Satgas COVID-19: BOR di RS DKI Jakarta Sudah Terisi Hingga 66 Persen

Penularan COVID-19 masih didominasi wilayah Jawa-Bali

Jakarta, IDN Times - Satgas Penanganan COVID-19 mengatakan, tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit (BOR) untuk penyakit yang disebabkan oleh virus Sars-CoV-2 di tingkat nasional, per 7 Februari 2022 mencapai 24,77 persen.

Juru Bicara Satgas Wiku Adisasmito mengatakan, angka tersebut menandakan ada beberapa provinsi yang keterisian BOR-nya lebih tinggi dibandingkan BOR nasional. Wiku menyebut, ada empat provinsi yang keterisian tempat tidur rumah sakit untuk perawatan COVID-19 tinggi. 

"Jawa Barat dengan BOR 32 persen, diikuti Banten 39 persen, lalu Bali BOR-nya mencapai 45 persen, serta DKI Jakarta dengan angka keterisian BOR yang bahkan telah mencapai 66 persen," ujar Wiku ketika memberikan keterangan pers dan dikutip dari YouTube BNPB, Rabu (9/2/2022). 

Wiku menambahkan, Pemprov Bali perlu waspada karena terjadi kenaikan tren perawatan di rumah sakit yang lebih cepat dibandingkan provinsi lainnya. Ia menjelaskan, pemerintah menggunakan strategi klasifikasi dari gejala COVID-19 yang dialami oleh warga. 

Pasien yang terinfeksi COVID-19 tanpa gejala dan gejala ringan dapat melakukan isolasi mandiri atau isolasi terpusat. Pemerintah, kata Wiku, tetap memantau warga yang sedang menjalani isoman dengan cara menyediakan layanan telemedisin serta penyediaan obat gratis. 

"Pasien yang tidak memenuhi kriteria untuk isoman, menunjukkan gejala sedang hingga berat, maka dapat dirawat di rumah sakit rujukan," tutur dia. 

Di dalam keterangan pers itu, Wiku berpesan kepada Pemprov Bali, DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat, agar menambah fasilitas untuk isoter dan menambah bed bagi pasien yang terinfeksi COVID-19. 

Lalu, apa komentar Pemprov DKI Jakarta soal adanya kenaikan keterisian BOR ini?

1. Satgas mencatat akumulasi kasus kematian selama Omicron masih tergolong kecil

Satgas COVID-19: BOR di RS DKI Jakarta Sudah Terisi Hingga 66 PersenIlustrasi proses pemakaman dengan protokol COVID-19. (ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha)

Sementara, Satgas menyebut akumulasi angka kematian dalam sepekan terakhir masih tergolong rendah. Angka kematian di minggu terakhir Januari 2022 mencapai 244 jiwa. 

"Angka kematian ini lebih kecil dibandingkan minggu terakhir di gelombang pertama yang tercatat sebesar 2.000 orang. Angka itu juga 24 kali lebih kecil bila dibandingkan setengah puncak gelombang kedua yakni 6.000 orang," ungkap Wiku. 

Meski begitu, ia menambahkan, setiap satu nyawa manusia tetap berharga. Ia percaya bila kasus harian bisa ditekan maka secara otomatis angka kematian juga bisa ditekan hingga di angka 0. 

Baca Juga: Luhut Beri Pesan Keras kepada Orang yang Antivaksin COVID-19

2. Warga yang bepergian dari titik hotspot COVID-19 ke area non-hotspot wajib dites

Satgas COVID-19: BOR di RS DKI Jakarta Sudah Terisi Hingga 66 PersenInformasi berisi keterisian bed rumah sakit untuk COVID-19 pada 8 Februari 2022 (Tangkapan layar YouTube BNPB)

Wiku juga menyebut, saat ini kasus harian COVID-19 tertinggi masih didominasi wilayah Jawa dan Bali. Ia mengatakan, kasus COVID-19 di dua pulau itu, khususnya wilayah aglomerasi seperti Jadebotabek perlu dikendalikan agar tidak meluas ke provinsi lain di Indonesia. 

"Sedikit saja orang yang lolos dari titik hotspot (COVID-19) dapat berkontribusi kenaikan kasus di daerah lain," ujarnya. 

Oleh sebab itu, pemerintah menetapkan aturan bagi masyarakat yang bepergian dari daerah hotspot COVID-19 ke daerah lain wajib melakukan tes swab PCR atau swab antigen. Ia mengatakan, bila warga dinyatakan positif COVID-19, maka wajib menjalani isolasi. 

"Bila hal itu tidak dipatuhi, maka bisa menyebabkan kelompok rentan seperti lansia dan yang memiliki komorbid terinfeksi dan mengalami gejala lebih parah," tutur dia. 

Wiku juga berpesan kepada masyarakat agar bijak dalam memilih laboratorium pemeriksaan agar hasilnya lebih akurat. Ia menambahkan, kewajiban tes ini tidak hanya berlaku antar pulau, tetapi juga antar wilayah di area aglomerasi. 

3. Wagub DKI malah klaim keterisian rumah sakit menurun

Satgas COVID-19: BOR di RS DKI Jakarta Sudah Terisi Hingga 66 PersenWakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria saat memantau pelaksanaan vaksinasi keliling di Kelurahan Cipedak, Jakarta Selatan, Rabu (14/7/2021). (dok. Humas Pemprov DKI Jakarta)

Sementara, data yang dimiliki oleh Pemprov DKI Jakarta justru berbeda dari Satgas penanganan COVID-19. Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria justru menyebut, telah terjadi penurunan BOR rumah sakit di ibu kota, dari semula 63 persen menjadi 60 persen. Penurunan itu, kata dia, terjadi dalam kurun waktu 24 jam. 

“Alhamdulillah (BOR) turun dari 63 persen menjadi 60 persen. Dari tempat tidur yang terpasang 5.913 itu, terpakai 3.554,” ujar Riza di Balai Kota pada Selasa, 8 Februari 2022. 

Ia menambahkan, kenaikan BOR memang perlu diperhatikan secara bersama. Namun demikian, kata dia, dibandingkan pada Juli 2021 lalu, kapasitas tempat tidur pasien COVID-19 di DKI sempat terisi 11.500.

Sementara itu, khusus ICU menurutnya, hingga kini terpakai sekitar 36 persen. Dari 850 ICU yang ada, terpakai 310. Ia menjelaskan, dibandingkan Juni-Juli 2021, kenaikan ini juga dibilang masih jauh.

“Waktu itu ICU mencapai 1.500. Jadi, (sekarang) tidak usah khawatir. Kami akan tingkatkan terus berbagai fasilitas sarana prasarana, rumah sakit, puskesmas kelurahan, puskesmas kecamatan, tempat kesehatan hingga tenaga kesehatan dan obat-obatan di Jakarta,” tuturnya.

Baca Juga: [BREAKING] Luhut: Sejak Omicron Terdeteksi di RI, Sudah 356 Pasien Meninggal

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya