TNI AL Resmi Setop Operasi Pengangkatan Badan KRI Nanggala-402

AL Tiongkok telah melakukan penyelaman 20 kali di laut Bali

Jakarta, IDN Times - TNI Angkatan Laut akhirnya resmi mengakhiri operasi pengangkatan badan KRI Nanggala 402 pada 31 Mei lalu. Mulai Juni, TNI AL tidak memperpanjang kerja sama dengan AL Tiongkok untuk mengangkat badan kapal selam buatan Jerman itu dari kedalaman 838 meter. Keputusan itu berdekatan dengan momentum 40 hari tenggelamnya KRI Nanggala 402 di utara laut Bali. 

Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama Julius Widjojono mengatakan, saat ini masih menunggu surat yang dirilis oleh Panglima TNI.

"Surat (resmi pemberitahuan) sudah diajukan secara hierarki dan nanti juga ditujukan ke Panglima TNI," kata Julius melalui pesan pendek kepada IDN Times pada Rabu, 2 Juni 2021. 

Koordinasi mengenai penghentian operasi pengangkatan dilakukan oleh TNI AL dengan AL Negeri Tirai Bambu. Dalam operasi pengangkatan badan kapal yang berlangsung selama satu bulan, Tiongkok mengirimkan tiga kapal yaitu PLA Navy Ship Ocean Tug Nantuo-195, PLA Navy Ocean Salvage, dan Rescue Yong Xing Dao-863. Ada pula Research Vessel Tan Suo Er Hao yang ikut dikirim. 

"Ini merupakan bukti nyata adanya persahabatan yang kuat di antara angkatan laut sedunia Seaman Brotherhood. Bagi TNI AL, kegiatan yang sudah dilakukan ini menjadi pengetahuan dan referensi ke depan untuk lebih meningkatkan kerja sama hubungan bilateral antar AL," demikian isi keterangan tertulis TNI AL pada Kamis (3/6/2021). 

Kepala Gugus Keamanan Laut (Danguskamla) Komando Armada II Laksamana Pertama TNI I Gung Putu Alit Jaya secara langsung menyampaikan rasa terima kasih dalam rapat koordinasi pengakhiran operasi salvage kapal selam KRI Nanggala-402. Rapat koordinasi itu dilakukan di Hotel Mulia Senayan, Jakarta.

Rapat pengakhiran upaya evakuasi Nanggala dihadiri Atase Pertahanan (Athan) Tiongkok untuk RI Senior Kolonel Chen Yongjing mewakili Pemerintah Tiongkok, Wakil Athan Kolonel Zheng Yuanyuan, Wakil Konjen Denpasar Mei Yuncai.

"Kami mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada kapal-kapal yang telah bersusah payah melakukan pengangkatan di dasar laut serta permohonan maaf apabila ada ketidaknyamanan yang dirasakan selama melaksanakan operasi ini," ungkap Gung dalam keterangan tertulis. 

Lalu, apa saja bagian kapal yang berhasil diangkat dari kedalaman 838 meter?

1. Operasi pengangkatan KRI Nanggala-402 dari kedalaman 838 meter berisiko

TNI AL Resmi Setop Operasi Pengangkatan Badan KRI Nanggala-402Kepala Gugus Keamanan Laut Komando Armada II Laksamana Pertama TNI I Gung Putu Alit Jaya bersama Atase Pertahanan Tiongkok (Dokumentasi TNI AL)

Putu Alit mengakui, operasi salvage KRI Nanggala-402 di kedalaman 838 meter bukan hal yang mudah dan mengandung risiko serta kesulitan yang sangat tinggi.

"Selama pelaksanaan operasi salvage ini telah dilaksanakan penyelaman sebanyak 20 kali dan berhasil mengangkat material-material penting yang merupakan wujud kesuksesan luar biasa dari kinerja tim salvage," kata dia.

Sementara, Senior Kolonel Chen Yongjing mewakili Pemerintah Tiongkok menyampaikan, selama lebih kurang satu bulan, AL Negeri Tirai Bambu dan TNI AL telah bekerja sama dan berkoordinasi dengan baik. Tim dari Tiongkok, kata Chen, juga berupaya mengumpulkan sebanyak-banyaknya dokumentasi berupa foto dan video. Mereka juga mengangkat sebagian badan KRI Nanggala. Semua bagian badan itu sudah diserahterimakan ke pihak Indonesia.

"Ini merupakan salah satu bukti nyata kegiatan penyelamatan humanitarian yang dilakukan bersama dengan TNI AL," ungkap Chen. 

Baca Juga: 7 Potret Benda dari KRI Nanggala-402 yang Ditemukan AL Tiongkok

2. Jenazah kru KRI Nanggala-402 diperkirakan berada di bagian badan tekan

TNI AL Resmi Setop Operasi Pengangkatan Badan KRI Nanggala-402Operasi evakuasi KRI Nanggala 402 dengan AL Tiongkok (IDN Times/Aditya Pratama)

Sinyal operasi pengangkatan KRI Nanggala-402 tidak lagi diperpanjang sebenarnya sudah disampaikan Panglima Komando Armada II Laksamana Muda TNI Iwan Isnurwanto, ketika memberikan keterangan pers di markas TNI AL di Denpasar, Bali, pada 18 Mei 2021. Ketika itu, Iwan menyampaikan pernyataan dari AL Tiongkok bahwa mereka tidak bisa memberikan kepastian kapan operasi pengangkatan dapat selesai. 

"Tetapi, saya menyampaikan kemampuan mereka untuk mengangkat sail, stern (membutuhkan) waktu dua atau tiga hari dengan dua hari cadangan, (jadi total) lima hari. Maka sekarang tanggal 18 (Mei) saya tanya mungkinkah tanggal 26 Mei menjadi batas waktu pelaksanaan operasi ini, mereka belum menjawab. Hal ini sudah kami laporkan ke pimpinan," kata Iwan ketika itu. 

"Dan mungkin (operasi hanya berlangsung) sampai akhir bulan Mei ini. Setelah itu, kita akan berkomunikasi secara intensif bagaimana jalan keluar yang akan dilaksanakan," tambahnya. 

Di dalam jumpa pers yang sama, Iwan menyampaikan, hingga kini 53 jenazah kru KRI Nanggala-402 juga belum ditemukan. Diduga mereka berada di bagian badan tekan (pressure hull). Sedangkan, bagian badan tekan juga belum berhasil ditemukan. 

Pria yang juga sempat menjadi komandan di KRI Nanggala-402 itu menduga bagian badan tekan masuk ke dalam kawah yang memiliki kedalaman sekitar 15 meter di dasar Laut Bali.

"Side sonar tidak mampu menjangkau kedalaman crater. Benda itu hanya berhasil mendeteksi di sana ada crater," tutur dia.

3. Analis pertahanan mengatakan investigasi KRI Nanggala-402 bisa dilakukan tanpa perlu angkat badan kapal

TNI AL Resmi Setop Operasi Pengangkatan Badan KRI Nanggala-402Pengamat bidang militer dan hankam dari Universitas Indonesia, Connie Rahakundini Bakrie ketika berbicara di program "Ngobrol Seru" (Tangkapan layar YouTube IDN Times)

Sementara, sejak awal analis pertahanan dari Universitas Pertahanan Indonesia Connie Rahakundini Bakrie mengusulkan agar badan KRI Nanggala-402 tidak perlu diangkat dari kedalaman 838 meter. Selain membutuhkan biaya yang besar, juga dapat membahayakan para penyelam yang dikerahkan dalam operasi evakuasi tersebut. 

"Setiap 10 meter di kedalaman laut, satu atmosfer bertambah. Bila yang dikerahkan penyelam manusia sudah pasti tak mampu menembus kedalaman segitu, paru-parunya sudah meledak kali," ungkap Connie ketika berbincang dengan IDN Times di program "Ngobrol Seru" pada 27 April 2021. 

Ia juga menambahkan, anggaran cadangan TNI AL untuk memenuhi kebutuhan minimum alutsista saja sudah susah. Sehingga, menurutnya lebih baik ditinjau ulang operasi pengangkatan badan KRI Nanggala-402.

"Saya pernah berada di Hawaii untuk sekolah, bila ada kapal selam (tenggelam) ya tetap dibiarkan di bawah laut, untuk apa diangkat. Biarkan itu menjadi monumen dan pengingat bahwa kita sudah melakukan kesalahan besar karena tak serius mengurus angkatan bersenjata hingga terjadi insiden ini," katanya lagi. 

Alih-alih mengangkat badan kapal, lebih baik dilakukan investigasi dengan memeriksa catatan pemeliharaan atau overhaul alutsista tersebut sebelum dikerahkan untuk latihan pada 21 April 2021 itu. 

https://www.youtube.com/embed/bvSTe0Ro_P4

Baca Juga: Tantangan Kru Kapal Selam: Tahan Stres Hingga Tak Lihat Sinar Matahari

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya