Sambangi Kemenko Polhukam, KSAU Bahas Nasib Jet Tempur KFX/IFX

Indonesia belum bayar patungan jet tempur KFX/IFX

Jakarta, IDN Times - Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU), Marsekal Fadjar Prasetyo, pada Jumat (21/10/2022) mendatangi kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat. Ia didampingi Wakil Menteri Pertahanan, M. Herindra dan Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa. 

Mereka diterima untuk melakukan rapat bersama Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD. Saat ditanya oleh media, Mahfud mengaku tidak ada pembahasan yang menarik dalam rapat yang berlangsung selama satu jam itu. 

"Ya, soal alutsista, tapi gak ada keputusan-keputusan yang menarik," ujar Mahfud, Jumat sore.

Ia mengatakan, belum ada keputusan yang bisa diumumkan ke publik. Sementara, ketika ditanyakan ke Fadjar, ia tak menampik bahwa rapat tersebut turut membahas soal alutsista udara. 

"Pak KSAD gak ada karena ini (membahas) pesawat KFX/IFX. Soal keputusan itu nanti dari Menko ya," kata Fadjar. 

Mengapa jet tempur KFX/IFX menjadi penting untuk dibahas di Kemenko Polhukam?

Baca Juga: Menhan Prabowo Sambangi Pentagon, Bahas soal Pembelian Jet Tempur F15?

1. Indonesia belum bayar tunggakan pembuatan jet tempur KFX/IFX Rp9,6 triliun

Sambangi Kemenko Polhukam, KSAU Bahas Nasib Jet Tempur KFX/IFXPrototipe jet tempur KFX/IFX yang diluncurkan pada 2021. (Tangkapan layar YouTube Military Modeler)

Berdasarkan laporan harian Korea Selatan (Korsel), Yonhap, proyek KFX sangat signifikan bagi Angkatan Udara Korsel. Proyek pembuatan jet tempur ini merupakan patungan antara Indonesia dengan Korsel. Untuk itu, Indonesia membayar 20 persen dana untuk proyek KFX. 

Menurut Defence Acquisition Program Administration (DAPA) Korsel, Indonesia mendapat potongan 100 miliar won atau setara Rp1,2 triliun. Dengan demikian, Indonesia masih harus membayar Rp1,6 triliun.

Pihak Indonesia-Korsel masih terus berdiskusi mengenai pembayaran. Sebab, hingga kini, Indonesia tercatat masih menunggak pembayaran sekitar 800 miliar won atau setara Rp9,6 triliun. 

"Indonesia mungkin kesulitan untuk langsung melunasi pembayaran yang menunggak karena situasi yang sangat sulit, termasuk pandemik COVID-19," kata seorang pejabat DAPA pada November 2021 lalu.

Baca Juga: Menhan Prabowo Sepakat Lanjutkan Proyek Jet Tempur KFX dengan Korsel

2. Prototipe jet tempur KF-X sudah dipamerkan pada April 2021

Sambangi Kemenko Polhukam, KSAU Bahas Nasib Jet Tempur KFX/IFXPrototipe jet tempur KFX/IFX yang diluncurkan pada 2021. (Tangkapan layar YouTube Military Modeler)

Mengutip situs resmi Kementerian Pertahanan RI, proyek pembuatan jet tempur KF-X/IF-X merupakan simbol eratnya hubungan kedua negara. Jet tempur ini rencananya akan menggantikan jet tempur F-4 dan F-5 di Negeri Ginseng.

Korsel sudah memikirkan serius untuk merancang jet tempurnya sendiri sejak 2008 lalu. Meski lambat, tetapi proyek KF-X menunjukkan kemajuan lalu berkembang menjadi program multinasional. Pada Juni 2010, Indonesia memutuskan untuk bergabung dalam program itu. 

Sebagai konsekuensinya, Indonesia harus menanggung 20 persen dari beban biaya yang ada. Data dari Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA) menunjukkan, Indonesia sudah membayar total 272,2 miliar won atau setara Rp2,9 triliun. Tetapi, Indonesia menunggak pembayaran senilai 500 miliar won atau setara Rp6,5 triliun yang jatuh tempo pada Agustus 2020 lalu. 

Lantaran hal itu, muncul kekhawatiran Indonesia tak lagi ikut berpartisipasi dalam proyek tersebut. Namun, kehadiran Prabowo di Korsel pada pekan ini menepis kekhawatiran tersebut.

Jet tempur KF-X sanggup menanggung beban muatan maksimum hingga 7.700 kilogram dan memiliki 10 pods untuk rudal udara ke udara. Jet tempur anyar ini mampu terbang dengan kecepatan 2.200 kph dengan jarak terbang 2.900 km.

Korsel pun telah merampungkan pembuatan jet tempur generasi 4,5 itu dan berencana memamerkan prototipenya pada bulan ini. 

Baca Juga: Jokowi Terkesima Lihat 4 Atraksi Udara Jet Tempur TNI

3. Eks Wamenhan RI sempat sebut proyek jet tempur KF-X minim transfer teknologi

Sambangi Kemenko Polhukam, KSAU Bahas Nasib Jet Tempur KFX/IFXPrototipe jet tempur KFX/IFX yang diluncurkan pada 2021. (Tangkapan layar YouTube Military Modeler)

Soal proyek pembuatan jet tempur KF-X, eks Wakil Menteri Pertahanan, Sakti Wahyu Trenggono, sempat blak-blakan kepada media. Meski tak secara eksplisit, tetapi ia menilai Indonesia tak memperoleh keuntungan yang signifikan dari kerja sama itu. 

"KF-X itu kan pesawat tempur, Indonesia lalu ngirim engineer ke Korea Selatan. Ini saya mempelajari. Kita mesti spending 2 miliar dolar AS, lalu ujungnya kita dapat satu prototipe," kata Trenggono pada 2 Maret 2021. 

Ternyata, kata dia, Indonesia tidak memiliki kepemilikan penuh dari prototipe tersebut. Indonesia hanya mendapat kepemilikan minoritas yakni sekitar 15 persen. 

Sementara, mayoritas kepemilikan berada di tangan Korea Selatan. Trenggono juga menyebut ada sembilan teknologi yang ia klaim tidak diberikan kepada Indonesia.

Padahal, dengan pengiriman insinyur ke Negeri Ginseng, diharapkan Indonesia bisa memperoleh transfer teknologi.

Baca Juga: Uang Muka Sudah Dibayar, Jet Tempur Rafale Pesanan RI Baru Tiba 2026

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya