Tak Diundang di Acara Puan, Ganjar Pilih Temui Megawati dan Gowes

Ganjar dinilai terlalu percaya diri jadi capres dari PDIP

Jakarta, IDN Times - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tetap terlihat tersenyum meski tak diundang Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani, dalam sesi pengarahan kader. Acara itu digelar pada Sabtu (22/5/2021) di Kota Semarang, Jawa Tengah. 

Konfirmasi soal tak diundangnya Ganjar disampaikan Ketua DPD PDI Perjuangan Bidang Pemenangan Pemilu, Bambang Wuryanto. "Tidak diundang (Ganjar Pranowo), wis kemajon (kelewatan), yen kowe pinter, ojo keminter (bila kamu pintar, jangan sok pintar)," kata Bambang dan dikutip dari kantor berita ANTARA pada Minggu (23/5/2021). 

Dalam pandangan pengamat politik, tak diundangnya Ganjar menjadi pukulan telak. Tetapi, Ganjar memilih pergi ke Jakarta.

Ada beberapa agenda yang ia jalani. Pada Minggu pagi, Ganjar terlihat menggowes sepeda di Jalan Layang Non Tol (JLNT) Casablanka. 

Sehari sebelumnya, Sabtu (22/5/2021), Ganjar menemui Megawati Soekarnoputri di kediamannya di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat. Dalam sebuah video, Ganjar mengaku menyerahkan lukisan Mega karya pelukis Gregorius Djoko Susilo. 

Lalu, siapa kira-kira yang dipilih Mega untuk bertarung dalam Pilpres 2024 mendatang?

1. Ganjar temui Mega untuk menyerahkan lukisan

Tak Diundang di Acara Puan, Ganjar Pilih Temui Megawati dan GowesGubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo ketika menyerahkan lukisan karya Djoko Susilo ke Megawati (www.instagram.com/@djokosusilo_painting)

Kabar tak diberinya undangan pada acara di DPD PDIP Jateng dibenarkan Kepala Bagian Tata Usaha dan Rumah Tangga Pimpinan Setda Provinsi Jateng, Hanung Cahyo. Ia memastikan Ganjar absen karena tidak mendapat undangan.

"Sudah saya cek dan pastikan tidak ada undangan acara tersebut, baik selaku gubernur maupun selaku kader partai," kata Hanung dan dikutip dari kantor berita ANTARA pada Sabtu (22/5/2021). 

Ganjar memilih bertolak ke Jakarta pada Jumat, 21 Mei 2021, karena ingin menemui Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. Di Jakarta, Ganjar mengklaim momen pertemuan tersebut secara khusus dimanfaatkannya untuk memberikan lukisan berjudul "Ibu Megawati Bersama Anak-anak Indonesia" karya Djoko Susilo. 

"Pak Djoko, lukisan sudah diterima ibu. Ibu seneng banget gambar anaknya ceria-ceria. Monggo bu ke Pak Djoko, pesannya apa Bu?" kata Ganjar dalam video yang diunggah akun Instagram @djokosusilo_painting.

Megawati pun langsung menimpali, "Nggih. Pak Djoko maturnuwun nggih (terima kasih ya). Sesuai seperti yang saya inginkan. Sekali lagi maturnuwun," kata dia. 

Baca Juga: PDIP Sengaja Tak Undang Ganjar Saat Puan Kunjungi Jateng, Kenapa Ya?

2. Ganjar dinilai terlalu percaya diri soal pencapresan 2024

Tak Diundang di Acara Puan, Ganjar Pilih Temui Megawati dan GowesANTARA FOTO/Reno Esnir

Dalam observasi pengamat politik Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komaruddin, salah satu penyebab Ganjar tak diundang oleh Puan lantaran terlalu lancang dan percaya diri akan diusung sebagai capres pada 2024 oleh PDIP. Ganjar dinilai merasa di atas angin karena dalam berbagai hasil survei, namanya masuk dalam on top of mind publik.

Sedangkan, menurutnya PDIP ingin mengusung Puan yang notabene putri Megawati. 

"Apa yang disampaikan oleh Bambang Wuryanto itu merupakan suara dari elite-elite PDIP. Mereka memilih menyuarakannya melalui Bambang. Ini bisa terjadi karena Ganjar dalam Bahasa Jawanya tidak 'nyuwun sewu' dalam konteks pencapresan," ungkap Ujang ketika dihubungi oleh IDN Times melalui telepon pada Minggu (23/5/2021). 

Sementara, ketika nama Ganjar berada di jajaran teratas versi survei, maka nama tokoh-tokoh lainnya di PDIP berada di bawah. Termasuk, nama Puan. 

"Sedangkan, arah PDIP itu (akan mengusung) ke Puan. Ini kan ciri khas partai yang banyak dikuasai oleh oligarki maka kemungkinan besar, keputusannya akan jatuh pada orang-orang dekat elite-elite itu," tutur dia lagi. 

Ganjar memang termasuk orang dekat. Tetapi, kata Ujang, tidak akan ada yang bisa mengalahkan anak kandung. 

"Karena dalam politik, kalau bukan keluarga kan belum tentu bisa dipegang. Ganjar misalnya, kalau dikasih tiket (capres), kan belum tentu bisa dipegang," ujarnya. 

3. Sulit bagi Ganjar bersaing dengan Puan jika masih di PDIP

Tak Diundang di Acara Puan, Ganjar Pilih Temui Megawati dan GowesKetua DPR dari fraksi PDI Perjuangan, Puan Maharani (IDN Times/Irfan Fatthurohman)

Menurut Ujang, sulit bagi Ganjar untuk bersaing dengan Puan. Apalagi beberapa waktu belakangan ini, Puan sudah mulai diendorse di ruang publik. 

Sayangnya, kata Ujang, apa pun langkah yang dilakukan oleh Puan belum dilirik publik. Ia lebih dikenal oleh publik mematikan mikrofon ketika sedang dilakukan sidang paripurna pengesahan UU Omnibus Law Cipta Kerja. 

"Dalam konteks hari ini Puan kan seharusnya leading, karena dia sudah duduk sebagai Ketua DPR. Tetapi, situasi kekuasaan saat ini pemerintahan dikuasai oleh PDIP, lalu rakyat butuh dan ingin menyampaikan aspirasi malah tidak di-okekan oleh Puan," tutur Ujang. 

Puan di satu sisi, katanya lagi, malah selalu mendukung apa pun yang disodorkan oleh pemerintah. Mulai dari revisi UU KPK hingga pengesahan UU Cipta Kerja. 

"Ini kan menjadi catatan rakyat dan mereka menanyakan untuk apa memiliki wakil rakyat tapi aspirasinya gak pernah didengar," ujarnya. 

Prediksi Ujang, Ganjar akan tetap berupaya untuk menaikkan elektabilitas hingga mendekati Pilpres 2024. Meski, tahu tidak disukai oleh elite PDIP.

"Bila elektabilitasnya terus tinggi, maka bukannya tidak mungkin ia akan dipinang oleh partai lain jelang Pilpres," katanya. 

Baca Juga: Tidak Keberatan Diganti, Megawati Mulai Cari Penerus Ketum PDIP?

Topik:

  • Jihad Akbar

Berita Terkini Lainnya