Raja Malaysia Rela Gajinya Dipotong Demi Mengurangi Krisis Ekonomi

Sultan Muhammad V bersedia gajinya dipotong 10 persen

Jakarta, IDN Times - Perekonomian Malaysia saat ini memang tengah seret. Gimana enggak, berdasarkan penghitungan pemerintahan Mahathir Mohammad, Negeri Jiran disebut menanggung utang sebanyak 1 triliun Ringgit atau setara US$ 250 miliar. Banyak banget ya? Menurut pemerintahan baru, utang menumpuk itu disebabkan salah kelola keuangan negara oleh pemerintahan mantan Perdana Menteri Najib Tun Razak. Najib dituding telah mencuri uang negara dalam jumlah besar saat masih menjabat sebagai orang nomor satu di sana. 

Fakta ini kemudian mendorong sebagian warga Malaysia berbondong-bondong untuk menyumbangkan uangnya dan membantu pemerintah. Ternyata, hal serupa juga diikuti oleh Raja Malaysia, Sultan Mahmud V. Menurut seorang pejabat Kerajaan Sultan bersedia gajinya dipotong sebanyak 10 persen. 

Sampai kapan ia mau membiarkan gajinya dipotong? 

1. Raja bersedia dipotong gajinya hingga akhir masa kepemimpinan

Raja Malaysia Rela Gajinya Dipotong Demi Mengurangi Krisis EkonomiThe Star Malaysia

Dikutip dari kantor berita AFP pada Selasa (12/6), Sultan Mahmud V bersedia dipotong gajinya sebanyak 10 persen. Istana Kerajaan pada Senin kemarin mengonfirmasi Sultan Mahmud V memotong gajinya hingga akhir kepemimpinannya pada tahun 2021 mendatang. Namun, Istana Kerajaan gak menyebut berapa gaji yang ia peroleh selama bertahta setiap bulannya.

"Yang Mulia tersentuh dan menghargai upaya yang dilakukan oleh warga Malaysia yang telah menyumbangkan dananya ke Tabungan Harapan," ujar pejabat Istana Kerajaan, Wan Ahmad Dahlan Haji Ab Aziz pada Senin kemarin seperti dikutip dari harian Straits Times.

Tabungan Harapan yang dimaksud adalah sebuah program yang dibentuk oleh pemerintahan dari koalisi Pakatan Harapan pada 30 Mei lalu. Warga Malaysia bisa menyumbangkan dananya melalui program tersebut untuk mengurangi beban utang negara. Tercatat hingga hari Selasa kemarin, sudah terkumpul dana sebesar 56 juta Ringgit Malaysia atau setara Rp 194 miliar.

2. Raja Malaysia gak akan menggelar Open House saat Idul Fitri

Raja Malaysia Rela Gajinya Dipotong Demi Mengurangi Krisis EkonomiANTARA FOTO/Wahyu Putro A.

Selain bersedia memotong gajinya sebanyak 10 persen, Sultan Mahmud V juga gak akan menggelar Open House pada perayaan hari Idul Fitri tahun ini. Menurut Istana Kerajaan, Raja berusia 48 tahun itu menilai daripada menghamburkan uang untuk menggelar Open House, lebih baik dananya disalurkan kepada mereka yang membutuhkan.

Malaysia memang merupakan negara Kerajaan yang menjunjung monarki konstitusional. Kendati begitu, mereka secara bergiliran mengganti rajanya dari tiap 9 negara bagian setiap lima tahun sekali.

3. PM Mahathir meminta pinjaman lunak ke Jepang

Raja Malaysia Rela Gajinya Dipotong Demi Mengurangi Krisis EkonomiKantor Berita Bernama

Utang yang terus menggunung, tetapi di satu sisi Malaysia harus terus melakukan pembangunan. Maka, PM Mahathir Mohammad pun memutar otak mencari dana tambahan dan melakukan penghematan di waktu yang bersamaan. Gimana caranya? Pertama, Mahathir berencana membatalkan proyek kereta cepat yang menghubungkan Malaysia ke Singapura. Harian Singapura The Straits Times edisi 28 Mei lalu menulis proyek itu akan menelan dana sekitar 110 miliar Ringgit Malaysia.

"Dan proyek itu gak akan memberikan kita pemasukan sedikit pun. Jadi (proyek itu) akan dibatalkan," ujar Mahathir dalam sebuah wawancara dengan harian Financial Times.

Tetapi, prosesnya gak akan berlangsung cepat. Sebab, dalam kesepakatan proyek itu, akan ada penalti yang harus ditanggung oleh Negeri Jiran. Mahathir saat ini sedang mencari tahu bagaimana cara mengurangi biaya tersebut.

Kepada media, pemimpin berusia 92 tahun itu mengaku belum melihat dokumen kesepakatannya secara tertulis. Tetapi, ia diberi tahu kompensasi yang harus dibayar kalau memilih mundur dari proyek mencapai 500 juta.

"Tapi, saya belum tahu pasti apakah itu dalam mata uang Ringgit atau dollar," kata dia.

Cara kedua, dengan meminta pinjaman lunak ke Jepang. Dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri Jepang, Mahathir menyampaikan penawaran kepada PM Shinzo Abe agar Jepang bersedia memberikan mereka pinjaman lunak. Kalau pinjaman itu dipenuhi, rencananya akan digunakan untuk membayarkan pinjaman yang harus dikembalikan dengan bunga tinggi.

Dikutip dari laman The Star edisi hari ini, Mahathir mengatakan Jepang pernah memberikan Malaysia pinjaman lunak dengan bunga 0,7 persen ketika dia masih menjabat sebagai PM tahun 1980an lalu.

"Tapi, ketika itu, perekonomian dan keuangan Jepang masih sangat kuat," kata Mahathir.

Sebagai imbalannya, Jepang bisa mendirikan kampus sebagai cabang dari kampus utamanya di Negeri Sakura. PM Abe berjanji akan mempelajari proposal dari Malaysia.

Topik:

Berita Terkini Lainnya