Rumah Sakit Apung dr. Lie Dharmawan Karam di NTB, Tak Ada Korban Jiwa

Rumah sakit apung bertugas di timur Indonesia sejak 2013 

Jakarta, IDN Times - Rumah sakit apung dr. Lie Dharmawan atau yang kerap disebut Bahenol karam di sekitar Selat Sape, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Rabu, 14 Juni 2021 sekitar pukul 14.00 WIB. Kapal itu karam usai menuntaskan tugasnya memberikan pelayanan medis bagi warga Kupang di Nusa Tenggara Timur (NTT). 

"Kapal sedang dalam pelayaran dari Kupang, NTT menuju Torano, Sumbawa Besar, NTB sekitar Selat Sape. Tiba-tiba kapal mengalami musibah hingga karam," ungkap dr. Lie Dharmawan, pendiri dan pembina Yayasan doctorSHARE seperti dikutip dari keterangan tertulis, Minggu (20/6/2021). 

Saat itu, kapal tengah mengangkut enam anak buah kapal termasuk sang kapten. Beruntung, mereka semua berhasil diselamatkan. 

"Mereka berhasil menyelamatkan diri menggunakan sekoci sebelum akhirnya mendapatkan pertolongan dari kapal penumpang KM Niki Sae arah Surabaya. Puji Tuhan tidak ada korban jiwa," kata dia lagi. 

Hingga saat ini penyebab karamnya kapal masih ditelusuri. Mendengar karamnya rumah sakit apung yang disebut bahenol itu turut membuat warganet merasa sedih. Sebab, sejak beroperasi pada Maret 2013 lalu, rumah sakit apung itu telah membantu memberikan pertolongan medis secara cuma-cuma bagi warga di bagian Indonesia timur. 

Apa langkah dr. Lie selanjutnya? Apakah dalam waktu dekat pengganti bahenol segera berlayar?

1. Lie Dharmawan segera siapkan rumah sakit apung baru agar tetap berikan pelayanan medis

Rumah Sakit Apung dr. Lie Dharmawan Karam di NTB, Tak Ada Korban JiwaRumah sakit apung dr. Lie Dharmawan (www.instagram.com/@doctorshare)

Melalui keterangan tertulisnya, dr. Lie Dharmawan tak menampik karamnya rumah sakit apung akan mempengarui pelayanan medis bagi warga di bagian Indonesia timur dan program dari Yayasan doctorSHARE. Tetapi, ia menegaskan, semangat menjangkau wilayah-wilayah pelosok di Tanah Air tidak akan pernah padam. 

"Secara manusiawi kita tentunya sangat sedih. Tetapi, saya pastikan semangat doctorSHARE untuk membantu orang-orang kecil tetap menggebu-gebu," ujar dr. Lie. 

Ia mengatakan, dalam waktu dekat akan ada kapal rumah sakit apung kedua yang tengah disiapkan. "Kami akan bangkit dan kembali berlayar dengan bahenol yang baru," tutur dia lagi. 

Di dalam kapal bahenol, para karyawan dan relawan bisa memberikan pelayanan medis dasar dan lanjut kepada warga yang tidak mampu di wilayah timur Indonesia. Termasuk melakukan tindakan bedah mayor dan minor. Di kapal tersebut dilengkapi fasilitas EKG, USG, laboratorium, kamar operasi, ruang resusitasi dan ruang pemeriksaan pasien. 

Baca Juga: Tak Kunjung Ditemukan, Pencarian Korban Kapal Karam di Bali Dihentikan

2. Rumah sakit apung bahenol dibuat dari kapal barang bekas yang sudah dimodifikasi

Rumah Sakit Apung dr. Lie Dharmawan Karam di NTB, Tak Ada Korban JiwaPendiri dan pembina Yayasan doctorSHARE, dr. Lie Darmawan (www.instagram.com/@doctorshare)

Dokter Lie mengisahkan awal mula membuat rumah sakit apung karena melihat warga di bagian Indonesia timur yang masih kesulitan mengakses pelayanan medis. Akhirnya tercetus ide untuk membuat rumah sakit apung. Tetapi, karena keterbatasan dana, Yayasan doctorSHARE membeli kapal nelayan bekas yang kemudian direnovasi agar bisa memberikan pelayanan medis yang layak. 

"Ukuran kapalnya 23,5 meter X 6,5 meter. Kami rombak kapal itu secara perlahan selama beberapa tahun sehingga akhirnya berubah dan berfungsi seperti rumah sakit. Di dalamnya ada laboratorium, ada kamar bedah, ruang perawatan," kata dr. Lie. 

Selama belasan tahun beroperasi, rumah sakit apung telah memberikan pelayanan medis ke hampir 200 ribu warga. Selain itu, ribuan tindakan pembedahan juga sudah dilakukan di atas kapal. 

"Telah banyak juga ibu-ibu yang bersalin di atas kapal baik yang bersalin secara natural atau dengan bantuan operasi sesar," tutur dia lagi. 

Ia memastikan, meski kapal bahenol telah karam tetapi visi yayasan yang dibangun oleh dr. Lie tidak patah arang dalam memberikan pelayanan medis bagi warga di wilayah terluar. Lie pun mengucapkan terima kasih kepada kapal bahenol yang telah mendampingi misi kemanusiaan selama belasan tahun. 

"Bye-bye bahenol. Terima kasih kamu telah setia menemani kami memberikan bantuan kepada warga. Beristirahatlah di tempatmu yang telah ditentukan oleh Tuhan," kata dr. Lie dengan mata berkaca-kaca. 

3. Dokter Lie Dharmawan membuka donasi untuk membangun rumah sakit apung yang baru

Rumah Sakit Apung dr. Lie Dharmawan Karam di NTB, Tak Ada Korban JiwaRumah sakit apung dr. Lie Dharmawan atau disebut bahenol (www.instagram.com/@doctorshare)

Untuk menggantikan kapal bahenol, saat ini dr. Lie sedang membuka donasi publik untuk segera membangun rumah sakit apung yang baru. Ajakan berdonasi ini disambut positif oleh warganet di media sosial. 

"Mari sama-sama bantu untuk tarik layar," tulis pemilik akun @lindayani28 pada Sabtu kemarin. 

"Siap membantu, semoga secepatnya bisa terwujud RSA kedua," kata pemilik akun @tedymulya. 

Ada juga yang mengusulkan agar kapal perang milik TNI AL yang sudah purna tugas bisa ikut didonasikan untuk kepentingan rumah sakit apung yang baru. "KRI meski sudah purna tugas saya yakin masih bagus untuk dioperasionalkan dengan tugas menjaga negeri dalam bentuk lain," tulis pemilik akun @duyung_trawas_farm

Selama ini, rumah sakit apung dr. Lie Dharmawan membawa 2 karyawan tetap dan sekitar 18 relawan. 

Baca Juga: dr. Lie Dharmawan: Berlayar ke Pelosok Negeri dengan Rumah Sakit Apung

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya