Tangis Saut Situmorang di Bahu Laode Saat Hari Terakhir Kerja di KPK

Pimpinan KPK jilid IV akan akhiri masa tugas hari ini

Jakarta, IDN Times - Resmi berakhir sudah kepemimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) jilid ke-4. Mereka memasuki purna tugas pada Jumat (20/12). Sebab, hari ini Presiden Joko "Jokowi" Widodo akan melantik pimpinan komisi antirasuah jilid V yang diketuai oleh jenderal bintang tiga dari Polri, Firli Bahuri. 

Namun, ada cerita menarik di hari terakhir empat pimpinan KPK bekerja. Alexander Marwata tak dihitung lantaran ia akan lanjut bekerja dengan empat pimpinan baru KPK. 

Di acara perpisahan yang digelar khusus untuk para pegawai KPK, rasa haru tak bisa ditutupi dari wajah para pimpinan. Wakil Ketua KPK, Laode M. Syarif mengakui hal tersebut. Ia menyebut koleganya, Saut Situmorang hingga menitikan air mata. 

"Gak tahu, tiba-tiba dia meluk saya, nangis, kemudian bilang: 'saya gak ketemu kamu lagi'. Saya bilang tidak, kita rumahnya tetanggaan di Kalibata.' Saya bilang gitu. Terus dia bilang, 'Kan nanti beda," ujar Syarif menirukan kalimat Saut dan ditemui di gedung Pusat Edukasi Antikorupsi di Jakarta pada Kamis (19/12). 

Mantan pengajar di Universitas Hasanuddin itu mengatakan suasana haru tidak hanya dirasakan oleh pimpinan. Namun, juga oleh para pegawai komisi antirasuah. 

Apalagi tahun 2019 menjadi momen terberat bagi KPK. Selain dihadapkan pada situasi seleksi pimpinan baru yang kontroversial, para pegawai komisi antirasuah juga harus menerima kenyataan pemerintah dan DPR sepakat untuk merevisi undang-undang KPK. Salah satu konsekuensinya para pegawai akan beralih menjadi pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN). 

Lalu, apa aktivitas yang hendak dilakukan oleh empat pimpinan KPK jilid IV usai purna tugas?

1. Pimpinan KPK diberi kenang-kenangan berupa lukisan dari para pegawai

Tangis Saut Situmorang di Bahu Laode Saat Hari Terakhir Kerja di KPK(Wakil Ketua KPK periode 2015-2019 Laode M. Syarif dan Saut Situmorang) IDN Times/Santi Dewi

Kepada media, Syarif mengatakan perpisahan antara para pegawai dengan pimpinan dilakukan di area kantin di lantai tiga. Mereka mendapatkan hadiah dari para pegawai berupa lukisan. 

"Wah, itu hadiahnya cakep banget. Kami diberi foto yang dibuat jadi lukisan gitu, kolase," kata dia pada Kamis kemarin. 

Ia mengaku sudah mulai mengemas barang-barang pribadi di hari terakhir bekerja di KPK. Ia juga meninggalkan kenang-kenangan untuk pimpinan baru yang akan menempati ruang kerjanya. Pimpinan jilid ke-IV menjadi nahkoda KPK pertama yang bekerja di gedung baru berwarna merah putih. Pimpinan sebelumnya bekerja di gedung lama yang berlokasi di kavling C1. 

"Ada, saya punya kulit kerang yang besar, itu akan didapat oleh komisioner yang nantinya akan menempati ruangan saya. Nanti, saya akan tulisan pesan di situ," tutur dia lagi.

Baca Juga: Laode Syarif: Serangan Terhadap Novel Bukan Serangan Terhadap Individu

2. Pimpinan KPK masih terus bekerja hingga hari terakhir

Tangis Saut Situmorang di Bahu Laode Saat Hari Terakhir Kerja di KPK(Wakil Ketua KPK periode 2015-2019 Laode M. Syarif) www.twitter.com/@yatiandriyani

Walaupun masa tugas empat pimpinan KPK berakhir pada Kamis kemarin, namun mereka tetap semangat bekerja. Syarif misalnya pada Kamis kemarin masih meresmikan auditorium di gedung Pusat Edukasi Antikorupsi dengan menyematkan nama dua mahasiswa yang tewas ketika berunjuk rasa di Sulawesi Tenggara yakni Randi dan Yusuf. Keduanya tewas pada (26/9) lalu dalam aksi unjuk rasa menentang undang-undang KPK direvisi. 

Dalam peresmian itu, Syarif turut membacakan puisi yang diberi judul "Anak Laut-Matahari Negeri." Berikut petikannya:

Anak laut itu tumbuh ditanah cadas bebatuan Pantai Lakarinta, Pulau Muna. Tumbuh dari singkong dan jagung yang nembus cadas dan air laut yang menggarami hidupnya. Tanpa peluh, tanpa kesah menjalani hidup yang memang keras dari awalnya.

Di mata Lasali dan Nasrifa, dia adalah matahari di antara dua bulan belahan hati. La Sali tekun mengajari mataharinya arah angin dan riak gelombang agar mampu membaca laut.

Nasrifa tekun mendidiknya mengenal aksara semampu yang dia pahami. Lasali sadar, membaca laut dengan hanya bermodal dayung dan kail tidak akan memuliakan mataharinya. Satu-satunya asa hanya pada ketekunan dan kekerasan hati mataharinya.

Sang anak laut, tumbuh sesuai kehendak alam menembus cadas menyelami karang. Sang anak laut tidak bermimpi menjadi matahari, tetapi dilubuk hatinya, dia bertekad meninggikan tiang perahu ayahnya. Melebarkan dapur ibunya, dan meluaskan pikiran kakak dan adik-adik perempuannya. Lewat bidik misi dia awali perantauannya, mengejar matahari menyalami jala memuliakan ikan. Bahkan disambi dengan menjadi kuli bangunan demi doa dan harapan orang tuanya.

Hari Kamis 26 September 2019, Pantai Lakarinta tenang. Air semilir memanjakan ikan yang melompat riang dibalik matahari sore. La sali sedang melaut dengan jaring dan kail satu-satunya, demi matahari dan dua bulan yang merantau.

Burung laut bersuara lirih menghampiri perahunya, tetapi tak dihiraukan karena angannya dipenuhi matahari dan dua bulan di tanah rantau. Ia tambatkan perahunya lalu menuju rumah dengan menghitung langkahnya. Tetapi kali ini berbeda, karena kerabat menjemputnya dalam diam.

"ohaini.. ohainiii..." artinya ada apa ini.. ada apa ini.

Tak ada suara, tak ada jawaban. Laut nusantara tiba-tiba dingin, ikan terdiam. Anak laut itu melejit jadi matahari, membumbung, menyebar sinarnya, melelehkan, merenggut raganya dan jiwanya tetap hidup bergemuruh di dalam dada anak negeri yang menolak bersekutu dengan kebohongan dan kepalsuan.

Duka anak laut, mengenang Randi.

Sementara, Saut bersama penyidik senior Novel Baswedan kembali menyalakan monitor penghitung hari berapa lama teror air kerasnya belum diungkap oleh pihak kepolisian. Ia pun menitipkan ke pimpinan baru agar ikut mendorong kepolisian mengungkap teror air keras yang menimpa Novel. Sebab, sudah hampir tiga tahun tak diungkap. 

"Mereka secara moral harus bertanggung jawab. Sebagaimana kami, secara moral juga bertanggung jawab," kata Saut semalam di gedung Merah Putih. 

3. Usai purna tugas pimpinan KPK jilid IV akan tetap fokus terhadap upaya pemberantasan korupsi

Tangis Saut Situmorang di Bahu Laode Saat Hari Terakhir Kerja di KPKPimpinan KPK periode 2015-2019 (IDN Times/Santi Dewi)

Masing-masing pimpinan KPK yang sudah purna tugas mengaku tetap memiliki aktivitas terkait dengan pemberantasan korupsi. Saut misalnya, ia mengaku tengah menyiapkan sebuah organisasi yang diharapkan bisa memberikan kontribusi pemberantasan korupsi di Indonesia. 

"Main course-nya sih tetap (mengenai) integritas. Ada banyak saran sih sebaiknya bikin ini dan itu. Tapi, nanti saya akan buat dengan menggunakan kata 'iniative'. XX.. iniative gitu lah. Karena dengan organisasi itu, saya bisa ke Pak Laode, Pak Alex. Pak Laode kan nanti bisa fokus di isu lingkungan," tutur Saut di pemaparan kinerja akhir tahun KPK di gedun Merah Putih pada (17/12) lalu. 

Sementara, Basaria mengaku akan menikmati waktunya untuk pensiun. Sebab, selain ia telah menuntaskan tugas di KPK, komisioner perempuan pertama di komisi antirasuah itu juga secara sukarela mundur dari kepolisian. 

Namun, ia akan meneruskan inisiatif program "Saya Perempuan Antikorupsi" bagi para perempuan purnawirawan Polri. Sebab, sudah ada organisasi di kepolisian yang menaungi para purnawirawan tersebut. 

"SPAK mungkin akan bisa saya tularkan kepada mereka di 34 provinsi di 542 kabupaten/kota. Ini mungkin nantinya yang akan saya laksanakan. Dengan demikian nilai2 antikorupsi bisa berkembang melalui mereka secara massif," kata Basaria. 

Lalu, Syarif rencananya akan kembali ke dunia pendidikan untuk mengajar. 

"Saya akan membuat program antikorupsi dan pendidikan hukum. Bantu polisi, jaksa, KPK dan Mahkamah Agung. Apalagi MA perlu dibantu sekarang," tutur dia. 

Syarif berharap MA bisa kembali lagi seperti dulu ketika menangani kasus korupsi dengan tak memberi korting vonis ke napi kasus rasuah. 

Terakhir, Agus mengaku mengikuti arah takdir yang akan menentukan ia akan ke mana. Sebab, Agus juga telah pensiun sebagai PNS dan menuntaskan tugas di KPK. 

https://www.youtube.com/embed/5UWVlYf4CKQ

Baca Juga: Pimpinan KPK Saut Situmorang Tepis Mundur karena Firli Bahuri Terpilih

Topik:

Berita Terkini Lainnya