Tantang Benny K Harman, Mahfud Kena Sindir Peristiwa Kemeja Putih

Benny K Harman tuding Mahfud bermotif politik

Jakarta, IDN Times - Rapat dengar pendapat antara Komisi III DPR RI dengan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) dan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Ivan Yustiavandana, berlangsung memanas.

Di antaranya saat sesi bertanya dari anggota Komisi III Fraksi Demokrat Benny K. Harman, yang sebelumnya ditantang Mahfud MD agar hadir pada rapat hari ini. Pada momen ini, Mahfud sempat mengacungkan jempol ke arah Benny.

Lalu, Benny mempertanyakan motif Mahfud mengungkap transaksi mencurigakan hingga ratusan triliun rupiah itu, bahkan dia terang-terangan mempertanyakan apakah ada motif politik.

Benny pun melempar guyonan soal peristiwa politik pada 2019. Kala itu Mahfud sudah sempat menyiapkan kemeja putih lantaran diinformasikan bakal dindang ke Istana dan diumumkan akan mendampingi Joko "Jokowi" Widodo sebagai cawapres.

"Saya ingin bapak jadi calon wakil presiden, waktu itu," ujar Benny, tersenyum yang disambut tawa dari hadirin di ruang rapat.

Benny juga mengkritisi pernyataan Mahfud soal dugaan transaksi mencurigakan Rp349 triliun yang disampaikan ke publik tidak secara lengkap. Sehingga menimbulkan banyak spekulasi dan persepsi dari publik, termasuk dirinya.

"Bapak kan pejabat publik wajib menyampaikan informasi ke publik. Sesuai dengan UU Keterbukaan Informasi Publik (KIP), tertulis pejabat publik tidak boleh menyampaikan ke publik isu yang tidak jelas asal usulnya atau masalah yang belum ada pembahasan, pembicaraan dan penyelesaian," ungkap Benny.

"Jadi, informasi publik yang disampaikan adalah informasi yang sudah digodok dan matang," sambung dia.

Pernyataan yang disampaikan Benny ini berbeda dibandingkan saat rapat dengan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK), Ivan Yustiavandana. Ketika itu, politisi Partai Demokrat tersebut memarahi Ivan lantaran ia mengungkap laporan PPATK yang bersifat rahasia kepada Mahfud.

Benny juga menuding Ivan dan Mahfud memiliki motif politik yang tidak sehat dengan mengungkap dugaan transaksi mencurigakan senilai Rp349 triliun. Benny berdalih pikiran itu muncul lantaran informasi yang disampaikan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) tersebut tidak utuh.

"Sampai ada yang mengatakan bahwa Pak Mahfud ini ingin menjadikan isu ini sebagai panggung calon wakil presiden atau calon presiden. Bagi saya, kalau ada yang mengatakan itu, hal tersebut biasa. Itu hak Beliau dan Beliau pantas untuk itu. Tapi, itu kan saya ngomong untuk (peristiwa) yang dulu," kata Benny berseloroh, disambut senyum oleh Mahfud.

Dalam rapat itu, Benny menyebut bahwa data yang dipaparkan Menteri Keuangan Sri Mulyani saat raker dengan Komisi XI berbeda dengan yang ditunjukkan Mahfud. "Maka, saya bingung mana yang harus saya percaya," tutur dia.

Baca Juga: Mahfud: Data Transaksi TPPU Rp349 Triliun Terbagi Dalam 3 Kelompok

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya