Jadi 'Pasien' KPK, Ini Rekam Jejak Bupati Cianjur Irvan Rivano Muchtar

Irvan ditahan KPK karena korup dana pendidikan SMP

Jakarta, IDN Times - "Kalau pemerintah mengabaikan atau malah menempatkan pelaku korupsi di jabatan struktural, akan ada pandangan buruk dari publik mengenai pemerintah," demikian ujar Bupati Cianjur, Rivan Irvano Muchtar pada (7/11) lalu di hadapan para pejabat Pemkab. 

Rivan tengah berbicara dan mendorong agar para pejabat menahan diri dari godaan untuk berbuat korupsi. Menurut Rivan, sistem dan teknologi yang kini lebih transparan sesungguhnya menyulitkan para pejabat di daerah untuk berbuat korupsi. Apalagi sanksinya kalau terbukti tidak main-main, bisa langsung dipecat. 

Tapi, itu pernyataan Rivan satu bulan lalu. Kini, ia seolah menelan air ludahnya sendiri lantaran ia kini ditahan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Kamis (13/12). Irvan diduga berbuat hal yang keji yakni memotong dana anggaran pendidikan yang ditujukan bagi 140 SMP di Kabupaten Cianjur.

Ia tertangkap tangan akan menerima fee dari Dana Alokasi Khusus (DAK) pendidikan yang sedianya akan disetorkan oleh kepala dinas. DAK 2018 di sektor pendidikan bagi Kabupaten Cianjur mencapai Rp48,6 miliar. Namun, sejak awal 14,5 persen dari DAK itu sudah dianggarkan oleh Rivano untuk kepentingan lain. Sebanyak 7 persen di antaranya malah dipastikan masuk ke kantong pribadinya. 

Padahal, semula dana tersebut bisa digunakan untuk oleh kepala SMP untuk membeli berbagai peralatan pendidikan di dalam kelas atau pengadaan fasilitas lain di sekolah. Maka tak heran Wakil Ketua KPK, Basaria Panjaitan sangat menyesalkan korupsi yang dilakukan oleh Bupati Irvan. 

"KPK perlu menegaskan bahwa korupsi di sektor pendidikan tidak hanya merugikan keuangan negara atau daerah, tetapi lebih buruk dari itu. Korupsi di sektor pendidikan bisa merusak masa depan bangsa. Padahal, warga bisa menjadi lebih maju melalui pendidikan yang berkualitas," ujar Basaria ketika memberikan keterangan pers pada Rabu malam kemarin. 

Lalu, bagaimana rekam jejak Irvan? Apakah selama ini ia tergolong kepala daerah yang berprestasi?

1. Ayah Irvan juga Bupati Cianjur selama dua periode

Jadi 'Pasien' KPK, Ini Rekam Jejak Bupati Cianjur Irvan Rivano Muchtar(Ilustrasi kepala daerah) IDN Times/Sukma Shakti

Irvan Rivano Muchtar merupakan contoh politik kekerabatan yang masih kental di Provinsi Jawa Barat. Sebelum ia yang duduk sebagai Bupati, sang ayah, Tjeptjep Muchtar Soleh, juga menduduki kursi yang sama selama dua periode yakni 2006-2016. 

Irvan maju dalam Pilkada 2016 bersama Herman Suherman dan berhasil menang. Sebelumnya, Irvan adalah politisi Partai Golkar. Bahkan, saat masih duduk sebagai anggota DPRD periode 2014-2019, pria berusia 38 tahun itu maju dari Partai Demokrat. Rivan diketahui memang politisi yang kerap berpindah-pindah partai politik. 

Di menit-menit terakhir, ia kemudian pindah lagi menyeberang dari Partai Golkar ke Partai Nasional Demokrat. Bahkan, di parpol yang dipimpin oleh Surya Paloh itu, Irvan diberi kepercayaan untuk memimpin organisasi sayap Garda Pemuda untuk wilayah Jawa Barat. 

Berpindahnya Rivan ke Partai Nasdem disampaikan sendiri oleh sang ayah, Tjeptjep pada awal Maret lalu. 

"Alhamdulilah, Bupati Cianjur sekarang sudah biru (masuk ke Nasdem)," ujar Tjetjep yang menjabat sebagai Ketua DPD Partai Nasdem ketika Surya Paloh berkunjung ke Cianjur. 

Langkah yang ditempuh Irvan sesungguhnya mengekor kebijakan Tjeptjep. Sebelum berlabuh di Partai Nasdem, Tjeptjep juga adalah politisi Partai Demokrat. 

Baca Juga: Ditahan KPK Karena Korupsi, Bupati Irvan Minta Maaf ke Warga Cianjur

2. Di bawah kepemimpinan Bupati Irvan, Kabupaten Cianjur dinyatakan memiliki sanitasi yang sehat

Jadi 'Pasien' KPK, Ini Rekam Jejak Bupati Cianjur Irvan Rivano Muchtar(Rivan Irvano Muchtar ketika menerima penghargaan dari Gubernur Jabar) www.instagram.com/@pemkabcjr

Walaupun KPK menyatakan Irvan diduga kuat telah memotong dana anggaran pendidikan di tingkat SMP, tetapi ia pernah mencetak prestasi. Pada (12/11) lalu, Kabupaten Cianjur diganjar penghargaan juara pertama Open Defecation Free (ODF) atau daerah yang berhasil menyetop warganya buang air besar sembarangan. Penghargaan saat itu diserahkan secara langsung oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. 

Penghargaan itu merupakan pengakuan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang disinergikan dengan upaya kolaboratif antara inovasi pemimpin daerah, kemitraaan lintas sektor dan masyarakat telah berhasil. 

Salah satu ciri ODF yakni setiap warga memiliki akses ke jamban sehat. Mereka hanya BAB di jamban dan membuang tinja atau kotoran bayi hanya ke jamban. Selain itu, tinja manusia tidak terlihat di area sungai dan lingkungan sekitar tidak berbau. 

3. Rivan melaporkan harta kekayaan ke KPK pada 2015 sebesar Rp2 miliar

Jadi 'Pasien' KPK, Ini Rekam Jejak Bupati Cianjur Irvan Rivano MuchtarPixabay/stevepb

Berdasarkan data yang dilaporkan ke KPK pada 2015 lalu, Irvan tercatat memiliki harta senilai Rp2,0 miliar. Ketika itu, posisi Irvan masih menjabat sebagai anggota DPRD Cianjur. 

Dari data LHKPN, terlihat harta paling besar yang dimiliki Irvan ada di tanah dan bangunan. Ia tercatat memiliki 8 tanah yang tersebar di area Cianjur. Totalnya mencapai sekitar Rp1,4 miliar. Sementara, untuk alat transportasi, ia tercatat memiliki empat jenis kendaraan baik roda dua dan roda tiga. 

Ia diketahui memiliki tiga mobil, termasuk Toyota Alphard yang dibeli pada 2014 lalu dengan harga Rp225 juta. Total nilai kendaraan yang dimiliki oleh Irvan mencapai Rp487 juta. 

Selain itu, ia memiliki harta berupa giro dan setara kas yang nilainya mencapai Rp121,4 juta. Irvan diketahui tidak memiliki utang sehingga total hartanya mencapai Rp2,0 miliar.

4. Irvan sempat mengimbau agar tidak korupsi, tapi ia sendiri malah ditahan KPK

Jadi 'Pasien' KPK, Ini Rekam Jejak Bupati Cianjur Irvan Rivano Muchtar(Bupati Cianjur Rivan Irfano resmi ditahan oleh KPK) ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

Dalam sebuah kegiatan yang digelar pada (7/11) lalu, Irvan sempat mengimbau agar pejabat di Pemkab Cianjur membuat pakta integritas terkait tindak pidana korupsi. Menurut dia, harus ada upaya pencegahan supaya para pejabat tetap memegang integritasnya sehingga tahan terhadap godaan untuk berbuat korup. 

"Aturan sekarang sudah jelas dan tegas pemecatan tidak hormat terhadap ASN yang terbukti melakukan korupsi. Pola penganggaran sudah lebih transparan. Jangan sampai diakali," kata Irvan pada saat itu. 

Ia bahkan sempat menyatakan apabila pemerintah tetap mempertahankan pegawai yang korup maka hal tersebut akan mempengaruhi pandangan publik. Kini, di saat ia tertangkap tangan oleh KPK, Irvan hanya bisa meminta maaf kepada warga Cianjur. 

"Saya meminta maaf kepada warga masyarakat Kabupaten Cianjur atas kelalaian saya dalam mengawasi aparat Pemerintah Kabupaten Cianjur yang telah melanggar hukum," ujar Irvan. 

5. Bupati Irvan mengundurkan diri dari Partai Nasional Demokrat

Jadi 'Pasien' KPK, Ini Rekam Jejak Bupati Cianjur Irvan Rivano Muchtar(Bupati Cianjur Irvan Rivano Muchtar) www.cianjurkab.go.id

Usai resmi dinyatakan sebagai tersangka oleh KPK, Irvan langsung melayangkan surat pengunduran diri sebagai Ketua Dewan Perwakilan GP Nasdem wilayah Jawa Barat. Informasi itu disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Partai Nasdem, Johnny G. Plate. Ia menyatakan Nasdem telah menerima surat pengunduran diri Irvan. 

Artinya, sejak Irvan bukan lagi anggota dan pengurus Partai Nasdem maupun organisasi sayap.

Kendati kadernya tertangkap tangan dan memotong dana pendidikan SMP di Kabupaten Cianjur, Partai Nasdem mengaku tetap berkomitmen untuk memberantas korupsi. 

"Kami berharap proses hukum dapat berjalan dengan adil," kata Johnny kepada IDN Times melalui pesan pendek pada hari ini. 

Partai Nasdem juga menolak untuk memberikan bantuan hukum bagi Irvan. 

Baca Juga: Ditahan KPK Karena Korupsi, Bupati Irvan Minta Maaf ke Warga Cianjur

Topik:

Berita Terkini Lainnya