Proses Evakuasi WNI dari Wuhan Tunggu Lampu Hijau Pemerintah Tiongkok

Masih ada 243 WNI yang ikut diisolasi di Wuhan

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Indonesia mengaku belum bisa melakukan evakuasi terhadap ratusan WNI yang masih bermukim di Kota Wuhan, Provinsi Hubei. Hal itu lantaran Kota Wuhan sejak pekan lalu diisolasi oleh otoritas setempat. Semua transportasi yang mengangkut manusia dari dan ke kota tersebut dihentikan sementara waktu. 

Hal itu untuk meminimalisasi penyebaran virus dengan nama resmi NCOV2019 tersebut. Data yang dimiliki oleh Kementerian Luar Negeri menyebut ada 243 warga Indonesia yang berada di Kota Wuhan. Mereka tak kembali ke Tanah Air di saat libur tahun baru imlek tiba. 

Sementara, keluarga mereka di Indonesia sudah mulai khawatir anggota keluarganya terjangkit virus corona. Hingga hari ini, virus itu sudah menewaskan 81 orang, di mana 76 pasien di antaranya meninggal di Kota Wuhan. 

"Bu Menlu telah melakukan rapat khusus termasuk dengan melibatkan Kementerian Kesehatan untuk memikirkan opsi dari A-Z mengenai penanganan warga Indonesia yang masih berada di Wuhan dan kota lainnya," ujar Plt juru bicara Kementerian Luar NegeriTeuku Faizasyah ketika memberikan keterangan pers pada Senin (27/1) di ruang Palapa. 

Mantan Duta Besar Indonesia untuk Kanada itu mengakui memang mendengar rencana pemerintah negara lain seperti Australia dan Amerika Serikat untuk mulai mengevakuasi warganya dari Wuhan. Namun, proses yang harus dilalui tidak semudah itu. 

"Kami bergantung kepada Pemerintah Tiongkok agar bisa memberikan pertimbangan dan saran apakah warga kita bisa langsung dibawa pulang ke Tanah Air atau dipindahkan ke wilayah lain yang lebih aman di Tiongkok," tutur dia. 

Lalu, apakah Pemerintah Indonesia sudah mendesak Tiongkok agar diberi akses untuk mengevakuasi ratusan WNI?

1. Kota Wuhan masih diisolasi sehingga sulit untuk mengakses ke dalam

Proses Evakuasi WNI dari Wuhan Tunggu Lampu Hijau Pemerintah Tiongkok(Situasi kota Wuhan) Istimewa

Kantor berita Reuters edisi Minggu (26/1) melaporkan Pemerintah Negeri Paman Sam akan melakukan evakuasi terhadap diplomat dan stafnya mulai pada Selasa (28/1) dari Kota Wuhan. Laman VOA News menyebut Pemerintah AS sudah charter sebuah pesawat Boeing 747 dengan kapasitas 250 orang. Dalam pernyataan Departemen Luar Negeri AS yang ditulis pada Minggu kemarin, pemerintah sudah menyebut akan memprioritaskan personel diplomatiknya lebih dulu untuk dievakuasi. 

"Kapasitas tempat duduk benar-benar terbatas dan apabila kami tidak mampu mengangkut semua orang, maka prioritas akan diberikan kepada individu yang berisiko terpapar virus corona," demikian kata Deplu AS sambil menyebut penerbangan mereka langsung dari Wuhan menuju ke San Francisco. 

Lalu, bagaimana dengan Indonesia?

Kemlu seolah tak yakin AS bisa melakukan evakuasi terhadap warganya. Sebab, Kota Wuhan masih diisolasi. Warga di sana tak bisa keluar area tersebut. Mereka hanya bisa menerima warga lain masuk. 

"Jadi, sekarang yang bisa dilakukan oleh negara manapun adalah menyiapkan hal-hal teknis. Mana kala terbuka untuk melakukan evakuasi dan kondisi di lapangan sudah memungkinkan, evakuasi berbagai versinya, dipindahkan ke wilayah yang tidak terpapar atau bisa kembali ke Indonesia. Ada berbagai varian yang bisa dilakukan. Namun, konfirmasi masih harus menunggu Pemerintah Tiongkok," tutur Faiza. 

