Sebelum Ditangkap, Tuti Tursilawati Sempat Diperkosa di Saudi 

Para pelaku sudah divonis oleh otoritas Saudi

Jakarta, IDN Times - Kisah pekerja migran Indonesia di Arab Saudi, Tuti Tursilawati, begitu kelam. Niatnya semula ingin memperbaiki perekonomian keluarga di Majalengka, Jawa Barat, justru berakhir pilu. 

Dikutip dari laman Serikat Buruh Migran Indonesia, Tuti berangkat ke Saudi pada tahun 2009. Ia bekerja sebagai perawat lansia di kediaman Suud Malhaq al-Utibi di Kota Thaif.

Dari masa kerja 8 bulan ia bekerja di rumah tersebut, Tuti baru menerima gaji dua bulan saja. Tak hanya itu, Tuti juga disebut kerap disiksa majikan bahkan sering mendapat ancaman akan diperkosa. 

Kepada keluarga, almarhumah sempat berkisah, ia membunuh majikannya sebagai bentuk pembelaan diri karena ia akan diperkosa. 

"Peristiwa itu terjadi pada 11 Mei 2010," ujar Ketua Pusat Studi Migrasi Migrant Care, Anis Hidayah dalam laman media sosialnya. 

Pengadilan di Saudi kemudian menjatuhkan hukuman mati kepada Tuti dan keputusan itu berkekuatan hukum tetap tahun 2011. Setelah berupaya mencari pemaafan, otoritas Saudi tetap mengeksekusi Tuti pada Senin (29/10) pukul 09.00 waktu setempat. 

Padahal, sebelum ditangkap oleh otoritas Saudi, Tuti sempat diperkosa oleh 9 pemuda. Lalu, apakah para pelaku pemerkosa juga ikut dihukum?

1. Tuti Tursilawati diperkosa ketika kabur dari rumah majikan

Sebelum Ditangkap, Tuti Tursilawati Sempat Diperkosa di Saudi (Ibunda Tuti Tursilawati ketika berkunjung ke Saudi pada April lalu) Kementerian Luar Negeri

Usai membunuh majikannya, Tuti kabur menuju ke Mekkah. Dia sempat membawa uang milik majikannya senilai 31.500 riyal (setara Rp125,7 juta). Dalam perjalanannya menuju ke Mekkah, nahas Tuti diperkosa oleh 9 pemuda Arab Saudi. Mereka juga mengambil perhiasan dan uang yang dibawa Tuti. 

Lalu, bagaimana nasib 9 pemuda Saudi yang sudah memperkosa Tuti itu?

"Itu anak-anak muda sudah dihukum juga oleh otoritas Saudi. Kasus itu sudah selesai," ujar Direktur Perlindungan WNI Kemenlu, Lalu Muhammad Iqbal ketika memberikan keterangan pers, Selasa (31/10). 

Tuti kemudian ditangkap oleh otoritas Saudi sehari sesudahnya. 

Baca Juga: Tuti Tursilawati Tetap Dieksekusi Saudi Walau Banding Tiga Kali

2. Sebelum dieksekusi, Tuti Tursilawati masih sempat video call dengan ibunda

Sebelum Ditangkap, Tuti Tursilawati Sempat Diperkosa di Saudi (Tuti Tursilawati ketika masih hidup dan bertemu dengan ibunya di Saudi pada April 2018) Kementerian Luar Negeri

Sebelum menghadapi eksekusi mati, TKI asal Majalengka itu sempat dikunjungi oleh keluarganya. Data dari Kemenlu menyebut Tuti sudah dikunjungi oleh ibunya bernama Eti bin Toyib, sebanyak tiga kali. Ibu Tuti datang ke Saudi yakni pada tahun 2012, 2015, dan 2018. 

Iqbal mengatakan, kunjungan terakhir pada 4 April lalu menjadi pertemuan terlama yakni 1,5 jam. 

"Mereka bicara dari hati ke hati. Pada kesempatan itu, Ibu Tuti mendapatkan informasi sebenarnya dari Tuti (mengenai peristiwa yang terjadi)," kata Iqbal.

Bahkan, Tuti sempat melakukan video call dengan ibunya pada 19 Oktober lalu. Dalam pembicaraan melalui telepon itu, Tuti tidak menyampaikan indikasi bahwa dia segera dieksekusi. "Ia hanya menyampaikan kondisinya sehat," katanya lagi. 

Petugas dari KJRI di Jeddah, tutur Iqbal, juga sempat menghubungi Tuti dari balik jeruji pada 28 Oktober lalu. Tuti kembali menegaskan ia dalam kondisi sehat. 

3. Migrant Care menyayangkan kunjungan Menlu Saudi ke Jakarta tidak berpengaruh

Sebelum Ditangkap, Tuti Tursilawati Sempat Diperkosa di Saudi ANTARA FOTO/REUTERS/Murad Sezer

Ketua Pusat Studi Migrasi Migrant Care, Anis Hidayah menyesalkan kunjungan Menlu Saudi, Adel bin Ahmed Al-Jubeir ke Jakarta pada pekan lalu tidak membawa pengaruh apa-apa. Apalagi saat berada di Istana Kepresidenan Bogor, Presiden Joko "Jokowi" Widodo sempat menitipkan nasib WNI yang bermukim di sana. Tapi, toh permintaan itu tidak juga cukup menghentikan proses eksekusi mati terhadap Tuti. 

"Tentu kami berharap usai kedatangan dia, ada perlindungan yang lebih baik bagi WNI, justru kabar duka (TKI dieksekusi mati) itu masih kami terima," kata Anies di kantor Kemenlu. 

Menlu Retno Marsudi pun sempat meminta kepada Menlu Saudi agar ada notifikasi konsuler bagi Indonesia. Hal tersebut juga tidak dipenuhi oleh Saudi. Soal ketiadaan notifikasi itu memang tak hanya untuk warga Indonesia, tapi juga negara lain. 

Direktur Perlindungan WNI, Lalu Muhammad Iqbal membenarkan Retno menyampaikan usulan supaya ada mandatory consullar notification (MCN). Usulan itu, kata Iqbal, lebih kuat dari notifikasi konsuler dan diikat dalam sebuah hubungan bilateral. Namun, lagi-lagi proses itu membutuhkan waktu dan tidak bisa terealisasi dalam waktu cepat.

"Perlu negosiasi di antara kedua negara sampai ada kesepakatan dan perjanjian mandatory consullar notification (MCN)," kata Iqbal. 

4. Migrant Care: Tuti membunuh majikannya karena membela diri

Sebelum Ditangkap, Tuti Tursilawati Sempat Diperkosa di Saudi Ilustrasi (IDN Times/Reza Iqbal Ghafari)

Pengakuan lain yang diungkap oleh Tuti yakni ia membunuh majikannya karena membela diri. Selama bekerja di kediaman majikannya di Thaif, Tuti kerap disiksa secara fisik dan terus diancam akan diperkosa. 

"Padahal, fakta yang sesungguhnya ia membunuh karena membela diri sebab ia akan diperkosa," kata Ketua Pusat Studi Migrasi Migrant Care, Anis Hidayah di akun media sosialnya. 

Menurut Anies, perempuan yang bekerja di luar negeri memang lebih rentan menghadapi tindak kejahatan dibandingkan pria. Oleh sebab itu, ia mengimbau Kementerian Ketenagakerjaan untuk meninjau kembali rencana mereka mengirimkan lagi ribuan TKI ke Saudi. Sebab, negara yang dijuluki Petro Dollar itu belum memiliki instrumen perlindungan bagi pekerja migran. 

Baca Juga: Jokowi Sesalkan Eksekusi Mati Tuti di Arab Saudi Tanpa Notifikasi

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau
  • Yogie Fadila

Berita Terkini Lainnya