'Pulang Kampung' ke Polri, Novel Lihat Peluang Bisa Tugas Lagi di KPK

Novel menilai tawaran Polri hapus stigma radikal

Jakarta, IDN Times - Mantan penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, mengakui menerima tawaran kembali ke institusi kepolisian adalah pilihan sulit. Sebab, dulu ia memilih pensiun dini dari Polri dan menjadi penyidik penuh bagi komisi antirasuah. Namun, kini ia kembali 'pulang kampung' karena dipecat lantaran tak lulus Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) yang kontroversial itu. 

Dengan ia menerima tawaran dari Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo sebagai aparatur sipil negara (ASN) Polri, hal tersebut sekaligus memperbaiki nama baiknya yang kerap dianggap sosok yang radikal dan tidak cinta terhadap negara.

"Ketika kami diberhentikan, di SK (Surat Keputusan) nya pun seolah-olah membuat stigma, dan jelas di situ bisa dibaca bahwa kami seolah-olah adalah orang yang radikal dan tidak Pancasilais," ujar Novel ketika berbicara dengan jurnalis senior Karni Ilyas dan tayang di YouTube, Rabu, 8 Desember 2021. 

Ia membantah adanya stigma radikal yang kerap dilabeli sebagian pihak. Novel beranggapan justru ia adalah abdi negara yang menangkap para koruptor yang notabene merupakan pengkhianat bangsa. 

"Pimpinan KPK Alexander Marwata bahkan mengatakan bahwa kami labelnya sudah merah dan tidak bisa dibina. Bisa Anda bayangkan dampaknya bagi keluarga dan anak-anak kami," tutur Novel. 

Tawaran dari Kapolri Sigit itu seolah menjadi bukti nyata bahwa TWK yang dilakukan KPK di bawah kepemimpinan Komjen (Purn) Firli Bahuri memang bermasalah. Sebab, sebanyak 44 orang yang dipecat komisi antirasuah, diterima di institusi kepolisian. 

Apakah sudah diketahui apa tugas Novel nanti di kepolisian? Apakah ada peluang Novel bisa kembali ditugaskan ke KPK?

1. Novel dan eks pegawai KPK akan ditugaskan di bagian pencegahan korupsi

'Pulang Kampung' ke Polri, Novel Lihat Peluang Bisa Tugas Lagi di KPKANTARA FOTO/Hafidz Mubarak

Novel mengatakan ia dan koleganya diterima di kepolisian usai melalui seleksi yang diberlakukan di Polri. Ia mendengar penjelasan dari Kapolri bahwa puluhan eks pegawai komisi antirasuah bakal ditempatkan di tim pencegahan korupsi. 

"Pak Kapolri juga menyampaikan bahwa kami akan fokus atau konsentrasi untuk pencegahan dana COVID-19, dana bansos, dan dana penyelamatan ekonomi nasional (PEN). Kami memandang hal ini positif," kata pria yang dulu pernah menjadi kapolsek di Bengkulu itu. 

Novel pun melihat ada peluang ketika bekerja di kepolisian, maka bisa kembali ditugaskan ke komisi antirasuah. Hal itu dimungkinkan karena status Novel kini sudah menjadi ASN Polri. 

"Ketika suatu saat pimpinan KPK nya sudah ada yang sungguh-sungguh untuk memberantas korupsi, tentu kami akan melihat peluang kami untuk ke KPK karena sama-sama ASN," tutur dia. 

Baca Juga: MAKI Ajak Firli Hadiri Pelantikan Eks Pegawai KPK Jadi ASN Polri

2. Novel ikut tantang Luhut dan Erick agar PT GSI bersedia diaudit terkait dugaan tes swab PCR

'Pulang Kampung' ke Polri, Novel Lihat Peluang Bisa Tugas Lagi di KPKLini masa harga tes COVID-19 di Indonesia sejak awal pandemik COVID-19 hingga 2021 (IDN Times/Aditya Pratama)

Novel juga mengakui ia tergabung dalam Kaukus Masyarakat Sipil untuk Demokrasi dan Keadilan Sosial. Salah satunya yang sempat menuai perhatian publik yakni ketika sejumlah individu di dalamnya menjawab tantangan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Pandjaitan, untuk melakukan audit terhadap PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI). Perusahaan tersebut memiliki lima laboratorium di sejumlah wilayah untuk melakukan tes swab PCR. 

Luhut dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, ikut menanam saham di perusahaan tersebut. Padahal, keduanya merupakan pejabat publik. Bahkan, Luhut saat ini masih menjabat sebagai komandan penanganan pandemik COVID-19 area Jawa dan Bali. 

Novel dan sejumlah koleganya mencium adanya dugaan korupsi dalam pelaksanaan tes swab PCR. Salah satu indikasinya adalah lonjakan harga yang tinggi. 

"Dugaan praktik korupsi di sini sangat besar. Mulai dari adanya dugaan monopoli dan dugaan kedua, adanya sejumlah pihak yang mengambil keuntungan begitu besar (dari tes swab PCR)," kata dia. 

Novel mengatakan harga pokok produksi tes swab PCR tidak sampai Rp200 ribu. Namun, harga layanan yang diberikan ke masyarakat pernah melambung hingga Rp2 jutaan.

Novel menjelaskan untuk melakukan tes swab PCR sesungguhnya hanya membutuhkan waktu tiga hari. Tetapi pada praktiknya, hasil tes baru diperoleh setelah dua atau tigga hari. 

"Ini kan adalah Hak Asasi Manusia (tes swab PCR) karena semua orang ingin mendapatkan kepastian penyakit dan selamat (dari COVID-19)," tutur Novel. 

3. Novel dan 43 eks pegawai KPK dilantik menjadi ASN Polri pada hari ini

'Pulang Kampung' ke Polri, Novel Lihat Peluang Bisa Tugas Lagi di KPKMantan penyidik KPK Novel Baswedan (tengah) bersama sejumlah mantan pegawai KPK memberikan keterangan kepada wartawan usai mengikuti Sosialisasi Pengangkatan, Orientasi dan Pelatihan PNS Tahun 2021 di Gedung Transnational Crime Center (TNCC) Mabes Polri, Jakarta, Senin (6/12/2021). (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

Sebelumnya, eks penyidik senior Novel Baswedan dan 43 eks pegawai KPK resmi dilantik menjadi ASN Polri pada Kamis (9/12/2021). Proses pelantikan dilakukan bersamaan dengan Hari Antikorupsi Sedunia.

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Rusdi Hartono mengatakan, pelantikan mantan penyidik KPK, Novel Baswedan, dan koleganya akan dilaksanakan di Gedung Rupatama, Mabes Polri, Jakarta Selatan, sekitar pukul 13.00 WIB. 

“Benar, upacara di Gedung Rupatama, Mabes Polri,” ujar Rusdi saat dikonfirmasi.

https://www.youtube.com/embed/hf-qy7y4XVg

Baca Juga: Ini Daftar 13 Eks Pegawai KPK Gagal TWK yang Tak Jadi ASN Polri

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya