Ratusan Keluarga Korban Lion Air JT 610 Telah Diterbangkan ke Jakarta

Sejauh ini sudah ada 24 kantong jenazah dibawa ke RS Polri

Jakarta, IDN Times - Sebanyak 166 keluarga penumpang Lion Air JT 610 telah diterbangkan ke Jakarta dari Pangkalpinang, Bangka Belitung. Mereka tiba di ibukota pada Selasa dini hari (30/10). 

Keberadaan mereka untuk membantu mengidentifikasi korban yang ditemukan oleh tim Basarnas di perairan Tanjung Karawang. 

"Sehubungan dengan penanganan penerbangan JT 610, bahwa Lion Air telah menerbangkan keluarga penumpang JT 610 yang terdiri 166 orang dari Pangkalpinang, Bangka serta tiga orang dari Medan, Sumatera Utara," ujar Corporate Communications Strategic Lion Air, Danang Mandala Prihantoro pada Selasa (30/10) melalui keterangan tertulis dan dikutip dari Antara

Sejauh ini, Lion Air telah menempatkan keluarga korban di hotel di area Cawang, Jakarta Timur. Alasannya, agar mereka dekat dengan posko Crisis Center yang ada di area Halim Perdanakusuma. 

Lalu, sudah berapa banyak jenazah yang ditemukan dari perairan Tanjung Karawang?

1. 24 kantong jenazah sudah tiba di RS Polri Kramat Jati

Ratusan Keluarga Korban Lion Air JT 610 Telah Diterbangkan ke JakartaANTARA FOTO/Reno Esnir

Dari pantauan di lokasi, sejauh ini sudah ada total 24 kantong jenazah yang dibawa ke RS Polri Kramat Jati hingga Senin malam kemarin. Dua kantong jenazah yang terakhir dibawa oleh satu unit mobil ambulans dari Badan Amfil Zakat, Infaq dan Sadaqoh (Bazis) sekitar pukul 22:26 WIB. 

Dua kantong jenazah itu kemudian ditumpuk oleh petugas, karena terlihat setiap kantongnya tipis. Diduga isi dari kantong jenazah merupakan serpihan-serpihan. 

Jumlah kantong jenazah yang akan tiba di RS Polri Kramat Jati kemungkinan akan bertambah, karena proses evakuasi dilakukan selama 24 jam. 

Baca Juga: Curhatan Terakhir Alfiani, Pramugari Lion Air JT 610: Mengeluh Capek

2. Menhub mengatakan pesawat tidak meledak di udara

Ratusan Keluarga Korban Lion Air JT 610 Telah Diterbangkan ke JakartaANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

Sementara, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, pesawat tidak meledak udara sebelum akhirnya jatuh di perairan di Tanjung Karawang, Jawa Barat. Berdasarkan keterangan dari para saksi mata, pesawat dengan nomor penerbangan JT 610 itu turun dari ketinggian dan masuk ke laut. 

"Tampaknya tidak meledak, karena ada beberapa saksi (mengatakan) tidak mendengar ledakan, tetapi melihat pesawat ini turun dari ketinggian dan sampai ke laut," ujar Budi memberikan keterangan pers di Pusat Krisis Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang pada Senin (29/10). 

Namun, ia mengaku belum mengetahui penyebab pesawat yang memiliki 800 jam terbang tersebut jatuh. Ia meminta publik memberikannya waktu untuk mengklarifikasi penyebab jatuhnya pesawat. 

3. Pesawat jatuh ke laut dengan kecepatan tinggi

Ratusan Keluarga Korban Lion Air JT 610 Telah Diterbangkan ke JakartaANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono, juga memiliki pendapat serupa. Menurut Soerjanto, kalau pesawat meledak dulu sebelum jatuh ke laut, maka sebaran serpihan mencapai jarak ratusan kilometer. 

"Kalau ini cuma di titik itu saja," kata Soerjanto ketika memberikan keterangan pers kemarin. 

Berdasarkan temuan pada puing pesawat, diduga pesawat jenis Boeing 737 MAX 8 itu jatuh dan berbenturan dengan permukaan laut. Ia juga memperkirakan pesawat jatuh ketika masih dalam kecepatan cukup tinggi. Menurut dia, pilot sempat meminta return to base (RTB) di Bandara Soekarno-Hatta ketika pesawat tengah melaju dengan kecepatan 340 knot atau setara 629,68 kilometer per jam. 

Tapi, bisa saja data tersebut keliru. 

"Kalau posisi pesawat semuanya dalam posisi terbangnya benar, data dikirim benar. Kalau pesawat miring begini saja ngaco (salah) datanya. Jadi yang ada sekitar 340 knot," ujar Soerjanto. 

Baca Juga: Singapura Kirim Bantuan Peralatan untuk Pencarian Black Box Lion Air

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya