirup oleh manusia. Kemudian, udara ini dikompresi untuk meningkatkan tekanannya.

“Selama proses kompresi, mekanisme pendingin terus berjalan agar menjaga konsentrator dari overheating dan meningkatkan performa PSA,” ungkapnya.

Selanjutnya, nitrogen yang terkandung dalam udara akan diserap oleh filter zeolite untuk memurnikan udara. Dalam alat ini, ada dua unit kolom yang bekerja secara bergantian, yaitu kolom untuk menyerap nitrogen dan kolom yang mengeluarkan nitrogen yang terperangkap di zeolit.

“Zeolit pada OXITS ini dapat digunakan dalam jangka panjang,” kata pria yang juga menjabat Kepala Sub Direktorat Riset dan Publikasi Ilmiah Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) ITS ini.

Baca Juga: ITS Luncurkan Konsentrator Oksigen, Tak Perlu Tabung dan Isi Ulang

2. Prabowo juga tertarik dengan kapal perang buatan ITS yang dinamakan 'The Croc'

Prabowo Dorong Tak Perlu Lagi Impor Ventilator, Pakai Buatan ITS SajaMenteri Pertahanan Prabowo Subianto (Dokumentasi Kementerian Pertahanan)

Selain berminat pada temuan ventilator dan oksigen konsentrator, Prabowo juga tertarik mendalami kapal perang buatan ITS yang dinamakan 'The Croc'. Kapal perang yang juga dapat difungsikan sebagai kapal selam itu didesain oleh dosen Teknik Kelautan ITS, Wisnu Wardhana. 

"Kami harapkan (kapal perang) bisa selesai dan digunakan untuk militer maupun angkutan wilayah," ujar Ashari. 

Ia mengaku sedang menunggu anggaran untuk dikucurkan. Ashari menambahkan, untuk kapal militer hanya tinggal melengkapi persenjataannya saja. 

Sedangkan, dalam keterangannya pada 2020 lalu, Wisnu menjelaskan, temuannya itu termasuk kapal hidrofil yakni kapal yang memiliki bagian seperti sayap dan dipasangkan pada penyangga di bawah lambung kapal. Saat kapal meningkatkan kecepatannya, kapal hidrofil dapat menimbulkan gaya angkat yang menjadikan lambungnya terangkat dan keluar dari air.
 
"Karena kapal tersebut telah dirancang memiliki bobot yang cukup ringan supaya bisa melayang. Nah, untuk sayapnya sendiri terbuat dari baja karbon," ungkap Whisnu. 

3. Prabowo juga puji temuan vaksin buatan Universitas Airlangga

Prabowo Dorong Tak Perlu Lagi Impor Ventilator, Pakai Buatan ITS SajaPenandatanganan nota kesepahaman Prabowo dengan Rektor Universitas Airlangga pada 6 September 2021 (Dokumentasi Kemenhan)

Selain memuji temuan dan inovasi buatan ITS, Prabowo juga menaruh perhatian kepada inovasi buatan Universitas Airlangga. "Saat ini, Airlangga sedang mengembangkan dua vaksin. Mudah-mudahan akan cepat selesai," kata Prabowo. 

Unair seperti yang diketahui merupakan bagian dari kampus yang ikut mengembangkan Vaksin Merah Putih. Sedangkan, vaksin lainnya untuk penyakit malaria. Menurut Prabowo, pengembangan riset itu sangat penting sebab hingga kini masih banyak rakyat yang terjangkit malaria. Kondisi itu diperparah dengan adanya pandemik COVID-19. 

Sebagai bentuk dukungan, Prabowo meneken nota kesepahaman dengan dua universitas itu. Isi nota kesepahaman itu mencakup antara lain, pertama, penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan pengembangan kelembagaan.

Kedua, penyelenggaraan kolaborasi riset dan pengembangan sumber daya. Ketiga, penyelenggaraan kegiatan ilmiah, kajian ilmiah, seminar dan lokakarya. Keempat, penyediaan komponen pendidikan dan tenaga ahli. Kelima, kegiatan lainnya yang disepakati oleh Kemhan RI, Unair, dan ITS.

Baca Juga: Luhut Sebut Indonesia Impor Obat Mahal untuk Pasien COVID-19 

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya