TNI Perketat Pengamanan Objek Vital Nasional Usai 2 Aksi Teror

Pengamanan ekstra di gereja sudah dimulai sejak Kamis 

Jakarta, IDN Times - Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengatakan, pihaknya meningkatkan pengamanan di objek-objek vital nasional, termasuk rumah ibadah usai terjadi dua teror dalam waktu berdekatan. Peningkatan pengamanan itu dilakukan dengan melakukan patroli bersama Polri dan mendirikan posko komando taktis. 

"Saya telah memerintahkan seluruh jajaran TNI untuk meningkatkan pengamanan, termasuk gereja hingga objek vital nasional," ungkap Hadi seperti dikutip dari ANTARA pada Kamis, 1 April 2021.

Ia menambahkan, pengamanan ekstra khususnya di gereja sudah mulai dilakukan sejak Kamis kemarin. Apalagi umat Kristiani pada pekan ini akan memperingatan hari Paskah yang digelar pada Minggu, 4 April 2021. 

"Posko komando taktis dibangun di titik-titik terpilih," tutur Hadi yang pernah menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Udara (AU) itu. 

Lalu, pengamanan seperti apa yang dilakukan di titik-titik rawan terjadinya aksi teror?

1. Kapolri pastikan keamanan di wilayah yang mayoritas Nasrani kondusif

TNI Perketat Pengamanan Objek Vital Nasional Usai 2 Aksi TerorKapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo ketika berbincang dengan Uskup Manado, Mgr. Benecditus Estephanus Rolly Untu (ANTARA FOTO/Adwit B. Pramono)

Jaminan bahwa situasi akan kondusif saat peringatan Hari Paskah juga disampaikan oleh Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo. Ia memastikan, situasi aman di saat umat Kristiani melakukan ibadah malam Jumat Agung hingga merayakan kenaikan Isa Almasih pada hari Minggu. 

"Kami memastikan ibadah di wilayah yang mayoritas Nasrani dan banyak terdapat gereja aman," ujar Listyo dalam keterangan tertulisnya Kamis kemarin. 

Untuk memastikan keamanan saat perayaan Jumat Agung hingga Paskah, Listyo melakukan peninjauan langsung ke gereja di Sulawesi Utara. Ada dua gereja yang dikunjungi Listyo yaitu Gereja Katedral dan Gereja Masehi Injil Minahasa. Ia ingin memberikan rasa aman bagi umat Kristiani yang menjalani ibadah menjelang Paskah. 

Di Provinsi Sulut terdapat 5.279 tempat ibadah untuk agama Kristen Protestan dan 259 gereja yang digunakan oleh umat Katolik. Mengutip data dari kantor berita ANTARA, wilayah itu mayoritas dihuni oleh warga dengan agama Kristen (64 persen), Islam (30 persen) dan agama lainnya (6 persen). 

Baca Juga: BIN Bantah Kebobolan Tak Bisa Cegah Teror Gereja Katedral Makassar

2. Kompolnas sempat pertanyakan mengapa Mabes Polri bisa dimasuki teroris

TNI Perketat Pengamanan Objek Vital Nasional Usai 2 Aksi Teror(Eks ketua tim penyidik kasus BNI Irjen (Purn) Benny Mamoto) IDN Times/Panji Galih

Sementara, Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Benny Mamoto mengaku heran, bagaimana bisa teroris dapat memasuki wilayah Mabes Polri, Trunojoyo, Jakarta Pusat pada Rabu, 31 Maret 2021 lalu. Ia mempertanyakan, apakah tidak ada personel polisi wanita yang berjaga di pos polisi. 

"Yang perlu diwaspadai adalah bagaimana proses dia bisa menerobos masuk. Seharusnya, perlu dilakukan penggeledahan setiap kali ada yang masuk," ungkap Benny ketika berbicara kepada stasiun berita CNN TV

Ia mengatakan, serangan ke kantor polisi bukan baru sekali terjadi. Pensiunan jenderal polisi yang pernah bertugas di Densus 88 Antiteror itu mengatakan, sebelumnya kantor polisi baik di tingkat polres maupun polda sudah pernah jadi target. 

Ia menjelaskan, polisi juga dijadikan target serangan karena para teroris geram rekan-rekannya ditangkap oleh personel keamanan. 

3. Pelaku teror dibolehkan masuk ke Mabes Polri karena menanyakan pos pelayanan

TNI Perketat Pengamanan Objek Vital Nasional Usai 2 Aksi TerorPersonel kepolisian dengan rompi anti peluru dan senjata laras panjang berjaga di Mabes Polri, Jakarta, Rabu, 31 Maret 2021 (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Sementara, Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo menjelaskan, pelaku teror yang berinisial ZA dibolehkan masuk ke wilayah Mabes Polri karena menanyakan mengenai posisi pos pelayanan. Selama ini, Mabes Polri juga masih memberikan pelayanan bagi warga mulai dari pelaporan tindak kejahatan hingga perpanjangan dokumen. 

Listyo mengatakan, pelaku yang baru berusia 25 tahun itu tiba di Mabes Polri di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan sekitar pukul 16.30 WIB. Petugas polisi kemudian mengarahkan ZA ke lokasi yang ia maksud. 

"Yang bersangkutan menuju kantor pos, tapi setelah itu yang bersangkutan kembali, dan menyerang penjaga. Kemudian dari tindakan tersebut dilakukan tindakan tegas terukur," ungkap Sigit. 

Baca Juga: [BREAKING] Begini Isi Surat Wasiat Pelaku Teror di Mabes Polri untuk Keluarganya

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya