Tiga Fakta Baru Terungkap dari Reka Adegan Tabrak Lari di Nagreg

Tersangka sempat tanya ke saksi lokasi ambulans terdekat

Jakarta, IDN Times - Polisi Militer TNI pada Senin pagi, 3 Januari 2022, menggelar reka adegan peristiwa tabrak lari yang menewaskan sepasang remaja Salsabila (14 tahun) dan Handi Saputra (17 tahun). Peristiwa tragis itu melibatkan tiga anggota TNI Angkatan Darat (AD) sebagai tersangka. 

IDN Times yang ikut memantau peristiwa itu dari dekat melaporkan reka adegan dimulai sekitar pukul 09.25 WIB. POM TNI menghadirkan tiga tersangka yakni Kolonel Infanteri Priyanto, Kopda Andreas Dwi Atmoko, dan Koptu A. Sholeh.

Ketiganya ikut dihadirkan di lokasi kejadian tabrak lari, baik di Nagreg, Kabupaten Bandung maupun di Banyumas, Jawa Tengah. Mereka terlihat mengenakan baju tahanan berwarna kuning, berkepala plontos dan tangan diborgol. 

Acara reka adegan itu dinanti banyak warga, termasuk orang tua Handi dan Salsabila. Ayah Salsa, Jajang (47 tahun) mengaku tak sanggup melihat adegan demi adegan yang diperagakan oleh tiga tersangka. Ia sakit hati ketika tahu putrinya ditabrak dan tidak dibawa ke rumah sakit oleh para tersangka.

"Saya tidak kuat, sempoyongan saya lihat pelaku. Sudah, saya serahkan saja ke proses hukum. Kasihan anak saya," ujar Jajang. 

Ia mengaku berusaha ikhlas terhadap nasib putri bungsunya itu. "Ya, mau apa. Kan (Salsabila) gak bisa kembali lagi," tutur dia.

Reka adegan di seberang SPBU Ciaro, Kecamatan Nagreg itu berlangsung tak lebih dari 10 menit. Warga tidak bisa menyaksikan reka adegan dari jarak dekat.

Di sana, POM TNI turut menghadirkan satu saksi Saefudin Juhri, satu sepeda motor, satu mobil Isuzu Panther, dan boneka manekin untuk menggantikan korban. Berikut tiga fakta baru yang terungkap dari reka adegan pada Senin kemarin:

1. Usai ditabrak, Salsabila ditemukan di kolong mobil dan tewas di tempat

Tiga Fakta Baru Terungkap dari Reka Adegan Tabrak Lari di NagregReka adegan tabrak lari di Kecamatan Nagreg yang menewaskan Handi Saputra dan Salsabila (IDN Times/Aris Darussalam)

Dari reka adegan yang dilakukan pada Senin kemarin, terungkap baik Handi Saputra maupun Salsabila datang berboncengan dari arah berlawanan mobil yang dikemudikan anggota TNI AD tersebut. Keduanya tidak mengenakan helm. 

Saat hendak menyeberang jalan, sepeda motor Handi ditabrak mobil Isuzu Panther bernomor B 300 QQ. Salsabila dan Handi terpental dari motor. Tubuh Salsabila ditemukan sudah berada di kolong mobil Isuzu Panther milik Kolonel Infanteri Priyanto. Sedangkan, tubuh Handi berada di samping mobil. 

Dua tersangka kemudian menarik tubuh Salsabila dari kolong mobil. Tubuhnya diletakan di samping tubuh Handi yang sudah dievakuasi ke pinggir jalan. 

Tersangka satu dan dua kemudian terlihat mengevakuasi tubuh Salsabila ke jok tengah mobil. Sedangkan, tersangka satu, tiga, dan satu saksi mengangkut tubuh Handi ke jok belakang mobil. 

Warga yang berada di sekitar lokasi mengira ketiga tersangka akan membawa Handi dan Salsabila ke rumah sakit.

Baca Juga: Ayah Korban Tabrak Lari Nagreg: Kenapa Jasad Anak Saya Malah Dibuang?

2. Salah satu tersangka sempat bertanya, apakah ada ambulans di sekitar lokasi kecelakaan

Tiga Fakta Baru Terungkap dari Reka Adegan Tabrak Lari di NagregPotongan foto yang menggambarkan pelaku membawa tubuh korban tabrak lari di Nagreg ke dalam mobilnya pada 8 Desember 2021 (www.instagram.com/@infojawabarat)

Dalam reka adegan itu, POM TNI juga menghadirkan satu-satunya saksi warga sipil yakni Saefudin Juhri. Ia sempat terlihat membelakangi dan menatap dua tersangka mengangkat dua korban. 

Kepada media, Saefudin mengaku ikut melakukan empat dari lima adegan rekonstruksi. "Saya saat itu ikut membantu dan menggotong korban dibawa ke pinggir, hingga dimasukkan ke mobil ada. Total ada empat adegan," ujar dia.

Saefudin mengisahkan ketika kecelakaan itu terjadi pada 8 Desember 2021, ia sedang bekerja memuat pasir. Tiba-tiba ia mendengar suara benturan yang cukup keras. 

"Ketika saya keluar, saya sudah melihat korban sudah tergeletak," kata dia.

Saefudin mengatakan banyak warga yang melihat kejadian tersebut tapi tak menghampiri. Dia kemudian membantu tersangka memindahkan korban ke jalan yang menuju makam. Ia sempat mendengar pengemudi kendaraan itu sempat mengatakan agar sebaiknya dua korban dibawa ke rumah sakit.

Salah satu tersangka sempat bertanya, apakah ada mobil ambulans terdekat di daerah itu. "Saya tidak tahu (ambulans di sekitar situ). Saya jawab gak ada di sini, gak ada ambulans," katanya, menjawab pertanyaan seorang tersangka.

"Dia (tersangka) bilang mau ke rumah sakit. Tolonglah bantuin, mau dibawa ke rumah sakit saja. Karena tidak ada masyarakat yang menghampiri, ya sudah saya bantu naikin ke mobil," kata Saefudin. 

Ia mengaku terkejut karena belakangan diketahui tubuh kedua korban tak dibawa ke rumah sakit dan malah ditemukan di sungai di wilayah Jawa Tengah. 

3. Tubuh Salsabila dan Handi dibuang tersangka dari jembatan Sungai Tajum

Tiga Fakta Baru Terungkap dari Reka Adegan Tabrak Lari di NagregAnggota TNI Angkatan Darat (AD) ketika melakukan reka adegan di area Banyumas, Jawa Tengah pada 3 Januari 2022. (www.instagram.com/@puspom_tni_ad)

Reka adegan kemudian bergeser ke Banyumas, Jawa Tengah. Mereka melakukan reka adegan tepatnya di Jembatan Sungai Tajum, Desa Menganti, Kecamatan Rawalo. Sungai Tajum merupakan anak aliran Sungai Serayu. 

Untuk bisa mencapai ke lokasi kedua, butuh waktu sekitar enam jam perjalanan darat dari Nagreg. Di lokasi ini, tiga tersangka membuang tubuh dua korban ke sungai. 

Mereka melakukan reka adegan itu sekitar pukul 14.00 WIB hingga 14.25 WIB. Lokasi ini pun dijaga ketat polisi militer dan aparat kepolisian. 

Dalam reka adegan itu terungkap tiga prajurit TNI AD itu datang dari arah selatan (Cilacap) menggunakan mobil pengganti Isuzu Panther warna hitam. Ketiganya kemudian berhenti ketika tiba di tengah jembatan. 

Tubuh korban Salsabila lalu dibuang dari sisi barat jembatan dengan posisi kepala terlebih dahulu. Sementara, Handi dibuang di titik yang sama namun dengan posisi kaki lebih dulu. Berdasarkan keterangan dari Kabid Kedokteran dan Kesehatan Polda Jateng, Kombes (Pol) dr. Summy Hastry mengatakan, ketika dibuang, Handi kemungkinan dalam kondisi masih hidup. 

Hal itu diketahui berdasarkan hasil autopsi terhadap jenazah Handi. Summy mengatakan di dalam saluran napas hingga paru-paru Handi ditemukan air dan pasir. Bahkan, hasil autopsi menegaskan Handi tewas bukan akibat kecelakaan, melainkan tenggelam.

Baca Juga: Kronologi Kecelakaan 2 Remaja di Nagreg yang Libatkan 3 Anggota TNI AD

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya