Sahroni Ungkap Alasan Borong Tiket Formula E Rp1,2 Miliar

Ada nuansa politis di balik absennya BUMN sebagai sponsor?

Jakarta, IDN Times - Ketua Komite Panitia Pelaksana Formula E Jakarta, Ahmad Sahroni, mengakui memborong 640 tiket balapan mobil listrik itu. Total nilai dari 640 tiket itu mencapai Rp1,2 miliar. Ia mengatakan ratusan tiket itu dibagikan untuk tim yang sudah bekerja dengannya sejak lama. 

"Saya beli tiket around Rp1,2 miliar. Kenapa? Saya punya tim saja. Itu tim sendiri dari zaman 2013 lalu. Jumlah (tim) ada 640. Bayangin 640 orang itu, gue beliin semua," ungkap Sahroni di Sirkuit Formula E, Ancol, Jakarta Utara, Jumat, 3 Juni 2022. 

Namun, ia membantah, ratusan tiket itu sengaja diborong dan dibagikan ke timnya agar bangku penonton di Sirkuit Formula E terlihat penuh. Ia mengklaim sengaja memborong tiket dengan duitnya sendiri, sebagai bentuk rasa peduli terhadap gelaran ajang balap mobil listrik bertaraf internasional itu. 

"Ini adalah bagian dari kepedulian. Toh, ini bukan dibuat (untuk) dianggap sponsor, tapi bagian dari tanggung jawab karena ikut memberikan kebanggaan untuk Indonesia," ujar politikus Partai NasDem itu. 

Ia menyebut nilai uang Rp1,2 miliar tergolong kecil bila dibandingkan dengan tanggung jawab untuk mengharumkan nama Indonesia di dunia internasional. "Jadi, nilai Rp1,2 miliar adalah bagian dari ikut serta gue sebagai penanggung jawab, dan ikut membanggakan Indonesia," tutur dia. 

Acara balap mobil listrik Formula E dimulai pada Sabtu (4/6/2022). Panitia memutuskan tetap menggelar acara itu meski tanpa dukungan dari sejumlah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai sponsor.

Di sisi lain, Presiden Joko "Jokowi" Widodo sudah mengonfirmasi hadir pada ajang balap mobil listrik itu. Sejumlah menteri, termasuk Menteri BUMN Erick Thohir juga ikut mengonfirmasi untuk hadir.

Lalu, apa alasan sejumlah perusahaan BUMN tak bersedia menjadi sponsor untuk balap Formula E?

1. Kementerian BUMN bantah larang sejumlah perusahaan untuk jadi sponsor di ajang Formula E

Sahroni Ungkap Alasan Borong Tiket Formula E Rp1,2 MiliarStafsus Menteri BUMN Arya Sinulingga memberikan keterangan pers. (IDN Times/Indiana Malia)

Kementerian BUMN akhirnya angkat bicara soal absennya sejumlah perusahaan pelat merah menjadi sponsor di ajang internasional Formula E. Staf Khusus Bidang Komunikasi Menteri BUMN, Arya Sinulingga, membantah kabar yang menyebut kementeriannya telah menghambat kerja sama dukungan sponsor antara perusahaan pelat merah dan penyelenggara Formula E.

Arya menyesalkan pernyataan beberapa pihak yang menilai BUMN tidak mendukung kegiatan balap mobil listrik internasional ini.

"Pernyataan itu tidak benar karena tak ada kebijakan menghambat sponsorship bagi event yang dimaksud. Bahkan, PT Indosat Tbk (Indosat Ooredoo Hutchison), yang sebagian sahamnya turut dimiliki BUMN, telah menjadi salah satu perusahaan yang mendukung acara tersebut," ujar Arya di Jakarta, Jumat, 3 Juni 2022.

Meski demikian, ia mengakui perusahaan pelat merah memang tidak terlibat dalam penyelenggaraan Formula E. Salah satu alasannya, karena proposal dari pihak panitia baru diterima satu bulan sebelum acara digelar.

Waktu yang pendek ini, kata Arya, menjadi salah satu penyebab BUMN tidak menjadi sponsor perhelatan balap mobil listrik tersebut. BUMN, kata dia, biasanya membutuhkan waktu minimal tiga bulan untuk memproses proposal perhelatan besar atau skala internasional.

"Pada umumnya BUMN menerima proposal event besar berskala nasional dan internasional paling  cepat (minimal) tiga bulan sebelumnya atau bahkan setahun sebelumnya," kata dia.

Pernyataan Arya itu langsung direspons Sahroni. Menurutnya proposal penawaran kerja sama yang telat dimasukan tak bisa dijadikan alasan.

Sahroni berharap BUMN seharusnya lebih aktif mengajukan penawaran tanpa perlu menunggu proposal dari panitia penyelenggara. Apalagi Formula E Jakarta merupakan ajang balapan skala internasional.

"Kalau mau bergabung untuk event dunia kan harusnya lebih masif bertanya! Bukan karena proposal telat kasih," tutur anggota Komisi III DPR RI itu, kemarin.

Baca Juga: Sentil BUMN, Sahroni: Formula E Digelar untuk RI Bukan buat Anies

2. Ahmad Sahroni merasa ajang Formula E dianaktirikan, tak seperti MotoGP di Mandalika

Sahroni Ungkap Alasan Borong Tiket Formula E Rp1,2 MiliarCurhatan panitia Formula E, Ahmad Sahroni di akun Instagramnya soal ketiadaan sponsor dari BUMN. (www.instagram.com/@ahmadsahroni88)

Sebelumnya, Sahroni mengungkapkan kekesalannya lantaran sejumlah perusahaan BUMN ogah menjadi sponsor acara balapan internasional Formula E. Sikap berbeda justru terlihat ketika ajang bergengsi World Superbike dan MotoGP digelar di Mandalika, Nusa Tenggara Barat pada 18 Maret 2022 hingga 20 Maret 2022. 

Bahkan, Pertamina rela menggelontorkan dana senilai 7 juta dolar AS atau setara Rp100 miliar, agar bisa mendapatkan hak penamaan sirkuit menjadi Pertamina Mandalika International Street Circuit. Belum lagi promosi pariwisata di Mandalika yang didukung penuh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Sahroni pun merasa acara Formula E dianaktirikan. "Bisa dibilang saya ini (melalui ajang Formula E) dianaktirikan. Karena BUMN belum memberikan sponsor sampai hari ini," ungkap Sahroni dalam wawancara khusus bersama stasiun berita CNN yang tayang di YouTube, Kamis, 2 Juni 2022. 

Ia mengatakan, ada anak perusahaan dari PT Pertamina yang bersedia memberikan diskon kepada panitia penyelenggara Formula E. Namun, hal itu ditolak Sahroni. Ia memilih membayar penuh produk yang diberikan anak perusahaan BUMN tersebut. 

"Jadi, sama sekali tidak ada sponsor (dari perusahaan BUMN). Kami bayar total 100 persen," kata Sahroni. 

3. Pengamat politik menilai BUMN ogah jadi sponsor karena bakal dongkrak elektabilitas Anies

Sahroni Ungkap Alasan Borong Tiket Formula E Rp1,2 MiliarDokumentasi - Anies Baswedan saat bernegosiasi mengenai Formula E di New York pada 2019. (facebook.com/Anies Baswedan)

Sementara, menurut pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komaruddin, absennya BUMN sebagai sponsor ajang Formula E sudah bisa diduga. Hal itu lantaran sejak awal penyelenggaraan acara tersebut, sudah terasa nuansa politis menjelang Pemilu 2024.  

"Ini kan panggung (politik) bagi Anies (Baswedan) untuk menaikkan elektabilitas jelang Pemilu 2024. Ya, maka tidak akan diberi celah oleh Erick (Menteri BUMN), Sandi (Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif), dan kelompok Istana untuk dongkrak elektabilitas," ujar Ujang saat dihubungi IDN Times melalui telepon, Kamis 2 Juni 2022. Seperti diketahui, baik Erick maupun Sandiaga masuk bursa Pilpres 2024.

Ia menduga, bila perusahaan-perusahaan BUMN itu masuk dan menjadi sponsor, maka sama saja akan membuka ruang bagi Anies untuk meraup elektabilitas lebih. Meskipun bisa saja elektabilitas Anies bakal turun usai resmi menuntaskan masa jabatan sebagai Gubernur DKI Jakarta pada Oktober mendatang. 

Menurut Ujang, lawan-lawan politik Anies tidak akan memberikan celah sedikit pun yang bisa menguntungkan mantan Mendikbud tersebut. Maka, satu-satunya cara yakni dengan menutup peluang bagi Anies agar ia tak maju dalam Pilpres 2024. 

"Makanya, direksi BUMN termasuk direktur utama tidak akan berani, karena tak ada yang memberikan perintah (untuk kasih sponsor)," kata dia. 

Baca Juga: BUMN Ogah Jadi Sponsor Formula E, Pengamat: Ini Panggung Politik Anies

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya