RI Pilih Klorokuin Bagi Pasien COVID-19, WHO Sebut Obat Belum Manjur

Kemenkominfo sempat sebut informasi itu hoaks

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo pada Jumat (20/3) kemarin akhirnya memutuskan untuk menggunakan dua jenis obat berbeda untuk mengobati pasien COVID-19. Obat tersebut adalah klorokuin atau obat anti malaria dan avigan. 

"Klorokuin ini kita telah siapkan 3 juta. Kecepatan ini yang kita ingin sampaikan, kita tidak diam tapi mencari hal-hal, info-info apa yang bisa kita lakukan untuk menyelesaikan COVID-19," ungkap Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor kemarin. 

Namun, yang unik klorokuin sempat diklaim oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) belum terbukti manjur dalam menyembuhkan pasien yang terpapar COVID-19. Kepala perawatan klinis dalam program emergensi WHO, Janet Diaz pernah menyatakan dalam jumpa pers yang digelar pada (20/2) lalu klorokuin atau obat anti malaria belum terbukti ampuh untuk menyembuhkan pasien COVID-19. 

"Untuk obat klorokuin belum ada bukti yang menyebut bahwa itu merupakan perawatan efektif saat ini. Kami merekomendasikan agar metode itu diuji coba secara klinis untuk memperlihatkan kemanjuran dan keamanannya," kata Diaz dalam briefing dengan media ketika itu dari kantor pusat WHO di Jenewa, Swiss. 

Bahkan, Diaz mengatakan hingga saat ini belum ada perawatan yang terbukti efektif untuk memulihkan pasien COVID-19. Kendati begitu, Diaz tidak menampik ada uji coba klinis yang tengah dilakukan di Tiongkok untuk mencari formulasi obat bagi pasien COVID-19. 

Uniknya, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) sempat menyatakan informasi obat anti malaria manjur untuk pasien COVID-19 adalah hoaks. Tetapi, ketika Presiden Jokowi memberikan instruksi obat itu segera didatangkan untuk pasien COVID-19, kementerian yang dipimpin oleh Johny G. Plate itu segera meralat informasinya. 

Lalu, aman kah sesungguhnya mengonsumasi klorokuin bagi pasien COVID-19?

1. Menurut penelitian, klorokuin bisa mempercepat waktu pemulihan bagi pasien COVID-19

RI Pilih Klorokuin Bagi Pasien COVID-19, WHO Sebut Obat Belum Manjurstatnews.com

Menurut penelitian yang dilakukan oleh tim dari National Academy of Sciences, klorokuin mungkin akan efektif dan mempersingkat waktu pemulihan pasien COVID-19. Laman Tech Startups menjelaskan pasien COVID-19 bisa lebih cepat keluar dari rumah sakit. 

Di sisi lain, penelitian dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menunjukkan klorokuin berpotensi sebagai pencegahan terhadap virus corona di laboratorium. CDC juga menyebut klorokuin efektif dalam mengatasi SARS-CoV, tetapi belum tentu efektif untuk SARS-CoV-2.

Tetapi, penelitian yang dilakukan oleh H. Weniger dan dipublikasikan di laman WHO menunjukkan ada sejumlah efek samping mengonsumsi klorokuin yakni mual, muntah, sakit perut, pusing dan sakit kepala. Efek samping ini tergolong ringan dan berlangsung singkat.

Sementara, konsumsi klorokuin dalam dosis sedang atau tinggi (150-750 mg per hari) bisa menimbulkan efek toksik dalam jangka panjang. Racun ini bisa mengendap di hati, ginjal, paru-paru dan limpa, memperburuk kinerja organ serta bisa menyebabkan kematian pada dosis yang terlalu tinggi.

Oleh karena itu, penggunaan klorokuin masih perlu dikaji ulang, baik dari segi efektivitas dalam menangani COVID-19, berapa dosis yang tepat maupun efek samping yang dihasilkan.

Baca Juga: Pemerintah Siapkan untuk Atasi COVID-19, Ini Plus Minus Chloroquine

2. Kemenkominfo sempat menyebut informasi mengenai klorokuin bisa sembuhkan pasien COVID-19 adalah hoaks

RI Pilih Klorokuin Bagi Pasien COVID-19, WHO Sebut Obat Belum Manjur(Ilustrasi hoaks) IDN Times/Sukma Shakti

Uniknya, sebelum Presiden memberikan instruksi agar pemerintah segera menyediakan obat klorokuin, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) sempat mengklaim berita yang menyebut pasien COVID-19 bisa disembuhkan dengan obat anti malaria itu sebagai informasi yang tidak benar. 

Plt Kepala Biro Humas Kemenkominfo, Ferdinandus Setu tak menampik bahwa informasi soal penggunaan obat klorokuin sempat dilabeli hoaks oleh institusi tempatnya bekerja. Namun, ia merujuk ke pernyataan WHO pada (20/2) lalu. 

Tetapi, tak lama kemudian ada terobosan dari dunia medis yang menyebut penggunaan klorokuin fosfat mulai menunjukkan kemanjurannya. Kemenkominfo kemudian merujuk ke tulisan yang dimuat di jurnal J-Stage yang ditulis oleh peneliti di Departemen Farmakologi, Universitas Qingdao, Tiongkok yakni Jianjun Gao, Zhenxue Tian dan Xu Yang. 

Dalam tulisan yang dimuat di jurnal pada (16/3) lalu, disebutkan obat klorokuin fosfat aman digunakan untuk melawan pneumonia COVID-19 dan telah melalui beberapa kali uji klinis di Tiongkok. 

"Namun demikian, dengan adanya informasi terbaru yang dirilis tanggal 16 Maret 2020 bahwa ternyata Klorokuin direkomendasikan untuk menjadi bagian dalam proses penyembuhan COVID-19 dan telah melewati uji klinis terhadap 100 pasien di 10 rumah sakit di China, maka stempel Disinformasi pada tanggal 15 Maret 2020 kami cabut," demikian pernyataan dari Kemenkominfo yang disampaikan Ferdinandus melalui keterangan tertulis pada hari ini. 

3. Indonesia sudah memiliki pabrik untuk memproduksi klorokuin di Bandung

RI Pilih Klorokuin Bagi Pasien COVID-19, WHO Sebut Obat Belum ManjurIlustrasi Corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Berdasarkan informasi yang dihimpun oleh IDN Times, Indonesia sesungguhnya sudah memiliki tempat untuk memproduksi obat klorokuin atau anti malaria. Obat itu diproduksi di pabrik milik Kimia Farma di Jalan Pajajaran, Kota Bandung. 

Tetapi, sejak 2016 lalu, pabrik ekstrak kina itu dipindah ke pabrik Kimia Farma di Banjaran, Kota Bandung. 

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menggandeng universitas dan akademisi untuk bersama-sama mencari obat bagi pasien COVID-19. Inisiatif itu dilakukannya usai mendengar kina asal Jawa Barat memiliki kandungan yang sama dengan klorokuin hasil riset di Tiongkok yang berhasil menyembuhkan 100 pasien. 

"Saya mendengar kabar baik ini kalau bahan untuk obat corona itu ada di Indonesia, tepatnya di Jawa Barat. Saya akan lihat kajiannya sudah sejauh mana," tutur dia lagi. 

Baca Juga: Pemerintah Impor Obat Avigan dan Klorokuin untuk Pasien COVID-19

Topik:

Berita Terkini Lainnya