Total WNI di Luar RI yang Meninggal karena COVID-19 Jadi 6 Orang

Masih ada 204 WNI yang dirawat di 24 negara

Jakarta, IDN Times - Peningkatan jumlah pasien COVID-19 yang meninggal tidak hanya terjadi terhadap warga Indonesia di dalam negeri. Tetapi, juga menimpa WNI yang berada di luar Tanah Air. Menurut data yang dikutip dari media sosial Kementerian Luar Negeri pada Minggu (5/4) pukul 20:00 WIB, ada enam WNI di luar RI yang meninggal usai terpapar COVID-19. 

Keenam WNI yang meninggal tersebut itu tersebar di empat negara, dengan rincian 2 WNI meninggal di Singapura, 2 WNI menghembuskan nafas terakhir di Malaysia dan masing-masing satu WNI di Inggris serta di Belanda. 

WNI terbaru yang meninggal berada di Belanda pada (4/4). Plt juru bicara Kemenlu, Teuku Faizasyah mengatakan pasien yang meninggal di Belanda berjenis kelamin laki-laki. 

"Almarhum bukan pelajar dan sudah lama bermukim di Belanda," ungkap Faiza melalui pesan pendek kepada IDN Times pada Sabtu kemarin. 

Catatan lain yang cukup mengejutkan yakni terjadi peningkatan signifikan terhadap ABK pesiar asal Indonesia yang terpapar COVID-19. Berdasarkan data di akun media sosial Kemenlu hingga hari ini, sudah ada 66 ABK Indonesia yang terinfeksi COVID-19. Mereka tidak hanya bekerja di satu kapal pesiar, melainkan beberapa. 

Lalu, di negara mana WNI paling banyak terpapar virus corona?

1. WNI paling banyak terpapar COVID-19 berada di Malaysia yakni 42 WNI, 3 di antaranya sembuh

Total WNI di Luar RI yang Meninggal karena COVID-19 Jadi 6 OrangJewel Singapore (IDN Times/Masdalena Napitupulu)

Berdasarkan data dari Kemenlu per (5/4), jumlah WNI yang terpapar COVID-19 paling banyak berada di Malaysia. Total WNI yang terinfeksi virus corona mencapai 42 orang.

Sebanyak 3 WNI di antaranya berhasil sembuh dan 2 orang diketahui meninggal. Sisa 37 WNI lainnya masih dirawat di rumah sakit dan dalam kondisi stabil. 

Plt juru bicara Kemenlu, Teuku Faizasyah menjelaskan dua WNI yang meninggal di Malaysia bukan bagian dari jemaah tablig akbar yang sempat digelar di Masjid Jamek Sri Petaling. 

"Satu WNI berasal dari Kuching dan dimakamkan Selangor. Sementara, WNI kedua yang meninggal juga tidak terkait jemaah tablig," tutur Faiza kepada IDN Times melalui pesan pendek pada Sabtu (4/4). 

Bagi WNI yang dirawat di Malaysia biayanya masih ditanggung oleh pemerintah setempat. Pemerintah Malaysia juga menggratiskan biaya bagi individu yang ingin menjalani tes COVID-19. 

Berikut daftar penyebaran WNI yang dirawat di 24 negara berbeda dan terinfeksi saat berada di atas kapal pesiar: 

  1. Jepang: 9 WNI (semua sembuh)
  2. Taiwan: 3 WNI (stabil)
  3. Australia: 2 WNI (stabil)
  4. Uni Emirat Arab: 2 WNI (stabil)
  5. Arab Saudi: 6 WNI (stabil)
  6. Makau (RRT): 3 WNI (stabil)
  7. India: 14 WNI (10 sembuh; 4 stabil)
  8. Filipina: 1 WNI (stabil)
  9. Inggris: 3 WNI (2 stabil; 1 meninggal)
  10. Kamboja: 2 WNI (stabil)
  11. Oman: 1 WNI (stabil)
  12. Korea Selatan: 1 WNI (stabil)
  13. Finlandia: 2 WNI (stabil)
  14. Belanda: 4 WNI (2 sembuh; 1 stabil; 1 meninggal)
  15. Amerika Serikat: 2 WNI (stabil)
  16. Qatar: 4 WNI (stabil)
  17. Spanyol: 11 WNI (2 sembuh; 9 stabil)
  18. Brunei Darussalam: 4 WNI (1 sembuh; 3 stabil)
  19. Vatikan: 7 WNI (stabil)
  20. Jerman: 7 WNI (stabil)
  21. Malaysia: 42 WNI (3 sembuh; 2 meninggal; 37 stabil)
  22. Irlandia: 1 WNI (stabil)
  23. Singapura: 38 WNI (7 sembuh; 1 dalam perawatan khusus; 28 stabil; 2 meninggal)
  24. Belgia: 1 WNI (stabil)
  25. Pakistan: 4 WNI (stabil)
  26. International conveyence (kapal pesiar): 66 WNI (stabil)

Baca Juga: Sakit Covid-19 di Singapura, Pendatang Siap-siap Rogoh Kocek Sendiri 

2. Ada lebih dari 15 ribu ABK asal Indonesia yang kena imbas wabah COVID-19

Total WNI di Luar RI yang Meninggal karena COVID-19 Jadi 6 Orang(Ilustrasi kapal pesiar MS Zaandam) www.hollandamerica.com

Sementara, wabah COVID-19 turut berimbas ke WNI yang mencari nafkah di luar Indonesia. Dua kelompok WNI yang menjadi fokus perhatian pemerintah yakni ABK pesiar dan TKI yang bekerja di Malaysia. Dua kelompok ini menjadi perhatian karena diprediksi mereka akan kembali ke Tanah Air, lantaran tak ada pekerjaan di situasi wabah COVID-19. 

Menurut Direktur Perlindungan WNI Kemenlu, Judha Nugraha, hingga (4/4) ada sekitar 15.011 ABK asal Indonesia yang tesebar di 103 kapal pesiar. 

"Tidak seluruhnya dari mereka akan pulang ke Indonesia, tetapi ada sebagian yang tetap memutuskan bekerja di kapal sebagai minimum safe manning. Jadi, ketika kapal itu tidak beroperasi untuk mengangkut penumpang, kapal itu tetap harus beroperasi dengan apa yang disebut minimum safe manning," ungkap Judha ketika memberikan keterangan pers secara virtual pada (1/4) lalu. 

Dari angka 15 ribu ABK itu, sebanyak 932 di antaranya sudah tiba di Tanah Air pada periode 31 Maret hingga 1 April 2020. Mereka terbang menggunakan pesawat charter atau penerbangan komersial. Para ABK itu bekerja di kapal pesiar yang bersandar di Amerika Serikat. 

"349 ABK yang bekerja di beberapa kapal pesiar milik Royal Caribbean Group dan Norwegian Cruise Line tiba di Indonesia pada 31 Maret 2020 dan 583 ABK dari kapal-kapal pesiar milik Royal Caribbean Group dan Carnival Group tiba di Indonesia pada 1 April 2020," demikian tulis Kemenlu di situs resminya pada (1/4) lalu. 

3. Pemerintah minta agar perusahaan pemilik kapal memenuhi hak para ABK asal Indonesia

Total WNI di Luar RI yang Meninggal karena COVID-19 Jadi 6 OrangKapal pesiar Grand Princess membawa penumpang yang dinyatakan positif terjangkit COVID-19 terlihat di Laut Pasifik di luar San Francisco, California, Amerika Serikat, pada 7 Maret 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Stephen Lam

Pemerintah Indonesia juga meminta kepada perusahaan pemilik kapal pesiar agar tetap memenuhi hak-hak para ABK. Selama proses pemulangan pun, perwakilan RI, kata Kemenlu, tetap berkomunikasi dengan para ABK untuk memastikan kepulangan mereka ke Tanah Air. 

"Sebelum pulang, para ABK telah menjalani tes kesehatan dan tidak memiliki gejala-gejala yang menunjukkan mereka sudah terinfeksi COVID-19," kata Kemenlu di situs resminya. 

Plt juru bicara Kemenlu, Teuku Faizasyah mengatakan pemerintah tidak bisa memprediksi bagaimana nasib para ABK bila pandemi COVID-19 terus berkepanjangan. Tetapi, bila melihat riwayat rekam kerja antara para pekerja dengan perusahaan pemilik kapal, ABK bisa kembali bekerja. 

https://www.youtube.com/embed/tjxHELqn72E

Baca Juga: Wabah COVID-19: RI Antisipasi Kepulangan TKI dari Malaysia dan ABK

Topik:

  • Septi Riyani

Berita Terkini Lainnya