Raja dan Ratu Belanda Batalkan Kunjungan ke Palangkaraya, Kenapa? 

Raja dan Ratu Belanda tidak ingin mengganggu suasana duka

Jakarta, IDN Times - Pasangan Kerajaan Belanda membatalkan rencana kunjungan mereka ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Semula, Raja Willem Alexander dan Ratu Maxima Zorreguieta akan berkunjung kota tersebut di hari terakhir. Namun, rencana itu batal usai terjadi kecelakaan tabrakan antara kapal cepat yang ditumpangi tim survei Paspamres dengan long boat milik staf Taman Nasional Sebangau. Akibat kecelakaan itu menewaskan tujuh orang, termasuk Dandim 1011/Kuala Kapuas, Letkol Kav Bambang Kristianto Bawono. 

Informasi yang diperoleh IDN Times, pasangan Kerajaan Belanda itu tidak ingin merusak suasana duka yang masih dirasakan oleh warga setempat. Batalnya Raja dan Ratu Belanda ke Palangkaraya disampaikan oleh Gubernur Kalimantan Tengah, Sugianto Sabran. 

"Rencana kunjungan Raja dan Ratu Belanda ke Kalteng dibatalkan karena kita sedang berduka dengan meninggalnya para abdi negara," ungkap Sugianto seperti dikutip dari kantor berita Antara pada Rabu (11/3). 

Lalu, bagaimana dengan rencana kunjungan ke dua destinasi lainnya yakni Yogyakarta dan Danau Toba?

1. Batalnya kunjungan ke Kalteng sudah dibahas oleh Menteri KLHK dan Menlu

Raja dan Ratu Belanda Batalkan Kunjungan ke Palangkaraya, Kenapa? (Raja Belanda Willem Alexander menyapa Menlu Retno Marsudi dengan salam namaste) ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Menurut Sabran, batalnya rencanya kunjungan Raja dan Ratu Belanda ke Palangkaraya sudah dibahas dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutananan, Siti Nurbaya Bakar ketika melayat ke rumah petugas Taman Nasional Sebangau yang turut menjadi korban tewasnya insiden pada Senin (9/3) lalu. Sabran juga sudah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri mengenai batalnya rencana tersebut. 

Ia mengaku tidak ingin mencari tahu pihak mana yang membatalkan, sebab, kondisi saat ini di Palangkaraya tengah berduka. 

"Kami yang menyampaikan ke sana bahwa kondisinya sedang berduka. Jangan cari pihak mana yang membatalkan, bahwa keadaannya sedang berduka dan sudah terjadi," tutur dia lagi. 

Ia berharap kunjungan pasangan Kerajaan Belanda itu ke Kalteng bisa dijadwalkan ulang di waktu mendatang. Raja Belanda, Willem Alexander sudah menyampaikan rasa duka mendalam akibat insiden di perairan Sungai Sebangau tersebut. Dua warga Belanda yang ikut dalam tim survei kunjungan Raja dan Ratu masih ikut terluka. Mereka masih dirawat di rumah sakit. 

Baca Juga: Belanda Turut Berduka atas Kecelakaan Kapal Cepat di Palangkaraya

2. Raja dan Ratu Belanda tetap dijadwalkan berkunjung ke Yogyakarta dan Danau Toba

Raja dan Ratu Belanda Batalkan Kunjungan ke Palangkaraya, Kenapa? (Raja Willem Alexander dan Ratu Maxima ketika berkunjung taman makam Menteng Pulo) ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Berdasarkan informasi yang diperoleh IDN Times, Raja dan Ratu Belanda tetap berkunjung ke dua destinasi lainnya yakni Yogyakarta dan Danau Toba. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi terlihat mendampingi kunjungan Raja dan Ratu ke Universitas Gadjah Mada. 

Setelah itu, keduanya diterima oleh Sri Sultan Hamengkubowono X di Keraton Yogyakarta. Pasangan keluarga kerajaan itu sempat berbincang di Gedong Jane. Salah satu yang dibahas yakni mengenai nostalgia kunjungan Raja Willem ketika menjejakan kaki ke keraton 15 tahun lalu. Saat itu, status Willem masih sebagai putera mahkota. 

"Ya hanya (bicara) kenangan saja. Dulu beliau (Raja Willem Alexander) pernah ikut ibunya pada waktu ke sini (Keraton Yogyakarta). (Waktu kunjungan) Ratu Beatrix itu kan Pangeran Willem ikut. Jadi, sekarang posisinya beda, beliau datang ke sini sebagai Raja," ungkap Sri Sultan. 

Sri Sultan juga menjelaskan kendati Willem ketika itu masih berstatus sebagai putera mahkota, namun ia sudah melakukan tur sendiri ke Kalimantan dan Danau Toba. 

"Itu kan meneruskan perjalanan kakek dan orang tuanya sendiri," tutur dia lagi. 

3. Raja Willem meminta maaf atas tindak kekerasan yang dilakukan saat menjajah Indonesia

Raja dan Ratu Belanda Batalkan Kunjungan ke Palangkaraya, Kenapa? ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Sebelumnya, ketika bertemu dengan Presiden Joko "Jokowi" Widodo , Raja Willem menyampaikan secara terbuka ke publik permintaan maaf atas tindak kekerasan yang pernah dilakukan oleh negaranya ketika menjajah Indonesia selama 3,5 abad. Willem mengatakan penjajahan yang pernah dilakukan oleh Belanda di Indonesia ketika itu membuatnya menyesal. 

"Di tahun-tahun setelah diumumkannya Proklamasi, terjadi sebuah perpisahan yang menyakitkan dan mengakibatkan banyak korban jiwa. Selaras dengan pernyataan pemerintahan saya sebelumnya, saya ingin menyampaikan penyesalan saya dan permohonan maaf untuk kekerasan yang berlebihan dari pihak Belanda di tahun-tahun tersebut," kata Willem di Istana Kepresidenan Bogor, pada Selasa kemarin. 

Ia pun menyadari penjajahan yang pernah dilakukan oleh Belanda masih berdampak pada rakyat Indonesia sampai sekarang. Terutama bagi keluarga korban penjajahan.

"Saya melakukan ini dengan kesadaran penuh bahwa rasa sakit dan kesedihan keluarga-keluarga yang terdampak masih dirasakan sampai saat ini," ujarnya.

Baca Juga: [FOTO] Gemasnya! Cucu Jokowi Ikut Foto Bareng Raja dan Ratu Belanda

Topik:

Berita Terkini Lainnya