Baca Juga: Begini 5 Cara dan Tahap Penularan Virus Corona pada Manusia, Waspada!

2. Apabila opsi evakuasi dipilih, maka pemerintah akan mengangkut semua WNI ke tempat yang lebih aman

Proses Evakuasi WNI dari Wuhan Tunggu Lampu Hijau Pemerintah TiongkokANTARA FOTO/cnsphoto via REUTERS

Sementara, Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemenlu, Judha Nugraha menggaris bawahi pemerintah tidak boleh membeda-bedakan warganya. Hal itu tertuang di dalam UU nomor 37 tahun 1999 mengenai hubungan luar negeri bahwa kewajiban dan tanggung jawab negara adalah memberikan perlindungan termasuk menghimpun ke daerah aman. 

"Itu semua atas biaya negara. Jadi, bukan ditanggung oleh WNI," kata Judha di tempat yang sama. 

Judha menambahkan biaya yang ditanggung oleh negara adalah membawa WNI ke daerah yang aman. Itu artinya daerah yang aman tak selalu bermakna kembali ke Indonesia. 

"Setelah aman, tentu kami tidak memiliki kewajiban untuk mengembalikan ke lokasi awal. Itu tentu menjadi kewajiban masing-masing," tutur dia lagi. 

Judha menjelaskan hal itu untuk menepis adanya informasi pemerintah memungut biaya seandainya evakuasi benar-benar dilakukan. Dalam situasi evakuasi yang dilakukan oleh Pemerintah AS, mereka tidak menanggung biaya tiket penerbangan dari Wuhan menuju ke San Francisco. 

3. WNI yang bermukim di luar negeri disarankan tidak malas melakukan lapor diri

Proses Evakuasi WNI dari Wuhan Tunggu Lampu Hijau Pemerintah Tiongkokhttps://www.instagram.com/sapilicin

Di forum itu, Judha sekaligus menggaris bawahi WNI yang ingin bepergian ke luar negeri diharapkan melakukan dua hal. Pertama, unduh aplikasi Safe Travel dan kedua, melakukan lapor diri ke perwakilan Indonesia di luar negeri. 

Aplikasi Safe Travel memudahkan WNI untuk menemukan lokasi perwakilan Indonesia dan menginformasikan situasi daerah yang dikunjungi. Dalam situasi wabah virus corona, Judha mengatakan Provinsi Hubei ditandai merah yang bermakna dilarang untuk dikunjungi. 

"Untuk satu RRT, statusnya kuning (perlu kehati-hatian ekstra), sedangkan Provinsi Hubei statusnya merah," ujar Judha. 

Sementara, proses lapor diri memudahkan perwakilan Indonesia untuk mendata dalam peristiwa tertentu. Salah satunya mengetahui jumlah WNI untuk dievakuasi keluar dari Wuhan. 

4. Logistik bagi WNI yang bermukim di Wuhan masih cukup hingga beberapa hari ke depan

Proses Evakuasi WNI dari Wuhan Tunggu Lampu Hijau Pemerintah Tiongkok(Nomor hotline untuk dihubungi soal virus corona) IDN Times/Arief Rahmat

Sementara, terkait penyaluran logistik untuk kebutuhan sehari-hari, Faiza menjelaskan KBRI Beijing terus berkoordinasi dengan otoritas setempat. Walaupun di Kota Wuhan diisolasi tapi supermarket dan pasar sebagian ada yang tetap beroperasi. 

Namun, Faiza mengakui pasokan logistik sudah semakin langka karena sebagian warga khawatir akan terjangkit virus corona. 

"Karena kita bisa bayangkan mana kala kondisi krisis terjadi ada ketakutan supply," kata Faiza. 

KBRI Beijing, Faiza melanjutkan sudah menyiapkan rencana cadangan termasuk dengan memasok kebutuhan-kebutuhan pokok apabila stok di Wuhan semakin menipis. KBRI Beijing, kata Faiza menggantungkan panduan dari para pelajar Indonesia di Kota Wuhan, lantaran mereka yang dianggap lebih memahami situasinya. 

https://www.youtube.com/embed/peYO9b8N3dA

Baca Juga: Tak Sembarang Masker Bisa Cegah Virus Corona, Kenali Jenis yang Tepat!

Topik:

Berita Terkini Lainnya