Puan Rayakan Ultah saat DPR Diserbu Demo, Analis: Parlemen Tak Peka

PDIP mendukung sikap pemerintah untuk menaikan BBM 30 persen

Jakarta, IDN Times - Momen kontradiktif terjadi ketika DPR menggelar rapat khusus dalam rangka HUT ke-77 DPR pada Selasa, 6 September 2022. Rapat yang dihadiri secara fisik oleh 196 orang rupanya bersamaan dengan hari ulang tahun Ketua DPR, Puan Maharani. 

Sementara, di luar gedung parlemen, massa dari unsur buruh berkumpul untuk mendemo kebijakan kenaikan harga BBM yang diumumkan pemerintah pada 3 September 2022 lalu. Sebelum melanjutkan rapat, tiba-tiba muncul pengumuman bahwa putri Megawati Soekarnoputri itu berulang tahun. 

"Kami seluruh peserta sidang dan undangan mengucapkan selamat ulang tahun untuk Ketua DPR, Ibu Dr. Honoris Causa Puan Maharani. Semoga panjang umur, sehat dan sukses selalu serta dalam Allah SWT. Mari kita nyanyikan bersama lagu ulang tahun untuk Ketua DPR," demikian pemberitahuan dari pembawa acara pada rapat kemarin. 

Maka, sebelum memasuki rapat paripurna selanjutnya, mereka menyanyikan lagu "Selamat Ulang Tahun" dari band Jamrud. Tiga wakil ketua DPR dan anggota parlemen turut bertepuk tangan dan ikut mendoakan Puan di hari lahirnya. 

Peristiwa itu terjadi sebelum fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memilih walk out dari rapat paripurna sebagai bentuk protes atas kenaikan harga BBM. Sementara, situasi sangat kontras terlihat di luar gedung parlemen. 

Massa buruh menuntut DPR bisa mendesak pemerintah membatalkan kebijakan untuk menaikan harga BBM. Sebab, kenaikan tersebut bakal menyebabkan kehidupan mereka semakin sulit. 

"Jangan kembali pulang, sebelum kita yang menang!" demikian suara orator berteriak kepada massa buruh di depan gedung DPR. 

Mengapa Puan tidak bersedia menemui perwakilan demonstran untuk menerima aspirasi mereka?

Baca Juga: Safari Politik Lanjut, Puan Bakal Sambangi Cak Imin Pekan Depan

1. DPR janjikan bakal sampaikan aspirasi keberatan publik soal kenaikan harga BBM ke pemerintah

Puan Rayakan Ultah saat DPR Diserbu Demo, Analis: Parlemen Tak PekaKetua DPR, Puan Maharani (tengah) ketika diucapkan selamat ulang tahun oleh koleganya pada Selasa, 6 September 2022 di DPR. (Tangkapan layar YouTube DPR)

Sementara, ketika memberikan keterangan pers, Puan menjanjikan bakal meneruskan aspirasi masyarakat yang menolak kenaikan harga BBM. Ia mengatakan parlemen sudah mendengar aspirasi dari publik. Namun, fraksi PDI Perjuangan, parpol tempat Puan bernaung setuju subsidi untuk BBM dicabut sehingga terdapat kenaikan harga. 

"Tentu saja DPR mendengar aspirasi dari masyarakat bahwa kenaikan (harga) BBM akan menjadi satu hal yang diperhatikan oleh parlemen, melalui komisi-komisinya. Kami akan menyampaikan aspirasi tersebut kepada pemerintah. Kami meminta pemerintah untuk bersungguh-sungguh dalam melaksanakan penyesuaian harga BBM ini agar rakyat tidak semakin susah," kata Puan seperti dikutip dari akun Instagramnya pada Rabu, (7/9/2022). 

Di sisi lain, sebelum rapat paripurna berakhir, ia mengakui bahwa parlemen belum secara maksimal mampu memperjuangkan aspirasi dan kebutuhan rakyat. "Tetapi DPR berharap agar masyarakat di daerah dapat mengetahui bahwa parlemen senantiasa terus mengupayakan aspirasi masyarakat diserap dan ditindak lanjuti," tutur dia.  

Sementara, menurut peneliti dari Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Lucius Karus sikap yang ditunjukkan Puan dengan merayakan ulang tahun di tengah serbuan demo BBM, sungguh tidak elok. Seharusnya, selaku pimpinan rapat, ia bisa meminta agar perayaan dan nyanyian ultah itu bisa dicegah. 

"Kan dia (Puan) punya ruang untuk mencegah huru hara pesta seperti yang ditunjukkan oleh anggota DPR di ruang paripurna itu. Saya kira anggota DPR yang ikut bersorak menyanyikan lagu ultah bagi Puan, justru bertolak belakang dengan fakta ada rakyat yang mendatangi mereka untuk menyampaikan aspirasinya," ungkap Lucius ketika dihubungi IDN Times melalui telepon pada Selasa malam, 6 September 2022. 

"Dan sudah menjadi kewajiban bagi DPR untuk memperjuangkan aspirasi itu. Ini kan justru yang dilakukan malah menyinggung perasaan publik," tutur dia lagi. 

Baca Juga: Survei: DPR dan Parpol Jadi Institusi Paling Tidak Dipercaya Publik

2. Puan seharusnya temui demonstran untuk terima aspirasi soal kenaikan harga BBM

Puan Rayakan Ultah saat DPR Diserbu Demo, Analis: Parlemen Tak PekaMassa buruh melakukan demo menuntut kenaikan UMP 2022 pada Rabu (8/12/2021). (IDN Times/Athif Aiman)

Alih-alih menyanyikan lagu ulang tahun, Puan, kata Lucius, bisa menunjukkan gestur yang lebih memihak. Salah satunya dengan menemui perwakilan demonstran untuk mendengarkan aspirasi mereka secara langsung. 

"Puan juga bisa menyampaikan komitmennya untuk meneruskan aspirasi itu kepada pemerintah," kata Lucius. 

Ia menambahkan pernyataan Puan terkait kenaikan harga BBM justru terdengar normatif dan basa-basi. Lucius juga menyebut slogan PDI Perjuangan sebagai parpol wong cilik tak bisa dipercaya sebagai sebuah komitmen yang serius. 

"Itu hanya pernyataan politik, bukan berarti harus dipatuhi oleh kadernya. Bahkan, mereka sendiri tidak paham terhadap apa yang disampaikan," ujarnya. 

Menurut Lucius, daripada merayakan ultah, anggota DPR seharusnya mendahulukan kepentingan masyarakat selaku pemilik mandat yang sebenarnya, untuk membahas soal kenaikan harga BBM. "Ya, ini lah wajah DPR kita saat ini. Benar-benar buruk dalam mewakili kepentingan publik," tutur dia lagi. 

3. PDIP berkukuh dukung pemerintah menaikkan harga BBM

Puan Rayakan Ultah saat DPR Diserbu Demo, Analis: Parlemen Tak PekaSPBU Pertamina (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Sementara, ketika berunjuk rasa, massa buruh sempat menyindir sikap Puan di masa lalu yang menangis saat pemerintahan SBY menaikan harga BBM. Pernyataan itu ditanggapi oleh Ketua DPP PDIP, Said Abdullah. Menurutnya, kondisi pada 2012 lalu dengan 10 tahun kemudian sangat berbeda. 

"Kondisinya kan berbeda. Kondisi hari ini dunia, kita sadar nggak sih kalau ini persoalan geopolitik. Arab Saudi lagi menikmati, para eksportir minyak lagi menikmati profit, dia tidak mau nambah alokasi ke pasar, tidak nyiram pasar ya naik terus lah (harga minyak). Sehingga jangan kemudian kondisi 10 tahun lalu disamakan dengan kondisi sekarang,” kata Said di Kompleks Parlemen Senayan, pada Selasa kemarin. 

Menurut Said, 10 tahun lalu tidak ada pandemik yang menyebabkan krisis ekonomi. Selain itu tidak ada krisis dunia yang dipicu peperangan Rusia dengan Ukraina. 

"Sekarang kan beda, pandemik, minyak hancur sehancur-hancurnya. Tingkat permintaan tinggi, tiba-tiba ada perang, padahal rantai pasok global belum sempurna. Goyang semua negara," ujarnya lagi. 

Pemerintah akhirnya mencabut subsidi BBM pada 3 September 2022 lalu. Akibatnya, harga BBM kembali naik.

Pertalite yang semula per liter Rp7.650 lalu naik menjadi Rp10 ribu per liter. Solar subsidi dari Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter, dan Pertamax dari Rp12.500 per liter menjadi Rp14.500 per liter.

Baca Juga: Detik-Detik PKS Walkout dari Paripurna DPR, Dibiarkan Puan Maharani

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya